15

1.2K 68 0
                                    

Setela semua anggota bubar, melakukan misi masing-masing, chanyeol berjalan menuju taman belakangnya.
Disama sudah terdapat duaJ bersama baekhyun. Hari ini adalah hari ulangtahun mereka, makanya disana terdapat kue tar dan berbagai makanan kecil lainnya.
"Daddy lihat kuenya, pasti sangat enak"
Jesper lansung duduk di atas pangkuan chanyeol sementara jakson memberikan kecupan pada pipi chanyeol.
"Benerkah, sepertinya kedua anak daddy sangat senang ya"
"Tentu saja.., bukan begitu hyung"
"Ya jes"
Mendengar hal itu membuat chanyeol menjadi bahagia terutama melihat baekhyun yang menyiapkan beberapa hal yang lainnya.
"Bee.. Apa sudah selesai"
"Tentu saja yeolli"
"Baguslah"
Mereka berempat saling tertawa dan bermain. Senyum indah terukir di wajah mereka.
"Jes jakson, dengarkan daddy. Ini hadiah untuk kalian. Ku harap kalain berdua manjaganya dan menggunakannya sebaik mungkin"
"Eoh, apa ini daddy, apa mainan balu?"
Jasper memanyunkan bibirnya sambil berjalan menuju pangkuan baekhyun
"Hmm.. Daddy apa jakson boleh membukanya?"
"Nanti sayang, jes jakson pergilah menuju paman kai dan lay buka bersama mereka, lakukan apa yang mereka suruh lalu dengarkan penjelasan mereka oke"
"Baiklah kami mengerti dad"
Jakson menggenggam tangan jesper dan mereka berjalan beriringan menuju ruangan kai dan lay.
"Bee.. Kemarilah"
Dengan senyum baekhyun mendekati chanyeol, dan duduk di atas pangkun sang dominan.
"Baekh, kau taukan aku ini siapa?"
"Ya aku tau dad, lalu?"
"Aku ingin melatih jes dan jakson agar mereka menjadi kuat dan bisa melindungi diri mereka sendiri"
"Huff.. Aku sudah tau akan begini, dad aku hanya tak ingin jas dan jakson terluka jadi didiklah mereka menjadi anak yang kuat ya."
"Tentu saja baby aku melakukannya"
Biarkan dua pasangan itu bersenang-senang.

Dilain tempat jakson menuntun jesper untuk masuk menuju tempat  lay berada.
"Paman lay, daddy meminta kami untuk membuka kado ini bersama mu"
"Benerakan, kalau begitu lakukan"
Apa chanyeol memberikan kado yang berbahaya, sampai-sampai harus dengan ku yang benar saja.

Ketika duaJ membuka kado tersebut lay terkejut akan hal yang dilihatnya terdapat pistol dengan ukiran nama sikembar, melihat benda itu lay sudah tau arah tujuan chanyeol.
"paman bukan kah ini senjata api? Apa kami akan belajar menggunakannya?"
"Ya jakson, daddy kalian ingin kau dan adikmu bisa menjaga diri jadi bersiaplah, dan dengarkan penjelasanku"
"Tapi jes tak mau, itu mengerikan"
Mendengar perkataan sang adik membuat jakson harus melakukan berbagai cara agar sang kecil mau melakukakannya. Menunggu 10 menit akhirnya jakson bisa membuat jes mau untuk berlatih senjata api.

Dengan baik duaJ menyimak setiap kata yang di ucapkan lay. Mereka seolah seperti orang dewasa uang sedang melakuka rapat penting dengan wajah yang begitu imut.
"Apa kalian mengerti?"
"Ya paman"
"Hmm"
"Baiklah pegang senjata kalian kita berlatih di lantai dasar, ikuti paman oke"
KeduaJ kengikuti lay menuju taman belakang, dimana sudah terdapat daddy dan papa mereka.
"Bagaimana?  Apa kalian mau mencoba?"
Jesper menatap  sang kakak menunggu jawaban karna jesper selalu begitu, melakukan apa keputisan sang kakak.
"Tentu, aku dan jesper bukan anak lemah, bukan begitu jes"
"Hmm.. Iya"
"Baiklah daddy dan papa akan menemani kalian, lakukan tugas mu lay"
"Tentu"
lay mulai merangkan cara memakainya, memegang, menebak yang benar, membidik sasaran, dan mencotohkannya.
Mereka berdua mengagguk paham dam mulai memcoba.
Bagi jasper itu sedikit susah dia perlu mengulai dua kali pada tempakan le tiga barulah ia menembak dengan tetap, berbandik terbalik dengan jakson dalam satu percobaan dia melakukan dengan baik.
Dengan senyum indah mereka berlari memeluk daddy dan papa mereka.
Mengatakan apa yang mereka rasakan ketika menebak barusan.

Selama seminggu berbagai latihan mereka lakukan, darienembak, bertarung dengan senjata atau tanppa senjata, mengatur emosi. Dalam bidang fisik memamg jakson unggul namun di bindang biologis jesper unggul. Namum tentu mereka tetap hebat pada dua bagian tersebut.
Sikembar yang saling melengkapi. Sungguh indah tapi mengerikan bukan.



















The phoenix (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang