Seperti manusia lain,ingin bahagia namun takdir tak sejalan.
***
Drtt.drtt
Ponsel Vio bergetar,sebuah telepon masuk dari Mamanya
"Vi,kamu pulang sekarang ya ..hiks"ujar Mama Rena diakhiri dengan tangisan
"Ma,mama kenapa?"
"Cepat kamu pulang Vi"
"Iya mama tenang dulu,aku jalan sekarang"ucap Vio khawatir lalu sambungan putus
"Kenapa kak?"Tanya Gisel cemas
"Kakak pulang dulu ya,ceritanya nanti-nanti aja"
"Iya Kak hati-hati"ujar Gisel dibalas senyuman Dari Vio padahal hatinya begitu cemas
Diperjalanan tak henti-hentinya ia menelpon sang mama namun satu pun tak ada yang bersambung,ia mencoba berfikir positif namun hatinya tetap saja tak bisa diajak kompromi,hatinya deg-degan tidak karuan entah apa yang terjadi dengan mama nya itu,padahal sebelum ia berpamitan tadi pagi mamanya baik-baik saja.
Setelah 10 menit ia sampai dengan sepeda yang membuatnya lebih lama dijalan karena tak secepat saat mengendarai mobil bahkan ia lupa memberitahu Bunda kepulanganya
Mobil ayahnya bertengger rapi di halaman rumahnya,pasti papanya sudah pulang,pasti mama sudah baik-baik saja, fikirnya.Namun tak sesuai dengan kenyataan Mamanya duduk bersimpuh sedang menangis,dilihatnya papa mencoba menenangkan Mama namun dengan kasar menepis tangan yang akan memegang bahunya"gausah pegang-pegang aku lagi!"
"Dengar dulu penjelasanku ma"
"Sudah cukup aku mendengar kelakuanmu itu diluar sana,jika saja seseorang tidak memberitahu aku,aku tidak akan mengetahui ini"ujar Mama masih menangis
"aku mencintai dia!"Vio diam membeku,papanya tak pernah berkata meninggi tapi Kali ini ia melihat papanya berbeda
"Aku muak dengan sikapmu yang egois itu!"mama egois?fikir Vio,selama ini yang ia lihat dengan kedua orangtuanya itu baik-baik saja
"Kamu yang egois mas,aku cape kamu fitnah terus selama ini!"mama selalu di fitnah,namun didepan Vio mamanya selalu menampilkan senyum lembutnya
"Karena kamu telah menghianatiku"Vio Masih menyimak
"Kamu hanya salah faham,jelas-jelas aku difitnah sama Wina!"ucap mama mulai meninggi
"Jangan pernah salahkan dia!aku lebih percaya padanya"
"Oh jadi kamu lebih pilih wanita itu?!"
"Iya!dan mulai detik ini kita cerai!"bagai ditikam benda tajam,dadanya sesak mendengar dan tanpa sadar air matanya mengalir
"Jahat kamu mas,kamu lebih memilih Wina yang sikapnya jelas-jelas busuk itu!"
Plak.
Tamparan kencang mengenai pipi mulus Rena,Vio berlari lalu memeluk mamanya erat
"Maksud Papa apa hah?sakitin mama?!sakitin aku aja pa aku rela!aku kecewa sama papa!"Vio sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi,antara marah kecewa sedih bercampur menjadi satu,ia berdiri membantu mamanya yang sudah mulai tak berdaya itu
"Vi,dengerin papa nak"ujar Adit mencoba meraih tangan putrinya itu
"Papa mending pergi dari sini aja,maaf aku ngusir papa tapi aku BENCI papa!"ucapnya lalu membantu Rena untuk ke kamarnya
🌺🌺🌺
Vio kini sedang menenangkan fikirannya di balkon kamarnya setelah pertengakaran hebat tadi ia meninggalkan mamanya setelah ia pastikan bahwa sudah tidur,pintu kamarnya diketuk seseorang namun ia tak mendengar karena satu hal
Melamun
Menjadi kebiasaan nya setelah kejadian tadi sore,Karena sibuk dengan fikirannya ia juga tak mendengar panggilan-pangggilan yang tertuju padanya dari luar,hingga ia tersadar lalu berjalan gontai ke arah pintu,saat dibuka seseorang memeluknya dengan erat
"Vi,gue khawatir tauga si lo,lama benget buka pintunya segala dikunci lagi"Vio hanya diam
"Vi, udah jangan pikirin papa lagi"lalu Vio mendongak menatap kakak tercintanya itu
"Kok lo tau?"
"Mama udah cerita"
"Papa jahat banget Bang"ucapnya lalu menangis lagi, sebenarnya Vino juga sangat kesal dan kecewa namun karena disini ia lelaki satu-satunya ia harus tegar meyakini kepada Mama dan Adiknya bahwa semua baik-baik saja
"Jangan dipikirin lagi,kita harus buktikan bahwa Kita bisa tanpa papa,bukan dengan nangis Kaya gini,Kita jadi terlihat lemah dimata orang lain"Vio mengencangkan tangisannya
"Lah malah tambah kenceng,Udah-udahjangan nangis lagi ah,nanti cantiknya ilang eh udah jelek deh"ujar Vino mencoba menghibur
"Tai lo bang"ucap Vio memukul tangan kakaknya itu lalu terkekeh
"Sama Abang ndiri jahat banget si lo"ucapnya pura-pura merajuk melepaskan pelukan itu
"Bodoamat"ucapnya lalu menutup pintu
"Vi,jangan bunuh diri ya!"teriak kakaknya itu
"Saran lo bagus bang!"teriak Vio tak kalah
"Eh gue bercanda jangan baper dong"Vio diam
"Vi,eh lo udah mati?"
Tabah hati Vio mah,untung abang terganteng Coba Kalo kagak udah dicelupin di sungai gangga trus trus diputer dijilat,eh kek makanan:v
"Vi"teriak Vino memastikan,Vio terkekeh kecil mendengar suara cemas kakak gilanya itu
"Vi,jangan Mati dulu dong lo"
"Berisik!"ujar Vio kesal pada kakaknya Yang bicara tak dijaga
"Wah jangan-jangan itu roh lo ya?"Vio lalu membuka pintu dan
Puk
Sebuah bantal mengenai wajah tampan Vino
"Pergi ga lo!"
"Eh iya-iya adek jahanam dasar"umpatnya
"Apa lo bilang?!"tanyanya siap-siap membuatnya ancang-ancang melempar bantal ke kakaknya itu namun kakaknya sudah ngibrit duluan setelah mengatakan
"Gila aja deh!"
"Sialan lo!"ia menimpukkan bantal itu namun meleset,ia tersenyum bersyukur masih ada Kakak dan Mamanya benar kata kakaknya itu jika mereka harus tetap berjuang walau tanpa papanya.
______
Mengapa cobaan bertubi-tubi?Kita sering mengeluh tapi tak tahu tujuan Tuhan mengirim semuanya,yang pasti Tuhan ingin menunjukan berapa besar kuasanya")
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAK |End|
Teen FictionTolong ajarkan aku bagaimana cara agar tidak jatuh terlalu dalam. Cerita ini dibuat untuk mengenang Viona Margaretha hingga ke titik duka terdalam, Mampukah ia bertahan dengan perjalanan hidupnya? ------------------- Baca aja dulu siapa tau suka tru...