Delapan

3K 269 2
                                    

        Cukup aku yang merasa sakit,aku terlalu  sayang jika mereka merasakannya.

                                              ***

Seperti biasa seminggu sekali Vio check up masalah penyakitnya ke dokter-Anna langganannya.Ia pergi setelah pulang sekolah tentunya diam-diam,sahabatnya sendiri pun tidak tahu,alasannya jika ditanya pasti ada urusan sebentar.

"Vi,kamu udah bilang penyakit kamu ini ke keluargamu?"tanya dokter Anna

"Belum"Vio menggeleng

"Kenapa"

"Gapa-pa"

"Apa aku saja yang memberi tahu mereka?"

"Tidak!"tegas Vio, dokter Anna pun paham jika Vio sudah tegas seperti itu berarti keputusannya tidak bisa diganggu gugat

"Untuk apa kamu menyembunyikannya?sudah hampir 1 tahun ,Vi"

"Untuk apa aku memberitahu mereka Kak?"bukannya menjawab ia malah berbalik tanya kepada dokter yang akrab dengannya kurang lebih satu tahun itu

"Vi,tapi maaf penyakitmu tidak bisa dikatakan sepele,untuk kali ini mungkin masih biasa,Kita tidak tahu nanti bagaimana keadaanmu,jika keluargamu tahu setidaknya kau mendapatkan semangat untuk terus menjalani hidup"jelas dokter Anna

"Maksudmu hidup ku tidak lama lagi?bukan begitu,huh?"tanya Vio sarkatis

"Tidak,bukan begitu Vi aku belum tahu bagaimana kedepannya,tapi beberapa bulan ini penyakitmu berjalan tidak tentu"Vio mengerti dengan ucapan dokter Anna,ia pun sering berfikir seperti itu tapi apa daya nya ia yang tak ingin membuat resah orang-orang terdekatnya ya

"Hem"dokter Anna menghembuskan nafasnya dengan kasar melihat sifat santainya Vio

"Baiklah kita bertemu lagi minggu depan,jangan lewat waktunya, jika ada sesuatu kabarkan aku,jangan menganggap sepele apapun yang kamu rasakan"jelas dokter Anna,Vio tahu bahwa dokter Anna sangat mengkhawatirkan nya jadi wajah santai yang ia tunjukkan mungkin bisa mengurangi rasa khawatir dokter Anna

"Baik"

🌺🌺🌺

Entah apa yang membuat depan rumahnya itu terparkir Mobil orang lain,mungkin kah menitipkan atau penyewaan mobil sedang berlangsung,entahlah bingung pala Vio.

Kesan pertama yang ia dapat setelah membuka pintu ialah suara cempreng Arga

"Vio!"teriak ya , Vio menaikkan alisnya sebelah seperti bertanya'apaan?'

"Lo darimana?lama banget,masa gue duluan"

"Kepo"

"Dih gitu amat ke gue"ucap Arga ketika Vio membuka sepatu lalu menaruh di rak sepatu dekat pintu

"Sorry siapa lo ya?"Tanya Vio

"Gue lempar lo ke kali tau rasa"ucapnya namun Vio menyalimi Mama nya yang sedang duduk di sofa

"Mau dong"ujar Vio memancing

"Gue bunuh juga lo Vi"ucap Arga langsung diberi tatapan tajam dari Vio

"Eh iya santai ae dong gausah kaya mau ngulitin gue hidup-hidup"ucap Arga mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk angka V

Vio mulai merasa jengah dengan sikap Arga Kali ini lalu memutar bola matanya malas lalu berpaling kearah mamanya

"Ma aku keatas"dijawab anggukan oleh mamanya

"Vi,ko kabur?"tanya Arga ketika Vio mulai berjalan menaiki setiap tangga ke kamarnya

RETAK |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang