9 tahun kemudian.....
Aku menghirup nafas dalam .
Setelah Sembilan tahun , hari ini lagilah aku baru menginjakan kakiku lagi di Indonesia .
" reannn...!! " aku menolehkan kepalaku ke asal suara .
Airi .. sahabatku . kini dia telah jauh berbeda dari yang dulu . rambutnya yang dulu sebahu kini telah panjang , dulu airi sering memakai celana jeans panjang kini ia memakai dress. Manis , itulah yang pertama terlintas dalam pikiranku . semenjak airi menikah ia telah berubah , kearah yang positif tentunya. Aku lupa cerita , bahwa airi dan Arthur telah menikah , jujur saat pertama mendengarnya juga aku tidak percaya , tetapi aku salut dengan Arthur yang bisa membuat airi luluh .
" reannn aku kangen banget sama kamu ..." airi memelukku sangat erat , " sama , gimana kabarmu ri ? "
" baik , kamu juga gimana ? " tanya airi setelah ia melepaskan pelukannya " seperti yang kamu lihat , aku baik-baik saja " .
***
" bagaimana di austria? Sibuk apa disana ?" kini aku dan airi sedang duduk di café dekat bandara, " ya gak gimana-gimana , paling sibuk kuliah . tapi dua tahun terakhir aku sibuk di rumah sakit "
" segitu sibuknya sampe gak dateng ke acara nikahan sahabatnya ? " katanya dengar nada menyindir yang di buat-buat , aku hanya tertawa pelan mendengarnya " kalau soal itu aku minta maaf , kau tahu kan aku jarang bisa cuti . sekarang bagaimana dengan pernikahanmu ? " saat aku menanyakan soal itu pipi airi merona , " yah sebenarnya sih tidak terlalu berbeda dengan kehidupanku yang biasa , hanya ada beberapa hal yang berubah . seperti aku harus menyiapkan makanan untuk Arthur juga bukan untukku sendiri saja . tetapi aku bahagia walaupun kadang-kadang arthur menyebalkan " jawabnya masih dengan pipi merah . " haha ... aku turut senang jika kau bahagia . " ucapku sambil tersenyum tulus
" so... sekarang kau bekerja dimana ? " kataku sambil meminum vanilla milkshake yang tadi aku pesan , airi menggeleng lemah " Arthur tidak memperbolehkan aku bekerja , dia bilang dia hanya ingin aku sebagai ibu rumah tangga. " ucap airi dengan lesu " dan kau tahu ? untuk wanita yang suka bekerja seperti aku , berdiam diri di rumah itu sangat membosankan" tambahnya lagi , aku terkekeh pelah " kau kan bisa mengerjakan pekerjaan rumah"
" apa yang harus aku kerjakan jika semua pekerjaan sudah terselesaikan "
" merajut mungkin haha , tapi aku masih tidak percaya jika kalian berdua akhirnya menikah "
" eww apapun asal jangan merajut " kata airi dengan wajah malas " ya memang , aku juga masih bingung kenapa aku bisa mengiyakan untuk menikah dengannya , padahal kau tahu sendiri dulu aku sangat membencinya karena dia playboy "
" haha ya aku ingat , setiap kali kalian berdua bertemu pasti akan ada keributan . bahkan hal kecil saja bisa membuat kalian berdua ribut . "
Airi tertawa , setelah itu kami berdua sibuk dengan pikiran masing-masing
Mengingat airi dan Arthur aku jadi teringat dengan nick ...
Bagaimana kabarnya sekarang ? apakah dia masih mengingatku ? apakah dia sudah menikah dengan anna ? ...
****
Hy dear ...
how are you there ? miss you soooooo much . keep up your spirit for your fist day to work .
I love you so much ...
Jake Hamlin.
Aku tersenyum hangat saat membaca pesan yang dikirimkan jake untuku
Jake ... dia adalah pria dengan kepribadian hangat . dia baik pada semua orang , pekerja keras , dan yang terpenting adalah dia menyayangiku dengan tulus . tetapi entah mengapa aku tidak merasakan apa yang aku rasakan seperti perasaanku pada nick dulu.
Jake dan aku sudah bertunangan sejak 4 tahun yang lalu , kedua orang tua ku juga menyukai jake dan sangat berharap bahwa aku bisa menikah dengannya nanti . tapi entah kenapa seperti masih ada yang mengganjal di hatiku , aku akui aku memang belum bisa melupakan nick sepenuhnya . mungkin aku wanita bodoh yang terus menerus memikirkan lelaki lain disaat aku sudah mempunyai tunangan .
Tetapi aku bisa apa ? aku sudah berulang kali mencoba membiarkan jake masuk dan menulis namanya di hatiku tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada tempat untuk nama jake karena sudah ada yang menulis namanya disana dan entah kapan nama itu akan dihapus .