hari semakin gelap, sudah beberapa jam ini aku duduk terdiam di taman rumah sakit ini. sendirian
mencoba menelaah perkataan dokter tadi.
rasanya campur aduk, ingin marah, teriak, menangis tetapi pada akhirnya aku hanya diam.
merasakan sapuan angin di wajahku, berharap bisa membawa sedikit resah di dadaku dalam hembusanya
" kerusakan pembuluh darah " aku bisa merasakan jantungku berpacu dua kali lebih cepat saat dokter mengatakan itu
" jelaskan dok " akhirnya kataku pelan
" Kerusakan Pembuluh Darah
Beberapa pembuluh darah kecil atau besar di dalam otak dapat mengalami kerusakan saat terjadinya cedera kepala. Kerusakan pembuluh darah ini dapat menyebabkan terjadinya stroke. Serangan stroke bisa saja menyerang saat orang dalam kondisi tidur maupun tidak. "
" artinya jake akan stroke selamanya ? apa bisa di sembuhkan ? bagaimana dengan terapi ? " aku mulai mentap dokter tersebut dengan berkaca-kaca
dokter menghela nafas perlahan " stroke ini bisa sangat fatal, kemungkinan terburuknya adalah kematian, dengan kondisi badan jake sekarang terapi juga bukan satu-satunya jalan keluar. beberapa organ dalamnya melemah akibat benturan saat kecelakaan terjadi "
aku menggeleng " pasti ada jalan keluar supaya jake bisa sembuh " kini aku mulai terisak, bukan hanya karena jake kemungkinan jake akan terkena stroke tetapi yang lebih membuatku takut adalah kemungkinan terburuk itu adalah kematian.
" ini memang beberapa kali terjadi tapi aku sebagai dokter baru mengalami ini sekarang, dengan kondisi seperti itu suatu keajaiban pasien masih bisa tersadar. aku hanya menyampaikan kemungkinan terburuk dengan analisa sebagai dokter, untuk selebihnya mari serahkan semuanya pada Tuhan"
*****
" pulanglah rean, aku tak apa sendiri disini " aku tersenyum lalu menggeleng
" aku ingin disini, menemanimu " jawabku sambil masuk kedalam pelukannya
" kamu harus istirahat, kalau kamu sakit juga siapa yang ngurusin aku disini ? " rasanya menenangkan, pelukan jake terasa hangat
" aku ini kuat tau " kataku sambil terkekeh pelansetelah itu tak ada di antara kami yang mebuka suara, diam dan menikmati momen ini. ah andai aku punya teman seperti doraemon, kalau bisa aku ingin meminjam alat untuk menghentikan waktu.
" rean... " jake memanggilku pelan, aku menengok menghadapnya " besok, aku ingin jalan - jalan ke taman kota,boleh ya ? "
aku menyerit tidak suka " kamu ini masih sakit, taman kota lumayan jauh dari rumah sakit. aku juga tidak yakin dokter akan mengijinkan. lagipula disini kan juga ada taman kenapa harus jauh- jauh ke taman kota " dia tersenyum lalu mengenggam tanganku
" kamu bisa berbiacara pada dokter ? aku mohon. tidak akan lama hanya 1 jam disana lalu kembali kesini. aku ingin mengajak ann juga sudah lama kan aku tidak pergi bersamanya dan lagi aku sudah pulih, lihat kan alat - alat di badanku sudah di cabut kecuali infus di tanganku ini " ucapnya dengan tatapan memohon
ah memang jiwaku lemah jika dia sudah mengeluarkan tatapan memohon itu, perlahan aku mengangguk
" aku tidak bisa janji tapi aku akan mencoba "
*****