YOONA's STORY [COMPLETED]

[YOONHUN] I'm (Not) Okay

HE, BACA AUTHOR NOTE KALO SELESAI BACA INI !!!! :((

🌟🌟

🌟🌟🌟

Aku bukanlah yang tampak seperti yang di lihat. Aku terus tersenyum seakan semuanya baik-baik saja. Namun, tak seorang pun tahu dengan sebenarnya yang aku rasakan. Karena aku merasakan seakan ingin menangis.

Mereka selalu memujiku atau selalu mengeluarkan kata-kata simpati mereka karena aku selalu tersenyum dengan apapun yang aku hadapi. Tapi sekali lagi, tak seorang pun tahu dengan isi hatiku yang sebenarnya.

“Apa kau akan pergi ke acara pernikahannya?”

“Ya” aku menjawab singkat pertanyaan Chanyeol yang dibalas tatapan simpatinya atau apalah itu.

“Kau yakin kau akan baik-baik saja?” tanya Chanyeol sekali lagi yang membuatku terus meredam rasa pedih yang terus menjalar ke setiap ruang dalam hati.

Aku mengangguk meyakinkan temanku itu. Namun bukannya berhenti Chanyeol semakin menatapku dengan tatapan ibanya.  

“AkuㅡSehun, jujur saja aku begitu kagum padamu.” ucap Chanyeol begitu saja yang membuatku menatapnya meminta penjelasan. Chanyeol mengembuskan napas lalu menjawab “Kau selalu tenang dan begitu sabar menerima semua kenyataan hidup yang getir ini, aku...” penjelasan Chanyeol terhenti tiba-tiba dan bisa ku lihat matanya berkaca-kaca, dia akan selalu seperti itu setiap mengingat kekasihnya yang telah berpulang.

“Sudahlah ... Kau tak boleh terus menyalahkan dirimu sendiri, sekarang kau masih memiliki kehidupan yang harus kau jalani” aku menasehatinya dengan menepuk-nepuk bahunya memberi semangat.

“Ya, kau benar.” ucap Chanyeol membenarkan. Chanyeol kembali menatapku “Kau begitu tenang saat mengatasi segalanya. Tapi, apakah kau baik-baik saja?” tanya Chanyeol yang membuatku bungkam.

 Aku baik-baik saja? Tapi aku merasa aku seperti akan menangis.

 “Ya. Seperti yang kau lihat” jawabku dengan wajah yang meyakinkan.

“Ya, kau harus baik-baik saja! Kau masih memiliki kehidupan yang harus kau jalani” balas Chanyeol meniru nasehatku untuknya.

 Aku harus baik-baik saja. Tapi, bagaimana aku bisa saat aku terus merasa akan menangis. Tak seorang pun yang tahu dengan yang sebenarnya aku rasakan. Mungkin, mereka berfikir aku memang baik-baik saja dan bahagia karna aku terus tersenyum. Tapi, jauh dari kata bahagia. Aku terluka dengan luka yang mungkin akan membawaku ke kehancuran.

-

Sebulan yang lalu, saat aku menerima undangan pernikahan-nya. Saat itu juga aku seperti sedang di pukul dengan besi tepat di hatiku. Rasanya begitu sakit.