• Aku boompart 2 chapter nih
Sehun memasuki rumah hasil kerja kerasnya selama ini
Sesampainya didalam kamar, kamar itu tidak terkunci dan menampakan Jisoo sedang tertidur lelap
Sehun mendekat kearah Jisoo, ia duduk ditepi kasur tempat Jisoo tertidur
Sehun menyeringai, segera ia menyingkirkan helaian rambut Jisoo yang menutupi wajah cantiknya
"kematianmu ada di tangan ku, ". Ucap Sehun dengan nada kematian
***
***
Jisoo terbangun dari mimpinya. Badannya sudah bercucuran keringat dingin, hari telah siang. Ia melihat kearah kiri dan kanan namun tidak mendapatkan keberadaan Sehun
"ih! Apaan mimpi seperti itu?! !!! Aaarrrgghhh!!!". Teriak Jisoo
"siapa yang kau anggap pria menjijikkan itu? ". Suara lantang, keras dan tinggi itu mampu membuat Jisoo bergidik ngeri. Ia menoleh dan melihat Sehun memasuki kamarnya
Sehun kemudian berjalan dengan irama yang santai, namun menakutkan bagi Jisoo
"siapa yang kau bilang pria menjijikkan?". Tanya Sehun kembali, ia melepas dasi miliknya dan membuangnya ke sembarang arah
Jisoo memundurkan tubuhnya kebelakang lebih jauh dari Sehun
Sehun membuka kancing kemejanya dan sepatunya diposisi berdiri dan menatap Jisoo intens
"si-apa, Jisoo?". Tanya Sehun kembali
"June, ya, June". Ucap Jisoo mengada-ada membawa nama sahabat baiknya, mengingat itu Jisoo segera menundukkan kepalanya, berpikir jika selama ini Jisoo menyukai June, namun June belum tahu pasti, apakah ia menyukai Jisoo atau tidak?
"June? Siapa June?". Tanya Sehun lebih tegas lagi, membuat Jisoo sadar dari lamunannya
"sahabat". Ceplos Jisoo, langsung menutup mulut
"sahabat? Apakah dia pembunuh juga? Apa dia psikopat? Apakah dia mafia? Apakah dia adalah yang kau 'taksir' sampai saat ini?". Sehun menekankan kata 'taksir' pada Jisoo, merasa Jisoo mempunyai masa lalu bersama June yanh membuat Sehun merasa kesal pada Jisoo
"tidak! Dia tidak seperti kau, pembunuh! Dia sangatlah baik. Ya kau benar, aku sangat menyukainya". Ucap Jisoo jujur pada Sehun. Sehun yang mendengar penuturan Jisoo mengepalkan tangannya
"kau berbohong, kau-". Ucap Sehun terpotong oleh Jisoo
"aku tidak berbohong. Aku mencintainya, dan kau! Kau merusak segalanya, aku benci menikah denganmu". Jisoo menuturkan kata-kata itu tidak takut pada Sehun, ia tidak peduli ia mungkin akan mati oleh Sehun akibat penuturannya
"yak! Kau berbohong Kim Jisoo.. Kau bilang tadi, bahwa June mu itu pembunuh dan kau menganggapnya menjijikkan dan tidak ingin bersetubuh dengannya, artinya... Jika ia begitu, maka.. Yang seharusnya kau ucapkan tadi adalah aku, Oh Sehun.. Akulah pria menjijikkanmu itu, pembunuh, dan tidak ingin bersetubuh denganku. Benarkan itu?". Sehun menunjukkan smirknya. Jisoo telah ketahuan berbohong
Oh tuhan, mimpi itu benar sialan. Batin Jisoo
***
Jisoo duduk disamping jendela, menikmati pemandangan kota Seoul dengan hamparan angin menenangkan
Mengingat itu, bulir bening dari mata Jisoo jatuh menyusuri pipinya.
June
Usahaku gagal, aku ingin setelah Sehun kembali berjaya di usaha nya, ia ingin menceraikan Sehun dan mencari cintanya atau memperjuangkan cinta nya pada June, karena kabarnya June belum mendapatkan pasangan
Jisoo tidak mengakui perasaannya dahulu saat bersama June, ia mengakui perasaannya saat ia ingin menikah dengan Sehun. Tapi ia selalu menolak hatinya, ia sangat menyesal
Sehun yang terbangun dari tidurnya segera mengerjakan matanya dan duduk ditepi kasur, ia melihat Jisoo sedang duduk termenung disamping jendela sambil menangis
Sehun segera memeluk Jisoo dari belakang dan mencium puncak kepalanya lembut
"ada apa istriku?". Tanya Sehun
Jisoo sudah tidak peduli pada Sehun.
"hiks". Isak Jisoo, mendengar itu, Sehun segera membalikkan Jisoo menghadap kearahnya dan mengusap air mata Jisoo
"ada apa denganmu?". Sehun menatap Jisoo lembut
"kau jahat". Isak Jisoo
Mendengar itu membuat Sehun terpukul. Ha? Sehun segera mendekap Jisoo dalam
Kehangatan menjalar di ke tubuh kedua orang itu. Jisoo mengeluarkan segala isak tangisnya di dada bidang Sehun, ia segera memundurkan tubuhnya menjauh dari Sehun, alangkah terkejutnya Jisoo melihat Sehun berlari menuju laci meja dan mengambil sebuah piasu tajam
Jisoo menelan ludahnya kasar melihat itu. Benar, Sehun akan membunuhnya. Seketika tubuh Jisoo menggigil
"sini!". Panggil Sehun
Jisoo berjalan menuju Sehun dengan bergetar kuat, dan menatap Sehun yang balik menatapnya tajam
Sehun segera merangkul bahu kecil Jisoo pelan dan memperlihatkan piasu itu
"cantik bukan?". Tanya Sehun, ia menatap Jisoo intens didepan cermin, memperhatikan bagaimana wajah ketakutan Jisoo didepan cermin itu
Tiba-tiba Sehun tertawa keras
"kau sedih karena memikirkan June mu itu? Bunuhlah dia! Dia kan, yang membuatmu sedih? Membuatmu menderita karena dia, kau harus menikahiku?". Tanya Sehun
Jisoo mencerna perkataan Sehun
"tidak". Jawab Jisoo singkat, ia masih memikirkannya
"terserahmu. Kau boleh membunuhnya kapan saja, karena jika kau membiarkannya hidup, ia akan mampu membuatmu merasa sakit dan menangis selalu, karena ia akan mengkhianatimu dan menikahi orang lain". Tutur Sehun. Sehun segera melepaskan rangkulan mencengkram Jisoo dan langsung beranjak kedalam kamar mandi
Jisoo tidak habis pikir. Sehun selalu mengakhiri masalah dengan membunuh. Dia sangatlah gila, pikir Jisoo waras tidak seperti Sehun
***
Hmwehehe, endingnya sudah terlihat nih?
Silahkan liat-liat cerita aku yang lain manteman dan jangan lupa memberi Vote dan komen, karena dengan itu aku semangat membuat fanfiction di wattpad
H
O
P
E
Y
O
U
L
I
K
E
I
T
M
Y
F
A
N
F
I
C
Love you all...❤💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Psycho Hushband My Mafia Boyfriend
Random[COMPLETED] ⚠Mengandung unsur kekerasan⚠ ⚠Muatan Bahasa Kasar⚠ ⚠Rating R⚠ • Teriakan terdengar seruangan, bagaimana tidak? Oh Sehun baru saja menusukkan gunting ke perut wanita itu sangat sadis. Ia sangat senang mendengar teriakan kesakitan seseoran...