Fourteen

2.2K 136 2
                                    

Jisoo menggendong bayinya yang sejak tadi menangis saat ia pergi untuk bekerja. Jisoo berusaha untuk mendiamkannya dan akhirnya bayi itu tertidur oleh gendongan Jisoo

Jisoo memandangi wajah bayinya, sangat mirip dengan wajah ayahnya. Hal itu kembali mengingatkan ia pada Sehun kembali

Seperti sebuah mimpi, Jisoo seperti tidak percaya dengan kenyataan bahwa Sehun telah meninggal, ia selalu beranggapan bahwa Sehun pasti akan kembali

Jisoo belum dapat mengetahui atau mempercayai jika jasad Sehun terbakar dalam kecelakaan malam itu, Jisoo selalu menepis semua kebenaran yang ia dengar, ia masih belum merelakan Sehun pergi meninggalkannya

Saat telah puas memandangi wajah anaknya yang telah tertidur pulas, Jisoo beranjak menuju sofa yang berada didepan tempat tidurnya, ia segera melihat televisi

Saat pertengahan berita, mereka membicarakan tentang aksi pembunuhan yang telah lama tidak beraktivitas

Bagaikan ditelan Bumi
Pembunuhan tidak terjadi pada bulan ini, ini terhitung setelah dua bulan lalu

Kira-kira itu sinopsis penjelas dibawah berita yang Jisoo sempat tertinggal, dan itu kian membuat Jisoo resah, takut jika Sehun memang benar-benar meninggalkannya

Jisoo tersenyum, tapi bukan senyuman bahagia yang ia tampilkan, namun miris. Ia mengetahui perasaannya pada Sehun saat suaminya itu telah meninggalkannya-bukan, lebih tepatnya pergi sementara

Jisoo tidak akan pernah ingin berpikir Sehun telah tiada, dia masih belum yakin, dan keyakinannya itu benar, namun Jisoo tidak tahu jika Sehun masih hidup

Dddrrrtt...

Handphone Jisoo berdering, seseorang telah menghubungi Jisoo. Jisoo segera beranjak dari sofa dan melihat handphone nya

Nama 'Kim Taehyung' telah tertera. Jisoo mengernyitkan kening, padahal tadi siang ia telah bertemu dengannya, dan dia telah mengungkapkan keluhannya yang menurut Jisoo itu bukanlah dia ingin menyelesaikan masalah, namun menggodanya

Flashback on

"aku serius, aku hanya ingin bertemu denganmu. Aku merindukanmu". Jisoo berhenti tertawa, ia memandangi Taehyung intens dan Taehyung membalasnya dengan tatapan lembut, itu tidak nyaman bagi Jisoo, Jisoo segera memalingkan wajahnya.

"kau tahu, kau dokter tercantik yang pernah kutemui". Tidak ada yang tahu, Taehyung mengatakan hal tersebut benar-benar dari hatinya atau hanya ingin membalas dendam pada Sehun karena terlalu lama menjual istrinya itu padanya

Bukan untuk cinta, Taehyung menginginkan Jisoo untuk menjadikannya budak dan jika sudah bosan ia akan menjual tubuh Jisoo pada pria hidung belang di negara lain

Dengan wajah cantik seperti Jisoo dan badan yang bagus, siapa yang tidak ingin mencicipi tubuh indahnya dan memandangi wajah Jisoo yang sangat cantik bak dewi itu

Jisoo hanya tersipu malu, tetapi rasa malunya itu langsung ia singkirkan jauh-jauh, ia tidak ingin masuk dalam percintaan manapun pada pria manapun, ia masih ingin mempertahankan kesetiaannya hanya pada Sehun seorang

"adikku mengalami gangguan psikis, sekarang ia sudah memasuki Rumah Sakit Jiwa, kejiwaannya terganggu". Taehyung memasang wajah sendinya, agar Jisoo iba padanya, dan benar saja Jisoo merasa iba mendengar penjelasan Taehyung

Jisoo segera meminta Taehyung melanjutkan ceritanya, Jisoo tertarik dengan cerita seseorang yang sedih, karena Jisoo berpikir itu akan menjadi pacuan untuknya agar Jisoo dapat membantu menyelesaikan masalah seseorang

Lalu Taehyung terkekeh melihat wajah Jisoo yang lebih serius dari sebelumnya, menurutnya Jisoo sangatlah menggemaskan saat ia mulai serius

Jisoo menyerngit, apakah diwajahnya ada sesuatu? Pikir Jisoo

"Ada apa, apa ada sesuatu di wajah ku? Apa wajahku terlihat sangat jelek hari ini?". Tanya Jisoo bingung tetapi tetap santai. Jiso memegangi wajahnya mencari sebuah kecacatan yang membuat Taehyung tertawa

Tiba-tiba, tangan besar Taehyung menyingkirkan helaian rambut Jisoo yang jatuh sekitar wajahnya, dan menyelipkannya dibelakang telinga. Jisoo merasa pipinya meanas, lalu ia tetap menjaga sikap dan hatinya, yang saat ini jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Tidak, hanya saja wajahmu itu sangat menggemaskan saat kau serius. Kau sangat cantik, mungkin saat ini aku belum bisa memastikan perasaanku padamu, tapi mungkin jika kau terus muncul di hadapanku, aku tahu perasaanku, jika aku menyukaimu". Dan hal itu berhasil membuat wajah Jisoo merona, dan ada desiran sesuatu dihatinya yang ia tak mengerti apa itu. Jisoo segera mengingat Sehun agar ia tidak sembarang menyukai seseorang

"Jisoo, sepeetinya aku tidak bisa bercerita hari ini". Taehyung memberikan wajah sedihnya menatap Jisoo

Jisoo tampak bingung, telapak tangannya membuka dengan siku yang menempel pada meja. Tangannya menyatakan bahwa apa maksudnya dari ucapan Taehyung dan menyuruhnya untuk menyelesaikan perkataannya

"Aku harus bertemu adikku". Taehyung segera berdiri, dan keluar dari ruangan Jisoo

Jisoo hanya bingung menatap kepergian Taehyung. Taehyung hari ini benar-benar tidak dapat di baca, dan itu membuat Jisoo merasa hari ini ilmunya membaca seseorang dari pergerakan dan ilmu psikologisnya sedang bermasalah tapi Jisoo tidak terlalu mementingkan itu, ia kembali menyelesaikan pekerjaan berkas-berkas psikis

Flashback off

"halo?". Sapa Jisoo saat menjawab panggilan telepon

'Halo. Ini Kim Jisoo, dokter psikolog itukan?'. Tanya Taehyung dibalik telepon sana

"ya, benar. Ada apa Kim Taehyung?". Tanya Jisoo

'Apakah besok kau mempunyai jadwal padat?'

"tidak, kenapa?".

'Bisakah besok sore aku mengajakmu untuk menonton bioskop?'

"Baiklah, akan aku pertimbangkan. Besok akan kujawab pagi saat aku dirumah sakit"

'Aku akan menjemputmu segera saat dirumah sakit besok'

"Tap-"

Sambungan tiba-tiba terputus dari Taehyung duluan dan itu membuat Jisoo berdecak kesal, namun apa boleh buat?

Jisoo meletakkan kembali handphonenya dan mematikan lampu kamar untuk tidur dengan nyenyak

***

Lisa sedang meminum teh hangat buatan Sehun setelah tadi Lisa bersin-bersin karena udara malam sangatlah dingin

"Aku akan terkena flu sehabis ini". Ucap Lisa pasrah, ia tidak bisa berlama-lama diluar rumah dengan udara dingin, Lisa tidak memberi tahu Sehun sebelumnya untuk membiarkan Sehun ingin berbagi cerita olehnya, Lisa sudah sangat senang, walau dirinya yang harus menjadi korban yang akan terkena penyakit flu

Sehun tampak kasihan, ia segera menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Lisa dan menyupinya dengan sop hangat yang Sehun buat

Tidak heran Sehun dapat memasak, karena sejak dari kecil ia selalu diajarkan memasak oleh orangtuanya dan dia pun menggunakan kemampuan itu untuk memasakkan Jisoo sesuatu dulu

Lisa tadinya menolak, tetapi melihat Sehun memaksanya, mau tidak mau ia harus makan

"kau jadi flu karena aku". Ucap Sehun terdengar seperti merasa bersalah

Lisa menggeleng cepat, dia tidak ingin berpikir jika ia sakit karena kesalahan Sehun dan ia segera mengambil sop dari tangan Sehun dan menyuapi dirinya sendiri agar membuktikan dirinya baik-baik saja

"maaf". Ujar Sehun, Lisa hanya tersenyum, dan senyum itu membuktikan Sehun tak bersalah



























Double UP, karena minggu kemarin gak UP:)
😅👌

[✔]My Psycho Hushband My Mafia BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang