“ada apa, kenapa kau sangat cepat pulang malam ini? Kau tidak membunuh?”. Jisoo menyerngit heran, ia tidak tahu apakah sekarang Sehun telah membunuh seseorang atau tidak?
“Tidak”. Sehun segera kekamar dan mandi air dingin dibanding harus meluapkan panas ditubuhnya seperti gairah akan Jisoo
“Kenapa si Sehun?”. Bingung Jisoo menatap kepergian Sehun menuju kamarnya
Entah sudah berapa roti yang dihabiskan oleh Jisoo, kini ia tertidur didepan sofa sama seperti kemarin karena menonton film horror korea sendirian
Dengan bersedia sekali Sehun juga selalu mengangkat tubuh mungil Jisoo menuju kamar dan meletakkannya pada atas ranjang, menyelimutinya dengan penuh rasa hati-hati, karena sekarang telah ada janin didalam perut Jisoo
Memikirkan itu membuat sebagian hati Sehun tergerak senang. Ia kembali menimbang-nimbang perkataan mafia terbesar di Seoul itu, yang harus memberikan istrinya secepat mungkin atau Sehun akan mendapat ganjaran yang sangat besar dari mafia itu
Ia menyadari, selama ini terjun kedunia gelap itu salah. Jisoo mewarnai semuanya, hati Sehun yang semula hitam pekat, diberi pencahayaan oleh Jisoo. Apakah ini yang dinamakan Cinta? Tanya Sehun dalam batinnya memandangi wajah polos istrinya yang sedag tertidur, wajah damai yang tidak akan dilihatnya lagi jika ini semua telah berakhir
***
8 bulan kemudian
Masih dengan aktivitasnya, Sehun hanya membunuh seseorang lima kali dalam sebulan, membuat teka-teki Sehun semakim sulit dipecahkan polisi
Sehun memperjarang pembunuhannya karena ia lebih menginginkan menghabiskan waktu bersama dengan istrinya dan anak yang ada didalam kandungam Jisoo
Sehun mengelus perut Jisoo, ia memandang penuh kasih bagaikan seorang ayah
“Sehun..”. Panggil Jisoo lirih, dia ingin mengatakan sesuatu pada Sehun sejak dulu
Sejak dari kematian yang ia perbuat oleh June, sahabatnya yang sangat Jisoo cintai. Dari kematian kasus sahabatnya itu, membuat Jisoo dapat berpikir lebih jernih, ia mulai membuka dirinya pada Sehun, mencoba menerima Sehun apa adanya
“hm?”. Deheman pertanyaan Sehun pada Jisoo, namjn Sehun tetap mengelus perut Jisoo itu
“bisakah kau menghentikan sikap psikopatmu itu? Aku, aku hiks”. Tiba-tiba bulir bening dari pelupuk mata Jisoo terjatuh, dan membuat Sehun merasa cemas. Sebun segera menggenggam tangan Jisoo erat
“ada apa?”. Tanya Sehun, tangan kirinya ia gunakan untuk menyeka air mata Jisoo dan kanannya tetap menggenggam tangan Jisoo
“Bisakah? Aku tidak mau kau-”. Belum sempat Jisoo menyelesaikan kata-katanya Sehun sudah mencium bibir Jisoo dahulu
“Kau ingin aku meninggalkan sifat itu?”. Sehun sadikit menekan kata-katanya
“ya, aku hiks”. Sehun semakin tidak tega, bagaimana ini? Dia tetaplah Sehun, membunuh adalah hobi Sehun
“Tidak Jisoo”. Jawaban Sehun barusan membuat Jisoo sakit dihatinyanya, ia hanya berusaha membuat Sehun kembali pada jalan yang benar dan melupakan sisi buruknya selama ini
***
Malam ini, Sehun tengah berada diclub. Kondisinya sekarang sangatlah mabuk, ia tidak dapat mengkontrol segala emosi. Ia sangat tertekan karena ulah mafia itu selalu mengancam Sehun dan disatu sisi, Jisoo mendesaknya untuk tidak melakukan kegiatan membunuh pada malam hari
Sehun menghidupkan mesin mobilnya untuk pulanh kerumah. Ia masih memikirkan Jisoo dikondisinya yang sekarang
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Psycho Hushband My Mafia Boyfriend
Random[COMPLETED] ⚠Mengandung unsur kekerasan⚠ ⚠Muatan Bahasa Kasar⚠ ⚠Rating R⚠ • Teriakan terdengar seruangan, bagaimana tidak? Oh Sehun baru saja menusukkan gunting ke perut wanita itu sangat sadis. Ia sangat senang mendengar teriakan kesakitan seseoran...