"Yoon Jeonghan."
Jeonghan membuka kelopak matanya yang dibubuhi riasan gelap. Bulu mata lentiknya turut memberi kesan dramatis akan tatapannya pada sang ibu melalui pantulan cermin kamarnya. Kontras dengan kulit seputih susu dan sehalus porselen serta rambut pirangnya yang diurai sederhana.
"Turunlah. Orang-orang sudah menunggu."
"Ah, sebentar." Jeonghan menyambar tisu di sudut meja riasnya. Menghapus air mata yang sebentar lagi akan menyeruak dari sudut matanya.
Wanita yang tetap memukau meski usianya lebih dari setengah abad itu, sedikit mengangkat roknya saat berjalan menghampiri sang putri. Tangannya menyentuh bahu Jeonghan dengan lembut, memutar posisinya untuk saling berhadapan.
"Semua sedang berkabung, Nak. Tapi kau tak bisa mengacaukan pernikahan adikmu dengan kesedihan akan kematian ayahmu. Lupakanlah sejenak. Kau kehilangan senyummu akhir-akhir ini."
Im Jinah, istri pertama dari Henry Yoon mengamati penampilan putrinya. Tampak anggun dengan balutan gaun sutra berwarna navy yang membuatnya terlihat bak boneka barbie. "Kau cantik hari ini."
"Aku membawa Ayah bersamaku."
Jinah tersenyum tipis. Tampilan anaknya begitu filosofis hari ini. Gaun navy yang ia kenakan, adalah pemberian sang ayah saat ulang tahunnya ke dua puluh. Tampak cocok di tubuhnya meski gayanya sedikit kuno termakan waktu, mengingat Jeonghan saat ini memasuki usia dua puluh enam.
"Ayah selalu bersama kita, Nak. Ia menyayangi kita semua."
~~~
Sorak sorai dari segala penjuru ruangan terdengar riuh, ketika kedua mempelai saling bergandeng menuruni tangga bergaya Eropa menuju ballroom kediaman keluarga Yoon. Ruangan bernuansa ungu, yang merupakan warna kesukaan dari Almarhum Henry Yoon seolah menyatu dengan suasana haru akan pernikahan putri keduanya.Beberapa orang berdecak kagum akan kecantikan pengantin wanita, sebagian lagi memuji betapa gagahnya pengantin pria. Namun tak sedikit juga yang mencemooh kehidupan keluarga Yoon yang penuh drama.
Henry Yoon, menikah dua kali semasa hidupnya. Melepas masa lajang di usia tiga puluh, dengan Im Jinah yang merupakan pilihan dari keluarganya. Sifatnya yang ambisius dan keras kepala, sempat membuat keluarga besarnya terkejut bahkan tak habis pikir atas pernikahan keduanya dengan Jeanine Hong, wanita berkebangsaan Amerika yang menjadi pilihan hatinya, tak lama setelah pernikahan pertamanya di selenggarakan.
Pernikahan kedua tak diterima dengan baik oleh keluarga Yoon saat itu, hingga membuat Jeanine dan Henry menerima perjanjian bahwa putri yang lahir dari sang istri kedua tidak diperkenankan menyandang gelar sang ayah. Oleh karenanya, putrinya yang tengah menikah hari ini terlahir dengan nama Hong Jisoo.
Tak berhenti sampai masa lalu keluarga Yoon, pernikahan ini pun tak luput dari sindirian pedas beberapa tamu. Terutama untuk Yoon Jeonghan, putri pertama yang merupakan pewaris sah tahta kerajaan Yoon justru belum menikah. Sifatnya yang terlihat angkuh dan ambisius layaknya sang ayah, membuatnya secara mudah menolak para pria dengan kepala mendongak, menunjukkan kekuasaan dan ambisinya di bidang karir yang luar biasa.
Sementara sebagian orang menyayangkan perginya Tuan Yoon yang begitu mendadak, satu minggu sebelum pernikahan putri keduanya. Tentu saja kabar duka itu menjadi buah bibir pada keluarga konglomerat yang menantikan raut sombongnya menghiasi pesta pernikahan yang menelan biaya tak sedikit.
Satu hal yang baik, para istri dan putri dari Tuan Yoon memiliki hubungan baik. Jeanine cukup tahu diri siapa dirinya, dan bagaimana penerimaan keluarga Yoon atas dirinya. Dan Jinah bukanlah wanita yang serakah. Ia tunduk pada aturan keluarga, termasuk apa yang akan diwariskan pada dirinya dan sang putri.
Semua hidup harmonis, termasuk Yoon Jeonghan dan Hong Jisoo.
"Jisoo-ya!" Jeonghan membelah keramaian saat sang adik dan suaminya selesai menuruni tangga. Gaun cantiknya terseret kasar akibat langkahnya yang tidak sabaran.
"Selamat. Aku benar-benar turut bahagia." Jeonghan memeluk Jisoo, memejamkan matanya sebagai bentuk syukur atas kebahagian adik tirinya.
"Kau bahagia atas pernikahanku? Lalu kapan kau akan bahagia atas pernikahanmu sendiri?"
Jeonghan tertawa saat melepas pelukannya. Jisoo adalah wanita yang frontal, tak jarang lisannya terkesan sarkas. Dan Jeonghan sudah terbiasa akan hal itu.
"Seokmin, bisa kau carikan lelaki untukku?" Canda Jeonghan.
"Tidak usah, Sayang. Percuma. Kakakku ini akan menolaknya. Sudah tertebak."
Lee Seokmin, suami Jisoo tersenyum lebar. Siapa sangka dibalik wajah manis Jisoo yang terlihat seperti kucing, tersimpan lidah yang luar biasa pedasnya?
"Yoon Jeonghan."
Jeonghan menoleh ke belakang, dimana ibunya berdiri bersama seorang wanita yang ia yakini adalah kolega sang ibu.
Melempar senyum pada Jisoo dan Seokmin, Jeonghan lalu berbalik menghampiri ibunya. Membungkukkan badan dengan sopan dan memasang senyum terbaiknya.
"Kenalkan. Nyonya Choi, salah satu teman Ibu."
Nyonya Choi, yang tampak angkuh dengan balutan gaun berhias bulu angsa mengulurkan tangan pada Jeonghan.
"Aku sudah menyapa kedua mempelai. Tapi rasanya tetap ada yang kurang jika aku tak menyapamu juga. Kau Yoon Jeonghan bukan?"
Jeonghan menyambut uluran tangannya, masih dengan senyum tulus nan sopan yang keluarganya ajarkan sejak kecil. "Benar, saya Yoon Jeonghan. Senang bertemu dengan Anda."
"Senang bertemu denganmu juga, Nak. Tapi sepertinya putraku juga ingin bertemu denganmu."
Senyum Jeonghan memudar ketika seorang pria muda menghampiri Nyonya Choi dengan kharismanya yang luar biasa. Mata jernihnya melebar, bibir mungilnya mengatup rapat, tubuhnya seolah membeku tak mampu bergerak.
Sang pria menatapnya dengan kagum. Mengulurkan tangan dengan tegas tanpa menghilangkan pesonanya sedikitpun. "Lama tak bertemu, Nona. Aku Choi Seungcheol, rivalmu semasa SMA. Kau tentu masih ingat, kan?"
~~to be continued~~
Maafkan aku yang malah post cerita baru dan mengabaikan cerita lamaku wkwk. Forbidden Forest lagi proses untuk chapter selanjutnya. Jadi stay tune ya~
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak di cerita ini ya~~
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL | JeongCheol GS
FanfictionTentang Seungcheol dan Jeonghan yang terjebak dendam di masa lalu. Serta rahasia-rahasia lain yang tak pernah disangka sebelumnya. Liku cinta yang rumit mengharuskan keduanya hidup dalam kepalsuan. Akankah bisa berujung manis? Warning! Genderswitch...