14

3.2K 309 83
                                    

"Lama tak bertemu, Bajingan Choi."

Rahang Choi Seunghyun mengeras seiring senyum congkak dari tamu tak diundang itu merekah. Saling baku tatap dengan sang istri, keduanya lantas memutuskan berusaha bersikap normal selayaknya menerima tamu-tamu yang lainnya. Sementara Baekhyun berjalan menuju satu-satunya kursi makan yang tersisa di antara mereka tanpa dipersilahkan.

"Apa kabarmu Nyonya Park yang malang?"

Baekhyun, yang suaminya tengah mendekam dibalik jeruji besi tertawa santai tak mengindahkan tata krama. Merasa begitu pilu kala dirinya dipanggil menggunakan marga suaminya. "Aku berani menginjakkan kaki di teritori keluargamu, sudah cukup bukti bahwa aku baik-baik saja. Oh, Choi Seungcheol ada di sini? Senang bertemu denganmu, Sayang."

Hanya senyum tipis yang bisa Seungcheol tunjukkan, ia merasa tak memiliki topik apapun untuk dibicarakan dengan wanita yang belum pernah ia temui sebelumnya.

"Kuharap kau bisa bernafas dengan baik setelah aku menyelesaikan tujuanku."

"Kau ingin meminjam uang?" Sergah Sandara cepat. Sementara Seunghyun menatap tajam putranya agar tetap diam.

"Akan menjadi lebih baik jika kau menggunakan uang-uangmu untuk menyelamatkan diri. Terimakasih, Pelayan. Sayangnya aku tak akan menyentuh sedikitpun hidangan yang ada di sini." Baekhyun tersenyum lagi, kali ini kepada pelayan Keluarga Choi yang baru saja menuangkan minuman anggur ke dalam gelasnya.

"Sudah sepantasnya kasta rendah sepertimu untuk tak menyentuh suguhan dariku." Sandara menenggak anggurnya, sebagai bentuk bahwa ia benar-benar tengah merendahkan selera dan nasib Baekhyun yang jauh berbeda dengannya. Ketika ia menelan dan merasakan tubuhnya sedikit menghangat, mata tajamnya melirik Keluarga Yoon dengan tatapan tak suka.

"Tentu saja. Kupikir aku bisa merasakan desisan setiap dosamu di sini. Aku jadi beruntung karena tak terlahir untuk menjadi orang kaya."

"Kalian lancang membawa orang lain dalam acara ini, Keluarga Yoon yang terhormat?" Tangan Sandara mengetuk meja makan dengan teratur. Tanda bahwa ia tengah menahan emosi. Menunggu salah satu tamunya, lebih tepatnya Jeanine Hong untuk menjawab.

"Aku bertanya padamu apakah ada larangan terkait undanganmu itu. Dan kau mengatakan aku bebas membawa siapapun yang aku mau." Jeanine berujar dengan gaya informal yang ringan. Mengabaikan tatapan Seunghyun yang menegur terhadap pembawaannya yang terlalu santai.

Sandara menarik nafas dalam-dalam. Merasa bahwa ia dan suaminya tengah dijebak. Keluarga Yoon tentu saja membawa Baekhyun bukan tanpa alasan. Ada sesuatu yang telah mereka rencanakan rapi tanpa sepengetahuan siapapun. Dan Sandara sama sekali tak menyangka itu.

"Tolong ambilkan sejumlah uang dan aku akan menutup acaraku. Kau bisa memberinya sebanyak yang kau mau, setidaknya jumlah itu cukup untuk ia bertahan hidup tanpa suaminya." Perintah Seunghyun terhadap salah satu kaki tangannya. Menimbulkan tanda tanya besar bagi para pekerja di rumahnya yang entah sengaja atau tidak bisa mendengarnya.

"Kau ingin menutup acara ini, Tuan? Baekhyun bahkan belum mengutarakan tujuannya."

"Jeanine Hong, aku memegang kendali atas apa yang terjadi di rumahku."

"Nyonya Hong benar, Ayah. Ia belum menyampaikan tujuannya."

"Choi Seungcheol! Kau ingin menentang ayahmu?"

Seungcheol tak mengindahkan teguran ayahnya. Ia meletakkan kedua tangannya di atas meja, menuntut penjelasan dari Baekhyun.

"Aku bertanya sebagai pemimpin dari Perusahaan Choi, tidak sebagai putra dari Choi Seunghyun dan Sandara Park."

RIVAL | JeongCheol GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang