9

5.5K 326 108
                                    

⚠️Warning! Adult content!⚠️

Rating: M



"Choi Seunghyun bajingan!" Jinah berteriak hingga suaranya menggema di setiap sudut rumah. Melempar tas mahalnya secara sembarangan ke arah sofa, menarik kalung mutiara hingga putus tercerai berai dan melepas ikatan rambutnya.

Jinah tak pernah marah sebesar ini, maka para pelayan di rumah itu sama sekali tak berani melirik sang nyonya. Mereka hanya merapikan kekacauan yang Jinah buat, tanpa ada niat sedikitpun untuk bertanya apa penyebabnya.

"Panggilkan Jeanine sekarang juga."

"Aku di sini, Nana!" Jeanine membelah keributan yang Jinah ciptakan dengan suara tegasnya. Menuruni tangga dengan tergesa hingga menimbulkan suara ketukan akibat alas kaki mahalnya.

"Ada apa? Jisoo-ya, apa yang terjadi?"

"Duduklah, Mama. Ada hal penting yang ingin Ibu bicarakan." Jisoo mengelus bahu Jinah, menuntunnya untuk duduk di salah satu sofa dan mencoba menenangkannya.

"Nana, kau tak pernah seperti ini sebelumnya." Jeanine duduk di sebelah Jinah, raut khawatirnya tak bisa dibohongi melihat amarah Jinah yang begitu besar juga Jeonghan yang tak kunjung kembali ke rumah.

"Jeonghan belum pulang?" Suara Jinah melunak setelah menghela nafas cukup panjang.

"Ia sedang di pulau Jeju, bertemu dengan salah satu koleganya yang datang dari Paris." Seokmin tiba-tiba hadir di tengah mereka, mendudukkan diri di atas paha Jisoo dan menarik tangan istrinya untuk memeluk pinggang lebarnya.

"Kau bilang kau pergi tidur sepuluh menit yang lalu!"

"Ssttt! Diamlah!" Seokmin menempelkan telunjuknya di bibir Jisoo. Kemudian beralih menatap kedua mertuanya yang tampak tak terganggu dengan tingkahnya.

"Kita seharusnya bahagia, seseorang telah melamar Jeonghan."

Jeanine membulatkan matanya. Melirik ke arah putrinya untuk mendapatkan kepastian, namun ia hanya mendapati Jisoo tengah menjambak rambut Seokmin untuk memintanya turun dari pahanya. "Nana, benarkah itu?"

"Lalu apa kau pikir aku mengarang cerita?"

"Tapi mengapa kau sebegitu marahnya?"

Jinah menarik nafas dalam-dalam, mencoba untuk meredam emosi saat menyebut nama yang sangat menjijikkan baginya. "Choi Seunghyun, ia ingin menjadikan Jeonghan sebagai istri keduanya."

Jeanine merasakan jantungnya seperti dihantam cukup keras. Tubuhnya membeku dan mendadak lidahnya kelu. Ia tak pernah menyangka, sama sekali tak pernah mengira bahwa sesuatu seperti ini akan menghampiri keluarganya.

"Choi Seunghyun? Menikahi Jeonghan?"

"Ya, kau benar. Binatang cacat itu ingin menjadi bagian dari keluarga kita."

"Jinah kau- sedang tidak bercanda bukan?"

"Astaga, tanyakan saja pada Jisoo!"

"Ya Tuhan!" Jeanine akhirnya berseru. Menekan dadanya sendiri guna meredakan emosi. Ia akhirnya mengerti mengapa Jinah marah luar biasa seperti tadi. "Apa yang ia bicarakan tadi?"

"Maaf tapi aku tak ingin meniru setiap kata dari binatang itu."

"Kurasa bukan Seunghyun yang ingin menjadi bagian dari keluarga kita. Namun ia ingin Jeonghan yang menjadi anggota keluarganya."

Semua orang disana menaruh atensi pada Jisoo, yang tiba-tiba berbicara tanpa ragu. Ruang tamu itu mendadak diselimuti suasana serius yang tampaknya benar-benar tak bisa diganggu.

RIVAL | JeongCheol GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang