Part 32 : Menyingkirkan Kontrak

1.3K 143 47
                                    

Shinhye menghabiskan sisa waktunya bersama ayahnya, berbagi pengalamannya di Kamboja maupun Vietnam, dan ia tidak bisa lebih bahagia lagi karena bisa pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya. Ayahnya tidak tahu bahwa suaminya benar-benar datang menemuinya di Vietnam selama tiga hari sejak ayahnya bersama teman-temannya dari Busan dan Shinhye berpikir bahwa tidak perlu baginya untuk memberitahu Tuan Park tentang hal itu.

Sudah lama sejak ia terakhir makan siang bersama ayahnya dan Shinhye merasa lega karena ia diberi dua hari libur. Shinhye mengambil kesempatan ini untuk menghabiskan lebih banyak waktunya dengan Tuan Park, memasak dan makan dengan orang tua itu karena Shinhye mungkin tidak dapat melakukannya sesering ini karena ia akan kembali ke kantor keesokan harinya.

Setelah memberi obat pada ayahnya dan menyuruhnya tidur selama sisa sore itu, Shinhye kembali ke kamarnya untuk terus menulis artikel untuk kolom khusus di koran perusahaannya. Dateline-nya besok dan ia perlu memastikan bahwa semuanya ditulis dengan baik dan sempurna. Bagaimanapun, Shinhye tidak suka jika pekerjaannya selesai dalam keadaan terburu-buru yang mungkin tidak memuaskan.

Setelah mengirim artikel tersebut ke Soo Yeon melalui email, Shinhye meraih ponselnya dan hanya menatapnya. Ia berharap agar suaminya menelpon atau setidaknya mengirim pesan kepadanya tapi tidak ada satu pesan pun yang masuk. Terakhir kali mereka berbicara adalah saat sarapan pagi hari ini. Shinhye sangat merindukan Yonghwa.

Hal berikutnya yang Shinhye tahu, saat ini hampir pukul 7 malam ketika ia terbangun dari tidurnya yang 'singkat'. Shinhye duduk di tempat tidur dan menguap sedikit sebelum berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk keluarga. Ia senang karena suaminya belum ada di rumah atau ia merasa benar-benar bersalah jika Yonghwa menunggunya untuk menyiapkan makan malam karena Yonghwa mungkin sudah lelah karena seharian bekerja.

Shinhye tersenyum dan cepat berbalik ke arah pintu ketika ia mendengar bunyi bip pada pintu. Ketika suaminya masuk ke rumah, jantung Shinhye berdetak kencang dan Shinhye bertanya-tanya kenapa ia bertingkah seperti remaja yang jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Baiklah. Sebenarnya, ini adalah pertama kalinya ia jatuh cinta.

"Yong, kau pulang?"

"Deh. Ommo, baunya sangat lezat! Apa yang kau masak untuk makan malam ini?" Yonghwa berdiri di belakang Shinhye dan memeluknya, meletakkan dagunya di bahu Shinhye, ketika ia melihat Shinhye memasak hidangan andalannya bersama beberapa daging yang telah disiapkan dan beberapa lauk lainnya.

Shinhye tersipu malu saat merasakan bibir Yonghwa yang lembut menyentuh bahunya yang terbuka. "Aku.. aku sedang memasak daging kesukaanmu dan juga kari. Apa kau menginginkan hal lain?"

"Aniyo, ini sudah cukup." Yonghwa mencium bahu Shinhye lagi dan memeluknya lebih kencang.

"Yong, aku sedang memasak sekarang."

"Aku tidak peduli."

"Bagaimana jika appa melihat kita seperti ini?"

"Dia akan sangat bahagia."

"Tidak. Ini akan memalukan. Jadi, biarkan aku memasak sekarang."

Yonghwa terkekeh ketika ia membalikkan tubuh Shinhye dan mencium kening Shinhye dengan penuh cinta. "Aku akan membiarkanmu memasak tapi kau harus menciumku lebih dulu."

"Mwo? Aish, biarkan aku memasak. Dagingnya akan hangus, Yong!" Shinhye berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersenyum pada Yonghwa tapi tidak bisa melakukannya saat Yonghwa mulai menyerang lehernya.

"Cium aku sekarang."

"Shiro." Shinhye sedikit mengerang saat Yonghwa menyesap kulitnya.

"Kau membuatku bergairah yeobo. Tapi bukan disini. Kita akan melakukannya nanti di kamar."

Forever and Always (complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang