Part 21 : Being Away

886 130 17
                                    

Ketika Shinhye terbangun pagi itu, ia menemukan kamar itu begitu kosong dan sunyi. Ia menguap saat dirinya duduk di tempat tidur dan melihat sekeliling. Biasanya saat ini, Yonghwa akan tidur nyenyak di dekatnya atau mungkin Yonghwa sudah bangun karena dia perlu bersiap-siap untuk rapat. Tapi, Yonghwa tidak ada di dalam kamar. Sofa itu juga kosong dan saat Shinhye melihat ke kamar mandi untuk menemukan Yonghwa, Yonghwa juga tidak berada di sana.

Dimana dia? Batin Shinhye dan berjalan ke lantai bawah menuju dapur. Shinhye terkejut melihat ayahnya sudah bangun dan sedang memasak di dapur dengan bantuan Soo Jung, perawat pribadi.

"Appa, kenapa kau bangun pagi-pagi sekali? Oh, annyeonghaseyo Soo Jung-ssi." Shinhye membungkuk ke arah perawat dan tersenyum padanya. Perawat itu juga melakukan hal yang sama dan pergi untuk mengambil segelas air untuk Tuan Park agar bisa meminum obatnya.

"Appa sangat lapar dan appa merasa ingin makan sesuatu jadi appa memutuskan untuk memasak."

"Kenapa Appa tidak menyuruhku saja? Aku bisa memasak untuk Appa."

"Aniyo, Shinhye-ssi. Geogjeongmal, aku yang memasak sebenarnya. Ayahmu hanya mencoba membantu hal-hal kecil seperti itu." Soo Jung menjelaskan.

Shinhye dengan canggung tersenyum padanya. "Ah, deh. Appa! Berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan melakukan hal seperti ini lagi. Jika Appa ingin makan, Appa bisa memanggilku untuk memasak untukmu. Arasso?"

"Aish, jinja. Arasso! Arasso!"

Ketiganya duduk di meja makan dan mulai makan sarapan mereka dalam keheningan ketika tiba-tiba Shinhye teringat dengan Yonghwa. Ia segera berbalik menghadap ayahnya dengan kerutan di dahinya.

"Appa, jam berapa kau bangun hari ini?"

"Sekitar jam 7 pagi. Waeyo?"

Shinhye tersenyum seperti anak kecil dan meletakkan sendoknya di atas meja. Itu dini hari? Appa pasti melihat saat Yonghwa-ssi pergi kerja, 'kan? Shinhye mengunyah nasi dan kemudian mulai bertanya pada ayahnya tentang suaminya. "Apa Appa melihat Yonghwa-ssi pergi keluar untuk bekerja?"

Tuan Park mengerutkan kening dan dengan hati-hati meraih sup kacang kedelai. "Apa yang kau bicarakan Shinhye? Bukankah dia kembali tadi malam untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi ke LA? Dia datang menemui appa sebelum dia pergi, bukankah dia mengucapkan selamat tinggal padamu?"

"Mwo?"

"Aigoo, apa kalian bertengkar lagi? Itukah sebabnya kau tidak tahu bahwa penerbangan Yonghwa ke LA pagi ini pukul 5?"

"Apa yang Appa bicarakan? Aku tidak.. aku tidak mengerti."

"Yonghwa mengatakan kepada kita bahwa dia pergi ke LA untuk melakukan perjalanan kerja Shinhye? Tidakkah kau ingat bahwa dia mengatakan kepada kita kalau penerbangannya pada hari kamis pagi?"

"Hari ini hari kamis?" Shinhye menggigit bibir bawahnya dan kembali memakan sup kacang kedelainya saat ia mengingat kembali ucapan Yonghwa dua malam sebelumnya ketika Yonghwa memberitahunya tentang pergi ke LA selama seminggu. Yonghwa bahkan mengatakan kepada Shinhye bahwa penerbangannya di hari kamis tapi tentu saja Shinhye tidak akan mengingatnya. Ia terlalu sibuk dengan rencananya untuk pergi ke Kamboja.

Tapi, dia pulang ke rumah untuk mengucapkan selamat tinggal pada appa. Kenapa dia tidak membangunkanku untuk mengucapkan selamat tinggal kepadaku? Shinhye menangis jauh di dalam hatinya bukan karena ia enggan melepaskan Yonghwa, tapi karena ia ingin bertemu dengan Yonghwa untuk terakhir kali sebelum Yonghwa pergi.

Forever and Always (complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang