8. Dia?

30 6 1
                                    

Ketika sang mentari menampakkan sinarnya menandakan bahwa kehidupan manusia telah dimulai, meninggalkan hal yang terjadi sebelumnya untuk memulai kehidupan yang baru.

Walaupun hari sebelumnya meninggalkan luka ataupun kebahagian kita harus tetap menjalankan kehidupan. Karna apa? Karna jalan masih panjang detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun tidak lah hanya berputar pada satu poros saja tak ada seorangpun yang dapat menghentikan waktu.

Gadis cantik itu mengerjabkan matanya berusaha untuk sadar, sinar mentari yang menusuk matanya membuat gadis itu meringis.

Setelah ia sadar Aila langsung bergegas menuju kamar mandi dan menyelesaikan rutinitas paginya.

Setelah selesai, segeralah ia berpamitan kepada orang tuanya untuk ke sekolah.

"Aila!" Joseph menepuk pundak Aila

"eh kak Joseph, kenapa kak?"

"good morning cantik"

"dih apaan sih kak"

"jawab dulu dong"

"morning too kak, para fans kakak ngeliat tuh"

"ya bodo amat"

"udah ah Aila mau masuk kelas, kakak pergi gih mereka udah natap aku kaya mau ngebunuh risih tau"

"biarin"

"bye kak joseph" Aila melarikan diri dari Joseph sembari berlari

"lah malah kabur" ucap Joseph menampilkan senyum mautnya

~🌸🌸🌸~

Jam telah menunjukkan waktunya pulang sekolah

Aila, Laura dan Kevin terlihat melangkahkan kaki keluar kelas. Senyum pun tak luput dari ketiganya, dengan langkah yang pasti mereka bertiga menuju parkiran untuk mengambil kendaraannya. Hari ini, mereka memutuskan untuk pergi ke mall terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.

Setelah sampai mereka memarkirkan kendaraannya di tempat parkiran. Baru lah mereka melangkahkan kaki memasuki mall.

Aila dan Laura terlihat sekali kali memasuki beberapa kios baik itu untuk membelinya ataupun hanya melihat lihat, Kevin hanya diam mengikuti dibelakang mereka berdua,  karna apa? Karna ia laki satu satunya disini.

Lelah? Ya mereka sudah lelah sekarang akhirnya mereka memilih untuk makan sambil bercanda gurau.

Lelah? Ya mereka sudah lelah sekarang akhirnya mereka memilih untuk makan sambil bercanda gurau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa Aila dan Laura akan diam jika mereka disuguhkan makanan. Aila dan Laura duduk di depan Kevin jadi posisinya berhadapan.

"kak?" teriak Kevin

"siapa sih vin?" tanya Laura celingukan

"hai" lelaki itu menghampiri mereka sembari menggandeng perempuan

"kak Joseph" ucap Aila dan Laura bersamaan

"ngapain kesini kak? Yang disebelah siapa? Pacar?" tanya Kevin bertubi tubi

"nemenin dia nonton, kenalin dia Friska" jawab Joseph datar menunjuk ke arah wanita yang bernama angel itu

"hai aku kevin ini Aila dan Ini Laura" ucap Kevin, mereka saling berjabat tangan

"gue duluan ya bro" joseph melangkahkan kakinya pergi tanpa menatap Aila sedikit pun

Sakit? Jelas batin Aila sangat merasakan itu, bahkan ia sudah kehilangan napsu makannya. Melihat kenyataan bahwa sang pangeran menggandeng wanita lain terutama ia tak meliriknya barang sekali saja.

Entah kenapa Aila merasakan sesak didada, kenapa ia harus begini? Siapa ia yang berhak merasakan hal seperti ini? Bahkan disaat Aila tau dia bukan siapa siapa bagi laki laki itu. Karna hati tidak bisa dipaksakan akan jatuh pada siapa.

Suka? Cemburu? Entah apa yang Aila rasakan ia pun tak tahu, mungkin saja karena faktor kekaguman semata yang membuatnya seperti ini.

"Aila! Jangan bengong!" sentak Laura

"eh maaf" Aila pun tersadar dari lamunannya

"ayo pulang" ajak Kevin

Aila hanya membalas anggukan, dan mereka bertiga pun pulang dengan Aila yang membawa serta kedilemaannya.

Bersambung.......

Hello wan kawan aku back nih, maap ya lama updatenya karena diriku ini lagi dimana masa kelas akhir jadi sibuk mau ngetik gak ada inspirasi juga, terimakasih yang udah mau mampir ke lapakku.. Btw why him masuk ke no 1 cintatanpasyarat pokoknya thx lah.. Kalo ada typo maapkan mau baca males akunya 😁 satu lagi jangan lupa vote dukung author baru yg ambigu ini 🤩🤩🤩

Why him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang