Seorang gadis cantik tengah menuruni tangga rumahnya dengan pelan namun pasti.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke dapur karena tadi sang mama sudah memanggilnya untuk segera turun dan makan bersama keluarga.
Gadis itu pun duduk di tempat yang berhadapan dengan Juna sang adek.
Lalu ia mengambil satu centong nasi dan beberapa lauk yang telah tersedia di meja makan tanpa bersuara sepatah katapun."oi mbak! Kenapa mukanya di tekuk gitu? Lagi patah hati ya?" goda Juna pada kakaknya
"apaan sih lo, makan gih sono dari pada ngurusin urusan gue" balas Aila jutek
"diih malah ngegas biasa aja kali"
"udah udah gak baik berantem didepan makanan" timpal sang mama menengahi kedua anaknya tersebut
"si Juna tuh mah yang mulai duluan"
"lah napa jadi gue coba!"
"makan dulu!" sang papa pun mulai ikut bicara untuk menenangkan anaknya
Mereka pun makan bersama dengan tenang, aman, damai dan sentosa tanpa ada gangguan perdebatan sengit antara Aila dan Juna.
Kemudian Aila membantu sang mama untuk membereskan bekas makanan dan mencucinya.
Gadis cantik itu berjalan menuju ruang keluarga, setelah pekerjaan dapurnya telah usai. Ia duduk di kursi sebelah Alex yang tengah asik menonton kartun kesukaannya yaitu dua anak kembar botak yang berbahasa melayu.
Aila masih terlihat cantik walaupun ia hanya menggunakan kaos putih dan celana kain warna abu abu panjang yang membenuk lekuk kakinya dengan rambut hanya di kuncir asal.
"gak belajar dek?" Aila menyenggol bahu adek kecilnya agar merespon perkataannya
"udah tadi mbak" jawab Alex yang tidak mengalihkan pandangannya dari tv
"kapan? Kan kamu tadi habis makan langsung liat tv"
"iya tadi di sekolah belajarnya mbak" ucap Alex polos
Juna yang berada di sebelah mereka berdua pun tertawa terbahak bahak mendengar jawaban adik kecilnya.
"diem Juna!!" bentak Aila yang mulai kesal terhadap Juna
"Lex tos dulu dong" Juna mengangkat tangannya untuk bertos dengan Alex
Aila pun memasang wajah cemberutnya dan beranjak pergi karena merasa dongkol dengan perilaku adiknya yang menambah turun moodnya, ia menuju surga kenikmatan dunia yaitu kamar tercintanya.
Aila membantingkan diri ke kasur king size miliknya, ia merentangkan tubuhnya sembari menatap atap.
Secara mendadak gambar seorang laki laki terlintas di pikiran ia begitu tampan dengan mata tajam, alis hitam tebal, hidung mancung, serta bibir penuh yang kiss able .
KAMU SEDANG MEMBACA
Why him?
Подростковая литератураAila Vernando gadis cantik berumur 17 tahun yang duduk di kelas 11 SMA, paras cantik nan rupawan membuat laki-laki manapun takluk kapadanya, tapi sulit bagi ia untuk jatuh cinta. Menurutnya cinta itu adalah hal yang berharga dan tidak sembarang oran...