1O

2.1K 297 18
                                    

Salah satu beban kini sudah terbayarkan. Tepat hari ini seluruh siswa sekolah menengah atas di Korea menyelesaikan Ujian Nasional. Kini hanya tinggal menunggu hasilnya. Lalu mereka akan melangkah keluar sekolah dengan jalannya masing-masing.

Eunsang tertawa begitu melihat Chaerin berjalan lunglai ke arahnya. Gadis tersayangnya terlihat begitu kacau.

"Kau sudah berusaha keras, Chaerinie~" Eunsang mengusak rambut Chaerin gemas.

Chaerin bahkan tak memiliki tenaga untuk membalas perbuatan Eunsang. "Ah, rasanya mau mati saja di dalam tadi."

"Jangan bilang begitu!" Tegur Eunsang.

"Ayo ke rumahku, ibu bilang hari ini masak banyak."

"Benarkah? Aku penggemar nomor satu masakan ibumu."

"Wah, Dohyon punya saingan sekarang." Kata Chaerin lalu mereka tertawa bersama.

"Baiklah, ayo kita pulang."

Eunsang meraih tangan Chaerin untuk ia genggam. Dia tidak malu lagi untuk melakukan itu. Beda sekali dengan Eunsang yang dulu ditatap saja sudah kikuk setengah mati.

Selagi menunggu bus datang, mereka berbincang di halte. Tiba-tiba ponsel Chaerin bergetar karena pesan masuk dari Dongpyo.

Pyodongie
>Kau dimana??
>Hari ini kita kan mau pesta.
  Kau tidak lupa kan?

Chaerin meringis. Dia lupa sudah janji dengan teman-temannya. Chaerin terlalu bersemangat ketika ibunya menyuruhnya untuk mengajak Eunsang makan malam bersama.

"Kenapa?" Tanya Eunsang karena Chaerin terlalu lama menatap pesan dari Dongpyo.

"Ah tidak.." Dengan cepat Chaerin membalas pesan Dongpyo lalu memasukkan ponselnya kedalam saku seragamnya.

Chaerin
>Maaf, aku harus pulang cepat.
  Ibu sudah menungguku.

**

"Hyuuungg!" Yang dilakukan Dohyon pertama kali ketika Eunsang dan Chaerin sampai adalah berteriak lalu memeluk Eunsang. "Bagaimana ujiannya hyung?"

"Ya! Sebenarnya saudaramu disini siapa?" Desis Chaerin. "Harusnya kau menyambutku, bukan Eunsang!"

"Begitu?"

"Tentu!"

"Melihatmu tidak mati setelah ujian saja sudah cukup." Balas Dohyon.

"Aiishh anak ini!" Chaerin bersiap melemparkan tasnya ke adik laki-lakinya itu. Tapi Dohyon sudah lebih dulu kabur.

Eunsang tertawa lepas. Melihat Chaerin dan Dohyon bertengkar adalah hal yang paling ia suka di rumah ini. Bukan berarti Eunsang senang melihat mereka tak akur. Hanya saja rumah ini terasa lebih hidup jika kakak beradik itu berulah.

Ibu menyambut Chaerin dan Eunsang dengan senyum khasnya. Menanyakan bagaimana ujian mereka dan hal lainnya.

"Jadi setelah ini Eunsang akan pindah ke Jepang?" Tanya ibu ketika mereka tengah makan malam bersama.

"Iya bu," Eunsang memamerkan senyumannya.

"Hyung jangan pergi! Kuliah disini saja!" Dohyon heboh sendiri.

Ayah tertawa lalu mengusap surai Dohyon. "Eunsang hyung pergi jauh juga untuk kebaikannya. Jangan ditahan. Kau juga harus seperti dia."

Eunsang mengangguk cepat. "Kau harus menyusulku ke Jepang, Dohyon-ah.."

Chaerin diam saja. Tak berniat bergabung untuk membicarakan kepindahan Eunsang.

Dan tentu saja Eunsang menyadarinya.

Dear, you | lee eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang