13

1.5K 308 46
                                    

Happy 10k readers!! ♥

Setelah seluruh murid dikelasnya tahu bahwa Eunsang akan pindah ke Jepang seminggu setelah kelulusan, mereka semakin gencar mempersiapkan pesta perpisahan.

Eunsang cukup tersentuh. Ia bahkan jarang bicara dengan teman-teman sekelasnya, tapi mereka bersikap seolah kehilangan sosok yang paling berharga di kelas.

Lusa adalah hari kelulusan dan beberapa dari teman sekelas Eunsang masih di kelas untuk persiapan pesta. Termasuk Chaerin dan teman-temannya.

"Kau pergi seminggu lagi, tapi sudah selesai packing?" Tanya Junho dan segera dijawab dengan anggukan kepala oleh Eunsang.

"Jangan heran, terlihat jelas kok dia orang yang terencana." Sahut Minhee sok tau.

"Chaerin pasti akan menangis sejadi-jadinya." Ejek Yujin dan diikuti oleh gelak tawa Sua dan Dongpyo.

Chaerin mengerucutkan bibirnya. "Tidak kok!!" Bantahnya tapi masih saja diolok-olok teman-temannya.

Ia membuang muka, tapi malah bertemu pandang dengan Eunsang. Lelaki itu tersenyum seakan menenangkan Chaerin. Namun mereka tak bisa berlama-lama bertatapan karena Junho kembali mengajak Eunsang bicara.

Lalu mata Chaerin beralih pada tasnya yang tergeletak diatas salah satu meja. Di dalam tasnya ada buku Eunsang. Dan ia sudah berjanji pada Tuhan akan mengembalikan buku itu hari ini juga.

"Aku haus..." Rengek Sua setelah menghentikan kegiatannya membuat hiasan.

"Aku juga!"

"Aku juga.. siapa pun belikan minum!"

Dan setelahnya mereka ribut saling tunjuk tapi tak ada satu pun yang bersedia membeli minum untuk kurang lebih lima belas orang di kelas.

"Aku saja!" Eunsang mengangkat tangannya. "Aku juga yang traktir."

"Wah serius??"

"Eunsang memang baik hati!"

"Kau memujinya jika ada maunya saja!"

Chaerin ikut mengangkat tangannya. "Aku ikut!" Tapi detik berikutnya Dongpyo menepuk kepala Chaerin dengan gulungan karton.

"Kerjaanmu belum selesai, biar Junho saja yang ikut bersamanya." Omel Dongpyo.

Chaerin mengerucutkan bibirnya sekali lagi. Hari ini ia dan Eunsang belum bicara sama sekali karena Eunsang sibuk dengan Junho dan Minhee. Ia hanya bisa melihat Eunsang yang akhirnya pergi dengan Junho.

"Chaerin-ah!" Hyeongjun memanggil dari sudut kelas. Chaerin dengan cepat menghampirinya.

"Tolong pegang meja ini, aku mau naik untuk memasang hiasan." Kata Hyeongjun.

"Ok, hati-hati.." balas Chaerin lalu segera memegang sisi meja saat Hyeongjun mulai naik ke atas meja.

Selagi Chaerin membantu Hyeongjun, Minhee ribut mencari penggaris. Mereka bertanya pada sebagian penghuni kelas tapi tidak ada yang membawa penggaris hari ini.

"Wah, kalian ini siswa macam apa ke sekolah tapi tidak membawa penggaris?!" Celetuk Minhee.

"Ya! Kita sudah tidak belajar, untuk apa bawa penggaris lagi?" Sahut Sua sewot.

Minhee berlaga menggeleng prihatin. Lalu ia bertanya pada Chaerin. "Chae, kau punya penggaris?"

"Oh! Aku bawa, ambil saja di kolong mejaku."

"Nah, Ini baru siswa teladan—eh iya, Sua jangan timpuk aku!!" Minhee berusaha berlindung dari lemparan sepatu Sua.

Lelaki jangkung itu akhirnya menabrak meja Chaerin sampai tas dan isi tas Chaerin berhamburan ke lantai.

Dear, you | lee eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang