12

1.8K 336 38
                                    

Tidak, ini bukan hanya tentang tidak menepati janji. Bukan hanya tentang takut ketinggalan pesta seorang sahabat. Jika hanya untuk masalah kekanakan seperti itu, Chaerin tidak akan meminta pulang pada Eunsang pagi ini. Chaerin tidak akan berlari dari toko kue ke rumah Dongpyo.

"Sendiri?" Tanya Eunsang ketika Chaerin menatap kediaman Dongpyo dari luar gerbang.

Chaerin mengangguk. "Terima kasih banyak, Eunsang-ah.. maaf aku merepotkanmu."

"Tak apa, aku juga tidak enak pada Dongpyo. Sampaikan salamku padanya."

"Tentu."

"Aku pulang ya"

"Hati-hati.." Chaerin melambaikan tangannya sedangkan satu tangan lagi memegang kue yang ia belikan untuk Dongpyo.

Eunsang dengan ragu melangkah pergi. Sesekali menoleh ke belakang. Entah mengapa perasaannya berkata bahwa akan ada hal buruk terjadi.

Sedangkan Chaerin masih diam mengatur nafasnya. Ia melirik jam tangannya, sudah pukul tiga sore. Seharusnya perjalanan dari Pulau Jeju ke Seoul hanya memerlukan waktu satu jam, tapi sayangnya Eunsang mendapatkan tiket keberangkatan pukul satu siang.

Chaerin menekan bel rumah Dongpyo beberapa kali. Tapi tak kunjung ada jawaban dari penghuni rumah. Chat dari Chaerin pun diabaikan semua teman-temannya.

"Dongpyooo! Ini aku Chaerin!" Teriak Chaerin frustasi. "Pyo, maaf aku terlambat!! Buka—"

"Oh! Nam Chaerin?"

Suara seseorang mengejutkan Chaerin. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Minhee menghampirinya sambil melepaskan earphonenya. Setau Chaerin, Minhee memang tinggal di sekitar sini. "Kenapa kau disini?"

"Aku... mencari Dongpyo."

"Loh? Kau tidak ikut dengan mereka?"

Chaerin mengernyitkan dahinya. "Kemana?"

"Hyeongjun bilang padaku tadi kalian mau jalan-jalan sampai larut malam." Ujar Minhee.

Chaerin menggigit bibir bawahnya. Ia menunduk menatap kue cokelat yang sudah ia pasangkan lilin-lilin kecil.

"Kalian...bertengkar?" Teka Minhee.

Gadis itu hanya tersenyum. "Mungkin,"

Minhee bingung harus berbuat apa. Ia menatap langit yang sudah diselimuti awan mendung. Sepertinya akan turun hujan. "Mau aku hubungi Hyeongjun?"

"Tidak, tidak perlu. Aku akan menunggu disini."

"Sebentar lagi hujan.."

"Tak apa.."

Chaerin terus memamerkan senyuman pahitnya. Minhee tak bisa berkutik lagi. Ia pun mengangguk lalu menepuk pundak Chaerin.

"Jika turun hujan cepat berteruh."

Chaerin mengangguk kecil. Setelahnya pemuda jangkung itu pamit pulang. Menyisakan Chaerin yang masih menatap kuenya.

Ia teringat dulu, saat masih kelas sepuluh ia bertemu dengan Dongpyo. Anak lelaki itu menangis dalam diam dengan belasan lembar undangan ditangannya.

"Ada apa?"

"Tidak ada yang mau datang ke ulang tahunku. Semuanya menolak. Mama Papa sudah menyiapkan banyak makanan di rumah karena mereka akan lembur hari ini." Lirih Dongpyo ditengah isak tangisnya.

"Aku takut Mama marah.. Mama sudah bangun pagi-pagi untuk menyiapkan semuanya, tapi tak ada satupun temanku yang mau datang..."

Chaerin mengambil semua undangan dari tangan Dongpyo. "Tunggu disini, aku akan mengajak teman-temanku!"

Dear, you | lee eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang