- before sequel ( Eunsang and Chaerin )

1.5K 230 7
                                    

If He Returns

.


"Pokoknya nanti di Jepang kau harus punya banyak teman!" Ucap Chaerin.

Eunsang yang tengah menaruh kembali buku ke rak buku perpustakaan terkekeh. Ia menghadap Chaerin yang berkacak pinggang padanya, lalu mengacak-acak rambut gadis itu dengan gemas.

"Sepertinya akan sulit jika tidak ada kamu." Kata Eunsang ketika mereka sudah keluar dari perpustakaan. Mereka tak langsung menuju kelas. Memilih duduk di bangku taman sekolah yang tak jauh dari perpustakaan.

"Tidak kok. Aku pernah cerita kan kalau aku dulu juga seperti dirimu. Sulit berteman. Tapi lihat aku sekarang!" Chaerin merentangkan kedua tangannya seperti memamerkan dirinya sendiri. "Aku bisa dengan mengubah sedikit demi sedikit diriku yang lama."

"Apa itu artinya kau jadi orang lain?"

"Hmm?" Chaerin mengernyit bingung.

"Kau bilang mengubah dirimu. Apa itu artinya kau menjadi orang lain? Tidak menjadi dirimu sendiri?"

"Bukan," Chaerin kembali duduk di samping Eunsang. "Awalnya aku memang berpikir bahwa aku tak menjadi diriku sendiri. Tapi seperti yang kubilang tadi, aku merubah diri sedikit demi sedikit. Berubah untuk hal yang postif bukan hal yang negatif. Tak ada salahnya berubah jika itu demi kebaikan dirimu sendiri kan??"

Eunsang mencerna kalimat panjang Chaerin. Gadis itu memang benar. Tapi Eunsang tak yakin bisa melakukan hal yang sama dengan Chaerin.

"Selain itu memang harus ada dukungan dari orang lain, maka aku disinilah mendukungmu." Lanjut Chaerin.

"Lalu siapa yang mendukungmu dulu?" Tanya Eunsang.

Chaerin terdiam. Ia menggaruk tengkuknya. "Hmmm... Seseorang tapi aku tidak tahu namanya."

"Hah??"

"Waktu itu aku menangis dan dia datang menenangkanku. Setelah itu aku sering mengunjunginya saat pulang sekolah dan dia selalu menyemangatiku—"

"Laki-laki?"

"...."

"...."

"...iya, dia laki-laki."

"Oooh.." Wajah Eunsang berubah datar. Chaerin tau lelaki itu tengah menahan cemberut di bibirnya.

Dia cemburu?

"Cemburu?"

"Tidak."

"Untuk apa kau cemburu pada laki-laki yang bahkan aku tidak tahu namanya??" Chaerin tertawa.

"Sudah kubilang aku tidak cemburu!"

"Mengaku saja..."

Eunsang mendengus membiarkan Chaerin menertawakannya. "Lalu bagaimana jika kau bertemu lagi dengannya?"

"Siapa?"

"Laki-laki yang mendukungmu."

"Apa ya? Menjadikannya kekasih??"

Eunsang melotot.

"Ya! Wajahmu seram sekali, aku hanya bercanda" Tawa Chaerin semakin keras.

"Tentu saja aku akan menanyakan namanya dan berterima kasih padanya."

"Itu saja?"

Chaerin menatap Eunsang lalu mencubit pipi Eunsang gemas. "Iya, itu saja."

**

"Kau tak apa?"

Chaerin menoleh kepada seorang pria yang menatapnya khawatir. Pria itu membulatkan matanya. Ia merogoh isi tasnya lalu mengeluarkan sapu tangan. "Kau menangis?"

Chaerin menerima sapu tangan pria itu. Ia bahkan tak sadar sudah meneteskan air mata. Sangat memalukan. Tapi Chaerin terlalu kacau untuk sekedar menjawab bahwa ia baik-baik saja.

"Tunggu, apa kita pernah bertemu sebelumnya??"

Pria itu menunduk untuk menatap wajah Chaerin lebih dekat. Tapi Chaerin memundurkan wajahnya. Terlalu dekat.

"Ooh!!" Pria itu berteriak heboh sambil menunjuk wajah Chaerin. "Kau adik kelas yang dulu sering menangis di belakang gedung sekolah!! Betul kan??"

Chaerin mengerutkan keningnya. Setelah pindah empat tahun ke Seoul baru kali ini ia bertemu dengan seseorang yang mengenalnya.

"Kenapa kau bisa tau?"

"Ini aku, anak taekwondo yang sering menemanimu saat menangis. Ingat??"

Kini Chaerin ingat.

Dia adalah pria yang Chaerin ceritakan pada Eunsang setahun yang lalu. Pria itu benar-benar berada di hadapannya sekarang.

Dunia memang sempit.

"Kita dipertemukan lagi..." Ia tersenyum. "Dan aku datang disaat dirimu sedang menangis. Seperti yang kulakukan dulu.."

Kini tempat bersandar Chaerin yang lama kembali. Saat tempat bersandarnya sekarang semakin menjauh.

.

.

.

Dear, you
before sequel
Eunsang and Chaerin

Dear, you | lee eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang