Ada satu hal yang sangat sulit dilakukan bagi Chaerin, yaitu menjadi diri sendiri. Mereka bilang masing-masing orang memiliki standar hidup yang berbeda, tapi mereka juga seakan mendorong kita untuk berubah sesuai standar hidup pada umumnya. Jika kau seperti ini, maka orang lain tidak akan menyukaimu. Jika kau seperti itu, maka orang lain akan menyukaimu.
Memang benar terkadang kita harus berubah menjadi lebih baik untuk dihargai oleh orang lain. Tetapi bagaimana jika hal itu bertolak belakang dengan dirimu sendiri?
Nam Chaerin dulu gadis yang pendiam dan cengeng. Dia tak memiliki satu pun teman di kelasnya. Hingga akhirnya keluarganya pindah ke Seoul, ibu kota yang jauh dari tempat tingggalnya dulu. Ia bertekad untuk mengubah dirinya.
Chaerin tak mau lagi disebut gadis pendiam dan cengeng. Kini Chaerin menjadi gadis yang ceria dan memiliki banyak teman. Semua usahanya membuahkan hasil walau pun ia cukup lelah menjadi 'orang lain'.
Tahun kedua ia bersekolah di Seoul, seorang lelaki pindah ke kelasnya.
"Halo, namaku Lee Eunsang." Ucap lelaki bernama Eunsang itu. sejak awal kedatangannya, semua orang seakan dapat merasakan aura negatif dari Eunsang. Ia terus menunduk, jarang bicara dan memiliki sorot mata yang redup.
Tanpa sadar, Chaein terus memperhatikan Eunsang dari mejanya. Beberapa teman sekelasnya berusaha mengajak Eunsang untuk berteman, tetapi sayangnya Eunsang tak menunjukkan respon yang baik.
"Eunsang mau ke kantin bersama kami?" ajak Dongpyo namun hanya dijawab gelengan kepala oleh Eunsang.
Sikap Eunsang mengingatkan Chaerin pada dirinya dulu. Dan entah mengapa Chaerin kesal melihatnya. 'Kenapa di tolak? Jika seperti itu bagaimana kau bisa memiliki teman?' pekik Chaerin dalam hatinya. Ia marah pada Eunsang.
Chaerin menghela nafasnya sambil mengaduk-aduk nasi di hadapannya. Empat temannya—Sua, Dongpyo, Hyeongjun dan Junho sibuk berdiskusi tentang rencana belajar bersama menjelang ujian tengah semester. Chaerin bukan anak yang gila belajar seperti Sua, jadi ia tak begitu menyimak pembicaraan teman-temannya.
"Omong-omong, Eunsang si anak baru itu.." tiba-tiba saja Sua menyebut nama Eunsang. Chaerin langsung mengangkat kepalanya dan menatap Sua. "Dia tampan, tapi sayangnya pendiam. Aku tidak suka.." lanjut Sua.
"Tampan? Aku bahkan tidak pernah melihat wajahnya dengan jelas. Dia selalu menunduk." sahut Hyeongjun.
"Hei, temanmu yang satu ini juga pendiam. Kau tidak suka padanya?" Dongpyo menepuk-nepuk punggung Junho. Sua memutar bola matanya malas. "Aku juga bingung kenapa dia masuk genk kita."
Mereka tertawa kecuali Junho yang mendelik kesal ke arah Sua.
"Mungkin dia belum terbiasa dengan lingkungannya." Ucap Chaerin.
Semua temannya berhenti tertawa dan kini beralih menatap Chaerin. Sua meneguk air mineralnya sebelum menjawab ucapan Chaerin. "Cepat beradaptasi itu perlu. Apa lagi di zaman serba cepat seperti ini jika kau hanya diam saja maka kau tidak akan mendapatkan apapun."
Chaerin tertegun. Benar kata Sua, dan karena itulah Chaerin merubah dirinya.
*
Hari Rabu memang sangat melelahkan bagi Chaerin. Setelah ada jam olahraga di pagi hari, otaknya harus dipusingkan oleh rumus-rumus matematika. Lalu dilanjut dengan pelajaran lainnya yang menurut Chaerin sangat membosankan. Dengan sisa tenaganya, Chaerin memasukkan buku-bukunya ke tas.
Semua temannya sudah pulang lebih dulu. Sua harus pergi kursus, Dongpyo dan Hyeongjun ada kegiatan di club dancenya sedangkan Junho harus pergi kerja paruh waktu. Tersisa Chaerin sendirian di kelas.
Oh, mungkin dia tidak sendiri?
Eunsang belum pulang, terbukti dari buku dan tasnya yang masih berada diatas meja. Sedangkan pemiliknya tak tahu pergi kemana. Chaerin menyandang tasnya lalu mendekati meja Eunsang. Ada satu hal yang membuat Chaerin cukup penasaran dengan Eunsang selama ini, yaitu buku kecil yang selalu ia bawa. Saat jam istirahat atau jam kosong, Eunsang sering kali melamun menatap buku kecilnya sambil memegang pena.
Chaerin penasaran apa yang Eunsang tulis di buku itu? Selagi Eunsang tak ada di mejanya, mungkin Chaerin bisa mencari tahu tentang buku itu. Ia mencari-cari buku kecil itu diantara buku-buku pelajaran yang berada diatas meja Eunsang. Ia harus cepat sebelum Eunsang datang.
"Kau sedang apa?"
Chaerin seketika terhenti. Ia menoleh ke depan dan mendapati Eunsang berdiri dihadapannya dengan tatapan penuh curiga.
"Apa yang kau cari di mejaku?" tanya Eunsang sekali lagi. Sedangkan Chaerin menelan salivanya kasar. Ah, sial ia tertangkap basah. Dan ternyata barang yang ia cari ada ditangan Eunsang. Buku itu pasti sangat penting sampai Eunsang selalu membawanya kemana pun ia pergi.
"A..a..aku mencari penghapusku. Mungkin kau meminjamnya tadi." dusta Chaerin.
Eunsang meraih tasnya lalu memasukkan barang-barangnya. "Tidak, aku punya penghapus sendiri."
"Oh, baiklah kalau begitu."
"Iya."
"Maaf aku lancang memegang barang-barangmu."
"Tak apa."
Chaerin mendengus. Kenapa jawabannya singkat sekali. Padahal Chaerin sempat berpikir Eunsang akan marah padanya. "Aku duluan ya."
"Iya." Jawab Eunsang yang masih sibuk merapikan barangnya.
Chaerin dengan ragu melangkah menuju pintu. Tapi rasanya ia ingin sekali mengatakan sesuatu kepada Eunsang agar lebih terbuka kepada orang lain. Perlahan langkahnya terhenti. Ia membalikkan tubuhnya menghadap meja Eunsang lagi.
"Lee Eunsang."
Eunsang menoleh dengan wajah polosnya.
"Aku tahu pasti berat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Tapi mulailah berteman dengan yang lain, kau hidup di dunia ini pasti membutuhkan teman untuk tempat bersandar." Ucap Chaerin.
Eunsang tertegun. Ia menggenggam erat buku kecilnya yang akan ia masukkan kedalam tas.
"Tersenyumlah, aku yakin semua orang akan menyukai senyumanmu." Lanjut Chaerin sebelum akhirnya ia melangkah keluar kelas.
Eunsang masih diam ditempatnya, ia mengalihkan pandangannya dari pintu ke jendela. Langit biru telah berganti menjadi senja seiring turunnya sang surya dari tahtanya. Sudut bibir Eunsang tertarik ke atas ketika melihat Chaerin sudah berada di halaman sekolah dengan langkah tergesa. Eunsang tersenyum kecil.
.
.
.
● Dear, You ●
Lee Eunsang.
![](https://img.wattpad.com/cover/189081852-288-k90341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, you | lee eunsang
Fiksi PenggemarChaerin tidak sengaja menemukan rahasia terbesar Eunsang, teman sekelasnya yang sangat pendiam. Semua rahasia itu tertulis di buku diary milik Eunsang. Yang mengejutkan adalah rahasia itu ternyata berhubungan dengan Chaerin. Haruskah Chaerin mengemb...