A Bowl of Pudding
Junho mengedarkan pandangannya ke seluruh meja di kantin. "Disana kosong," katanya sambil menunjuk salah satu meja yang satu-satunya kosong. Teman-temannya dengan cepat menempati meja itu sebelum ada yang merebutnya.Junho ikut duduk dan sudah siap untuk menyantap makan siangnya. Tiba-tiba Sua datang duduk di sebelahnya.
"Aku lapaarrr!" Serunya.
Gadis itu mulai makan dengan cepat. Tak sadar bahwa kini Junho tengah menatapnya. "Pelan-pelan, nanti kau tersedak." Kata Junho lalu kembali memakan makan siangnya.
Terdengar cuek.
Sua tak menjawab. Ia malah melambaikan tangannya pada Chaerin dan Eunsang yang datang bersama. "Ayo sini!"
Chaerin dan Eunsang dengan senang hati duduk bergabung dengan mereka. Kedatangan Eunsang membuat cara makan Sua seketika berubah. Lebih pelan? Lebih anggun? Atau ini hanya perasaan Junho saja?
"Eunsang-ah, boleh aku lihat senyummu lagi?" Pinta Sua.
"Oh ayolah Sua ini sudah empat kali kau memintanya tersenyum!" Cibir Dongpyo.
"Kenapa kau protes? Eunsang saja tidak kebaratan. Iya kan Eunsang-ah??" Sua menangkup kedua pipinya sambil berkedip ke Eunsang.
Eunsang hanya mengangguk pelan.
"Ok, mana senyumnya??"
Eunsang akhirnya tersenyum dan berikutnya Sua memekik girang sampai beberapa murid melihat ke arah mereka.
"Sua, berisik." Ucap Junho datar tanpa menatap Sua. Ia meletakkan sendoknya lalu meneguk minumnya.
Sua mengerucutkan bibirnya. Cara yang paling ampuh menghentikan Sua ya hanya dengan omelan Junho. Padahal Junho hanya bicara dua kata, tapi Sua langsung menurut.
**
"Junho-ya, Junho-ya, Junho-ya..."
"Hmmm kenapa??" Junho mengangkat kepalanya. Menatap gadis berambut sebahu itu tengah berdiri di antara rak minimarket.
Junho sedang kerja paruh waktu. Dan setiap sepulang dari kelas tutor, Sua akan mampir ke minimarket tempat Junho bekerja untuk pulang bersama nanti.
Ini sudah jam setengah sembilan malam. Setengah jam lagi jam kerjanya selesai. Dan Sua sudah satu jam disini bersama Junho. Sebenarnya gadis itu bisa saja pulang naik bus sendiri, tapi katanya ia ingin pulang lebih malam bersama Junho dan akhirnya terbiasa sampai sekarang.
"Puding susunya habis lagi?"
"Ada kok..." Junho keluar dari meja kasirnya menuju kulkas. Sua mengekori lelaki berbahu lebar itu. Tangan Junho masuk ke barisan paling belakang minuman kaleng lalu mengeluarkan satu mangkuk puding dari balik sana. "Nih, aku menyimpannya untukmu."
"Uwaahh benarkah?" Sua menerima puding itu dengan mata berbinar.
"Kau selalu kehabisan, jadi aku menyimpannya saat barangnya baru sampai kemarin."
Sua merasa tersentuh dengan perlakuan Junho. "Junho-yaaa" ia memeluk lengan Junho erat. "Terima kasih."
Junho membeku seketika. Jantungnya berdegup kencang. Saking kencangnya ia segera melepaskan pelukan Sua, takut gadis itu mendengar suara detak jantungnya.
Ia mendengus. Gadis ini terus menyentuhnya tanpa memikirkan dampakya untuk kesehatan jantung Junho.
"Kau ini manis sekali, beruntung sekali gadis yang akan menjadi kekasihmu nanti." Ucap Sua ketika Junho sudah kembali ke meja kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, you | lee eunsang
FanfictionChaerin tidak sengaja menemukan rahasia terbesar Eunsang, teman sekelasnya yang sangat pendiam. Semua rahasia itu tertulis di buku diary milik Eunsang. Yang mengejutkan adalah rahasia itu ternyata berhubungan dengan Chaerin. Haruskah Chaerin mengemb...