11

1.9K 330 18
                                    

Pulau Jeju adalah salah satu tempat yang sudah Chaerin impikan selama ini. Ia tak menyangka bisa sampai di pulau indah ini bersama Eunsang. Berkat kedua orang tua Eunsanglah dengan mudah pemuda pendiam itu berhasil mendapatkan dua tiket pesawat menuju Jeju.

Sebenarnya Chaerin bingung kenapa Eunsang memilih Jeju. Sebelumnya mereka sempat berencana pergi ke pantai di Busan. Tapi tiba-tiba saja Eunsang bilang sudah memiliki tiket pesawat. Padahal jelas-jelas di Pulau Jeju lebih terkenal dengan keindahan pegunungan dan taman bunga yang indah.

"Aku hanya rindu pulau ini, tempat kelahiranku." Ujarnya.

Sesampainya di Jeju, mereka langsung menaiki bus menuju Pantai Woljeongri. Butuh waktu kira-kira tuga puluh menit hingga mereka sampai disana.

Chaerin berlari kecil begitu disambut oleh pemandangan indah dihadapannya. Pasir putih dan lautan biru yang begitu jernih. Sudah lama rasanya tak mengunjungi pantai. Dan hari ini ia datang bersama Eunsang.

Eunsang terkekeh melihat gadis kesayangannya itu lebih antusias dibandingkan dirinya. Ia menyusul Chaerin lalu menautkan jrmarinya dengan jemari Chaerin.

"Sebenarnya siapa yang mau ke pantai? Kenapa jadi kau yang lebih semangat?" Kata Eunsang.

Chaerin terkekeh. "Pantainya indah sekali, aku jadi tak sabar mau bermain pasir."

"Tunggu apa lagi?" Eunsang melepas kedua sepatunya lalu melepaskan tasnya. Ia berlari menuju pantai, mengabaikan Chaerin yang meneriakinya.

"Ya! Lee Eunsang, tunggu aku!!" Chaerin berlari menyusul Eunsang setelah melepas sepatunya.

Untung saja pantai tak terlalu ramai karena mereka datang dihari biasa. Kata Eunsang di hari libur pantai ini akan penuh dengan wisatawan.

Walau matahari terasa begitu terik hari ini, tapi hal itu seakan tak mempengaruhi Eunsang dan Chaerin sama sekali. Mereka tetap asyik bermain air dan pasir seharian.

Eunsang dengan jahil menyipratkan air ke Chaerin, lalu Chaerin akan membalasnya. Tak peduli baju mereka sudah mulai basah dan penuh dengan pasir. Toh kalau basah, sebentar lagi juga akan kering saking panasnya hari ini.

"Eunsang-ah,"

"Hm?"

"Capek.." Chaerin akhirnya terduduk di pasir putih.

Eunsang ikut duduk di sebelah Chaerin. Tangannya terulur untuk merapikan rambut Chaerin yang berantakan karena angin laut.

"Mau ke cafe dulu? Nanti kita kesini lagi saat matahari terbenam."

"Mau! Aku haus.."

"Haus? Di depanmu kan banyak air." Eunsang menunjuk laut. Dengan cepat Chaerin memukul pelan lengan Eunsang.

"Kau menyuruhku minum air laut?!"

Eunsang tertawa. Ia bangkit lalu mengulurkan tangannya. Chaerin meraih tangan Eunsang lalu mengikuti langkah kaki lelaki itu menuju cafe yang tak jauh dari pantai.

"Setelah melihat matahari terbenam kita ke rumah bibiku, kita akan menginap disana." Ujar Eunsang setelah menyesap segelas cappucino yang baru saja ia pesan.

Chaerin mengangguk. Sibuk mengunyah cheesecakenya. Sesekali ia menyuapi Eunsang. Lelaki itu dengan senang hati menerimanya.

"Ah, maaf!" Potongan cheesecake terjatuh dari sendok dan mengenai celana Eunsang. Chaerin panik mencari tissue tapi kotak tissue dihadapannya habis.

"Sebentar, aku bawa sapu tangan!"

"Pelan-pelan, aku hanya kena kue, bukannya ketumpahan kopi." Eunsang tertawa kecil.

Dear, you | lee eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang