O4

2.8K 450 73
                                    

Langkah kakinya terhenti. Untuk sekian kalinya ia menghela nafas. Menatap banyaknya manusia yang hari ini datang memenuhi sekolahnya. Eunsang benci keramaian dan sialnya ia terjebak di festival sekolah hari ini.

Padahal Eunsang sudah berdiam diri di kelas, tapi tiba-tiba saja Dongpyo datang meminta bantuan untuk membawakan beberapa barang ke Aula sekolah.

Setelah tiga kali Eunsang bolak-balik memindahkan barang, akhirnya ia bebas dari tugasnya. Ia berniat mencari tempat persembunyian lain agar tak ada yang mengganggunya lagi.

"Eunsang!"

Merasa namanya dipanggil, Eunsang pun menoleh. Ia sempat terkejut begitu Chaerin berlari menghampirinya. Gadis itu berkeringat cukup banyak karena ia salah satu panitia festival sekolah dan ikut membantu membawa barang ke Aula.

"Ada apa?"

"Ini.." Chaerin menyodorkan minuman kaleng dingin ke Eunsang. "Semua sudah kebagian minum, hanya sisa milikmu."

"Ah.. iya, terima kasih.." Eunsang menerima minuman itu. Ia merutuki dirinya karena sempat berpikir Chaerin hanya memberikan minuman itu untuknya. Ternyata semua orang yang membantu membawa barang juga kebagian.

"Kau mau kemana?"

"Entahlah.. mungkin mencari tempat yang sepi."

"Kau ini..  ayo nikmati festivalnya!" Seru Chaerin.

Eunsang menggeleng kecil. "Aku tidak cocok ikut acara seperti ini."

Chaerin berdecih namun berikutnya ia tersenyum. "Oh iya, boleh aku minta kontakmu?"

"E-eh?? Untuk apa?"

"Kau tidak bergabung di grup kelas bukan? Nanti kau ketinggalan banyak info. Sini, ponselmu!"

Eunsang hanya menurut. Ia menyerahkan ponselnya ke Chaerin. Dengan cepat gadis itu mengetik sesuatu di ponselnya. "Ini kontakku, aku juga sudah menyimpan kontakmu. Terima kasih ya.." Chaerin mengembalikan ponsel milik Eunsang.

"I..iya..."

"Aku harus kembali ke Aula. Sampai jumpa!"

Chaerin melangkah pergi. Tanpa sadar Eunsang memotret punggung Chaerin dengan ponselnya sebelum gadis itu lenyap diantara orang-orang yang berlalu lalang.

Hanya foto itulah yang Eunsang miliki. Walaupun hanya punggung, Eunsang sudah bersyukur. Untuk lelaki payah seperti dirinya, Chaerin memang sulit untuk diraih. Ia hanya bisa menatap punggung Chaerin yang semakin lama semakin menjauh. Menyisakan dirinya dengan segala perasaannya yang terpendam.

**

"Eunsang, bangun!"

Eunsang membuka matanya dengan cepat ketika Hyeongjun menepuk pundaknya. Kini seluruh pasang mata tertuju padanya. Termasuk Kwon-ssaem, wali kelasnya. Ah, kenapa Eunsang bisa ketiduran ditengah jam pelajaran? Bahkan sampai memimpikan Chaerin.

"Lee Eunsang, kenapa kau tertidur di tengah pelajaran? Apa penjelasan ssaem membosankan?" Tanya Kwon-ssaem karena baginya murid teladan seperti Eunsang tertidur dikelas adalah kejadian yang langka.

"Semalam saya belajar sampai larut malam karena ada materi yang tak saya mengerti, ssaem. Maafkan saya." Jawab Eunsang sopan.

Kwon-ssaem terdiam sambil membenarkan letak kaca matanya. "Baiklah... selanjutnya akan ssaem pilih.."

"Eoh? Curang!!" Bisik Sua ribut.

"Iya, kemarin aku tertidur dikelas langsung dikeluarkan oleh si pak tua itu!" Balas Dongpyo.

Dear, you | lee eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang