2.

4.4K 245 1
                                    

sayang-sayangku di lapak ini, Please cek my new story judulnya AMBIVALEN this is my new story ini cerita anak sekolahan juga kakak adik ada bumbu-bumbu romance juga kok tenang aja, tapi cerita utamanya tentang family issue gt cek aja yukkk siapa tau suka juga... sampai ketemu di ceritaku yang baru yaaaa

***
Rania menyerka keringat yang membanjiri pelipisnya, Matanya sudah berkunang-kunang pusing juga kini datang menyerang gadis itu.

Bel jam ketiga berbunyi dan itu menandakan bahwa hukuman Rania sudah selesai, Rania menghela nafas panjang bersyukur hukumannya sudah selesai, bisa saja Rania akan pingsan jika hukuman itu masih berlanjut lebih lama lagi. Rania memilih untuk kekantin hanya sekedar untuk mengisi perutnya yang kosong akibat tidak sarapan.

"Hayo!" Pekik seorang gadis dari belakang, Rania yang sedang meminum pun tersedak dengan segera Viona selaku pelaku ia memukul pelan punggung Rania.

"Apaan sih lo Vi!" Ucap Rania kesal, Viona nyengir kuda lalu mengambil duduk disebelah Rania.

"Bolos kok gak ngajak" ucap Viona.

"Gue tuh tadi kesiangan, terus dihukum terus gue laper jadi deh kesini" jelas Rania dan Viona hanya mengangguk.

"Mau masuk kelas gak?" Tanya Viona yang ingin beranjak pergi, Rania menatap Viona sekilas "Tanpa belajar toh gue masih pintar" jawab Rania acuh.

"Pintar dari hongkong! Ulangan aja masih remedial lo!" Ucap Viona terkekeh geli, sedangkan Rania melotot atas penuturan Viona yang 100% benar itu.

"Gue ke kelas dulu, bye! Bae-bae nanti ketauan guru piket!" Ucap Viona lalu melenggang pergi.

***

Rania mengedarkan pandangannya disekitar Rooftop, meneliti apakah ada orang selain dirinya dan benar matanya menemukan Gathan yang sedang tiduran diatas sofa yang ada dirooftop itu.

Rania menghampiri Gathan lalu, Gathan yang merasa ada seseorangpun membuka matanya, dirinya terkejut melihat Rania didepannya tapi sebisa mungkin Gathan menutupinya.

"Ngapain lo kesini!" Tanyanya dengan nada tidak suka.

"Firasat gue, jodoh gue disini makanya gue kesini" kata Rania terkekeh geli, Gathan berdecih merasa risih akan kehadiran cewek yang ada didepannya ini.

"Pergi lo!" Usirnya kepada Rania.

"Gathan, emang kamu gak mau dengerin penjelasan aku dulu? Aku melakukan semuanya tuh ada alasan ak-" ucapan Rania terhenti akibat Gathan yang menyela nya.

"Stop Rania, gue gak mau denger lagi! Jauhin gue dan jangan pernah lagi lo ganggu hidup gue!" Setelah mengatakan itu Gathan pergi meninggalkan Rania bersama dengan luka dihatinya. Sebesar itukah kesalahan Rania dimasalalu?

Rania menghela nafas panjang, cukup melelahkan mengejar Gathan kembali.

***

Bel pulang sudah berbunyi Rania sudah berada diparkiran, lebih tepatnya sudah nagkring didepan mobil Gathan, entah apalagi yang akan dilakukan cewek itu.

Mata Rania berbinar kala melihat Gathan sedang berjalan menuju mobilnya bukan dirinya, karena Rania cukup sadar bahwa Gathan masih belum bisa menerimanya kembali.

"Nebeng ya!" Seru Rania saat Gathan sudah berada didepannya, Gathan diam langsung masuk kedalam mobilnya seakan tak melihat Rania didepannya, sungguh kejam Gathan ini.

"Woi! Malah ditinggal" seru Rania mengetuk pintu mobil tetapi Gathan langsung meninggalkan parkiran tanpa memperdulikan Rania yang terus memanggil namanya.

Lagi dan lagi Rania harus menerima kenyataan pahit bahwa Gathan tidak akan pernah menerimanya kembali, tolong siapapun ingatkan Rania untuk berhenti.

Rania pun berjalan keluar gerbang, memberhentikan Taksi.

Rania turum dari taksi, tidak dirinya tidak pulang kerumah orangtuanya melainkan ia pergi kerumah Tante Fera yang ada di Bogor cukup jauh.

"Halo! Rania datang" pekiknya kala memasuki rumah minimalis tetapi mewah itu. Sepi seperti tidak ada orang, Rania mencoba untuk kedapur ternyata Tante Fera sedang memasak disana.

"Hai Tan" sapa Rania, Fera berbalik dan tersenyum kala melihat siapa yang datang.

"Halo Rania" sapanya balik, Rania terkekeh geli.

"Lagi buat apa tan?" Tanya Rania.

"Brownis kering nih" jawabnya Rania hanya mengangguk. Ingatannya kembali kepada Gathan dulu Gathan sangat menyukai Brownis kering.

"Heh, kamu kenapa melamun?" Tanya Tante Fera, Rania kaget tetapi Rania langsung nyengir kuda.

"Boleh Rania bawa pulang Brownis keringnya tan?" tanya Rania.

"Boleh dong, tante juga bikin banyak" ucap Tante Fera terkekeh.

Dan setelahnya mereka berbincang-bincang hingga Rania tersadar bahwa jam sudah menunjukkan jam 7 malam, Rania beranjak lalu pamit kepada Fera untuk pulang.

"Kamu gak mau nginep aja? Biar nanti tante yang bilang ke orangtua kamu" tawar Fera, Rania menggeleng "Enggak tan, Rania pulang aja" katanya lalu mengambil tas yang tergeletak dilantai.

"Rania pamit tan, bye!" Ucapnya tersenyum

"Hati-hati ya, kalau udah sampai hubungi tante!" Ucap Fera tersenyum ramah dan dibalas anggukan oleh Rania.

Rania turun dari taksi, menghela nafas berat kala ingin membuka pintu, baginya rumahnya adalah nerakanya dimana cacian selalu terlontar untuknya, Terkadang Rania iri kepada kakak dan adiknya yang selalu mendapat kasih sayang lebih dari Sanjaya dan melodi.
Rania membuka pintu, disana ada Sanjaya dan juga melodi yang sedang bersantai sambil menonton Tv, pandangan mereka beralih menatap Rania dengan tatapan tajam.

"Kenapa pulang? Masih inget rumah?!" Tukas Melodi tajam.

"Biarin mah, Anak gak tau diuntung ya gitu, masih untung kita mau ngerawat dia" ucap Sanjaya, Rania masih diam ditempat tak ada niat untuk membalas perkataan mereka berdua sampai pada akhirnya suara Melodi membuat Air mata Rania jatuh begitu saja.

"Anak pembawa sial"

"Maksudnya apa?" Tanya Rania dengan air mata yang mengalir.

"Iya kamu tuh cuma anak sial, Rania! Jadi jangan harap kita akan memperlakukanmu seperti Rena atau Refdian!" Jelas Melodi lagi. Hati Rania sudah cukup sakit atas perlakuan kedua orangtuanya dan kini ia sudah menemukan satu fakta yang membuatnya dibenci keluarga ini. Rania berlari kedalam kamarnya meluapkan segala tangisnya, kini Rania menunjukkan sisi aslinya yaitu Rania yang rapuh dan hancur.

Rania terisak, tubuhnya luruh dilantai, yang bisa Rania lakukan hanya menangis dan menangis, meskipun Rania tau menangis tidak akan bisa mengubah semuanya.

***

Tbc!

Vote&comment jangan lupa :v

Follow wattpad aku

 COLD KETOS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang