Jika merelakan adalah satu-satunya pilihan maka aku akan melakukannya.
10 komen 10 voteHappy Reading
***
Hari ini Rania memilih menghabiskan hari minggunya hanya sekedar untuk bermalas-malasan, Rania masih terlelap padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Tapi, gadis itu sama sekali tidak ingin membuka matanya sehabis menangis semalaman tentu saja membuat tenaganya terkuras, mata sembab dan menghitan kentara jelas dimata Rania.
"Bangun Ra, tante udah bawain kamu makanan. Hari ini tante banyak meeting," kata tante Fera mengguncang pelan tubuh Rania.
"Take care,tan. Nanti Rania makan tapi sekarang Rania masih ngantuk banget," kata Rania masih dengan mata terpejam.
"Terserah kamu deh, inget ya nanti kalo ada jadwal pemotretan gak boleh males gini," kata tante Fera dan Rania hanya mengangguk tanpa membuka matanya.
Semenjak usia 10 tahun Rania memang sudah mendaftarkan dirinya menjadi model, maupun itu brand kecil atau besar
Rania tetap menerimanya ini merupakan kerja sampingannya mengingat orangtuanya hanya memberikan uang jajan yang sedikit dan kebetulan waktu itu ada orang yang menawarkan untuk Rania bisa bekerja bersama dengannya untuk menjadi model di agensinya. Tentu saja dengan senang hati Rania menerimanya, dan tentunya Rania meminta persetujuan dari Fera selaku walinya.Tante Fera sudah pergi dari kamar Rania, gadis itu mengucek pelan matanya lalu menggeliat sembari menguap.
"Enak banget gak bangun pagi," gumamnya kecil sembari terkekeh.
Rania bangkit dari kasurnya lalu berjalan keluar menuju dapur.
Benar tadi ia tidak mimpi bahwa ada suara tante Fera yang telah membawakan ia makanan, Rania tersenyum lalu berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci muka dan bergosok gigi.
Rania menatap dirinya dalam cermin didepannya, Rania akui bahwa tubuhnya semakin kecil rambut yang tadinya sebahu kini sudah mulai panjang.
Rania menghela nafas panjang, lalu ia segera gosok gigi dan mencuci mukanya.***
Harapan Rania untuk bermalas-malasan telah sirna begitu saja karena dengan tiba-tiba Viona menelpon dan mengatakan jika ada sesuatu yang penting.
Sebagai sahabat yang baik, Rania segera pergi dari apartemennya dan segera menuju ke tempat yang sudah dikirimkan Viona untuknya.
"Vio... Ada apa sih?" tanya Rania saat sudah berada disamping Viona.
"Sagara, Sagara nembak gue!" pekik Viona. Rania menatap Viona dengan tatapan tidak percaya, jujur Rania ikut senang jika itu benar adanya.
"Beneran? Akhirnya sahabat gue gak jomblo dong," kata Rania terkekeh geli.
"Bener, semalem dia tiba-tiba ajak gue keluar ternyata dia mau nembak gue dong," kata Viona dengan semangat.
"Sagara kok gak cerita ke gue ya? Hm dari waktu itu dia diem mulu kalo sama gue," kata Rania membuat alis Viona berkerut.
"Dia bilang apa?" tanya Viona penasaran, Rania menggeleng tidak mungkin ia mengatakan bahwa Sagara masih ragu dengan Viona namun sekarang keduanya malah berpacaran tapi itu hal bagus menurut Rania, Viona menyukai Sagara dan begitu sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD KETOS [selesai]
Teen Fiction#5 in fiksi remaja (14 mei 2021) #20 in teenfiction (17 mei 2021) #21 in Acak (17 mei 2021) #21 in fanfiction (18 mei 2021) SQUEL SUDAH SELESAI DI SINI JUGA!! [DISARANKAN UNTUK TIDAK SKIP PART DI PART TERAKHIR] Broken Home, kenyataan pahit yang mau...