4.

3.5K 225 7
                                    

sayang-sayangku di lapak ini, Please cek my new story judulnya AMBIVALEN this is my new story ini cerita anak sekolahan juga kakak adik ada bumbu-bumbu romance juga kok tenang aja, tapi cerita utamanya tentang family issue gt cek aja yukkk siapa tau suka juga... sampai ketemu di ceritaku yang baru yaaaa

***
Rania berlari dikoridor rumah sakit, khawatir,cemas,takut campur aduk menjadi satu. Dilihatnya sudah ada teman-teman Gathan yang berada didepan UGD.

"Gimana keadaan Gathan?" Tanya Rania dengan nafas terengah, mereka hanya diam menatap Rania dengan tajam.

"Jawab gue!" Desak Rania.
Rasya selaku sahabat Gathan maju menatap Rania dengan sinis.

"Gak guna lo tau keadaan Gathan! Karena ini semua terjadi gara-gara lo!" Ucap Rasya tajam, matanya menyorot kebencian yang mendalam terhadap Rania. Mata Rania memejam sebentar.

"Lebih baik lo pergi dan jangan pernah menampakkan diri didepan gue,Gathan ataupun sahabat gue lainnya!" Ucap Rasya dengan penuh penekanan.

"Lo kenapa si? Gue tau gue salah, gue minta maaf" ucap Rania lirih.

"Apa lo bilang? Maaf? gak ada maaf untuk orang sampah seperti lo!" Kata Rasya tajam. Rania diam menahan air mata yang akan siap turun kapan saja, perkataan Rasya memang sangat menyakitkan untuk Rania.

Rasya duduk bersama teman-temannya sedangkan Rania masih setia menunggu Gathan dengan berdiri disamping pintu UGD yang masih tertutup.

Marsel menatap Rania dengan malas.

"Ngapain lo masih disana? Gak tau malu!" Ucapnya tajam, Rania hanya diam tak mengindahkan ucapan Marsel.

Tak lama kemudian pintu UGD terbuka, menampilkan dokter yang masih lengkap mengenakan masker.

"Gimana keadaan teman saya dokter?" Tanya Rasya mewakili semuanya.

"Orang tua pasien dimana?" Tanya dokter tersebut.

"Masih dalam perjalanan, dok" ucap Rasya.

"Baiklah, dengan berat hati saya sampaikan, kondisi pasien sangat mengkhawatirkan, pasien mengalami kerusakan pada salah satu ginjalnya karena benturan yang mengenai ginjalnya, dan secepatnya harus dioperasi dan mendapat pendonor ginjal, jadi saya minta untuk segera hubungi keluarga pasien untuk segera kemari, dan jika sudah datang bisa langsung menemui saya di ruangan" jelas Dokter tersebut.

Rania mendengar semuanya, hatinya teriris kala mendengar penjelasan dokter.

Rania mengetuk pintu yang bertuliskan 'R dr.Gita'

"Iya silahkan, ada apa?" Ucap Dokter Gita dengan ramah.

"Dok, boleh jika saya mendonorkan salah satu ginjal saya untuk Gathan?" Tanya Rania.

"Kamu yakin? Kamu masih muda apa kamu bisa bertahan dengan segala aktivitasmu dengan satu ginjal?" Ucap Dokter Gita.

"Saya yakin dok, hitung-hitung ini adalah penebusan dosa saya terhadap Gathan" ucap Rania enteng.

"Apa kamu pernah melakukan kesalahan pada pasien?" Tanya dokter Gita.

"Ah iya, seperti sebuah kesalah pahaman yang tak ada ujungnya, dok" kata Rania, matanya mulai berkaca-kaca mengingat bahwa dirinya dijebak oleh seseorang lalu dalam sekejap semua orang membencinya, termasuk keluarganya sendiri.

Dokter Gita hanya mengangguk.

"Kami tidak bisa sembarang melakukan operasi, ada baiknya kamu diperiksa kecocokan ginjal terhadap pasien dulu" kata Dokter Gita, Rania mengangguk dan harapannya semoga ginjalnya cocok dengan ginjal Gathan.

Seorang suster datang beserta beberapa stopmap ditangannya.

"Mbak Rania, mari ikut saya" ucap Suster itu ramah, Rania segera mengikuti Suster tersebut.

"Apa kamu yakin mau mendonorkan ginjal kamu untuk Gathan?" Tanya dokter Gita sekali lagi.

"Iya dok, saya yakin" ucap Rania enteng.

"Ya sudah, kita akan segera melakukan operasi" kata dokter Gita. Rania menghela nafas lega artinya ginjalnya cocok dengan ginjal Gathan, tetapi ada rasa takut dibenak Rania.

"Dok, saya minta jangan beri tau siapapun kalau saya yang mendonorkan ginjal saya untuk Gathan, bilang saja ada seorang pendonor yang dengan suka hati mendonorkan ginjalnya untuk Gathan" kata Rania memohon, Dokter Gita tersenyum kecil "Baiklah" katanya.

Lampu operasi sudah menyala, itu berarti Operasi Gathan sedang berlangsung.

Diluar pintu ada kedua orang tua Gathan dan juga teman-teman Gathan, tak lupa ada satu orang gadis yang menatap pintu operasi dengan cemas.

"Stela, sebaiknya kamu pulang dulu, istirahat lalu kamu bisa datang kesini" kata Rosi ibu Gathan. Gadis yang dipanggil stela menoleh "Enggak tan, Stela mau nunggu operasi selesai" katanya dengan tatapan sendu.

Stela diarafia, Wakil ketua osis yang merupakan sahabat kecil Gathan.

"Baiklah, tante tidak bisa memaksa" ucap Rosi pada akhirnya.

Tak lama kemudian lampu operasi sudah mati, operasi telah selesai tetapi dokter tak kunjung keluar membuat Rosi panik.

"Pah, kok dokter belum keluar juga sih!" Katanya tak sabaran.
Vino Papah Gathan "Sabar mah, sebentar lagi pasti keluar" katanya menenangkan Bu Rosi.

Benar, tak lama pintu terbuka oleh seorang dokter dan diikuti bankar Gathan yang akan dipindahkan diruang rawat inap.

"Operasinya lancar, kabar baik paisen sudah melewati masa kritisnya dan pasien akan segera sadar" jelas Dokter. Binar mata terlihat dari mata mereka, doanya terkabul Gathan baik-baik saja.

Mereka semua menysul bankar Gathan, dan tak lama Bankar satunya lagi keluar dari ruang operasi, yaitu bankar Rania.

Rania ikut dipindahkan di ruang rawat inap untuk sementara waktu sampai kondisinya pulih.

***

Sehari setelah operasi kondisi Gathan jauh lebih baik, sekarang Gathan sudah sadar sudah bisa tersenyum kepada teman-temannya, tetapi senyum itu luntur saat melihat seseorang diambang pintu, itu Rania.

"Ngapain lo kesini?!" Ucap Tajam dari seorang Gathan.

"Aku cuma mau jenguk" ucap Rania.

"Gue gak sudi liat muka lo! Lebih baik lo pergi!" Ucap Gathan.

"Lo budek ya! Gathan udah nyuruh lo pergi" desis Marsel.

"Gak tau diri" timpal Rasya.

"Udah! Kalian tuh apa-apaan sih! Orang dia kesini mau jenguk dan niatnya tuh baik" ucap Stela menengahi, Gathan berdecih tak setuju dengan ucapan Stela.

"Dia yang bikin gue jadi gini, dan berakhir dirumah sakit" ucap Gathan penuh penekanan.

"Baiklah, aku akan pergi. Semoga cepat sembuh" ucap Rania lalu pergi dari ruangan Gathan, tepat saat pintu tertutup air matanya lolos, berjatuhan dengan deras. Semenyakitkan itu hanya untuk mendapatkan cinta Gathan kembali.

Bahkan Rania mengorbankan oragannya untuk Gathan yang tak pernah melihat Rania ada.

Saat ingin menuju ruang rawat inapnya Tubuh Rania limbung dilantai yang dingin.

***

Tbc!

Kasih vote&komen dong :)

 COLD KETOS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang