Harapanku hanya satu, aku dan kamu kembali bersatu.
***
"Ran, emang lo gak capek apa ngejar Gathan terus? Orang dianya juga cuek gitu," tanya Viona. Mereka berdua sedang berada di kantin sekolah karena memang jam istirahat sudah datang dari beberapa menit yang lalu.
"Gue cuma pingin nebus kesalahan gue," jawab Rania sembari megaduk gula yang belum merata di estehnya.
"Ya udahlah, Ran. Itu cuma salah paham kali, bukan kesalahan lo" kata Viona.
Rania berhenti dari kegiatan mengaduk estehnya itu, kemudian menatap Viona yang juga sedang menatap Rania.
"Setidaknya gue harus memperbaiki hubungan gue sama Gathan, Vi," ucap Rania melemas, kejadian beberapa tahun yang lalu membuat dirinya semakin merasa bersalah.
Andaikan Rania pada saat itu tidak bersama dengan Gathan.
Andaikan Rania sadar bahwa musuhnya telah menjebak dirinya.
Andaikan saja Rania tidak mengikuti perintah musuhnya pasti semuanya tidak akan terjadi, mungkin saja dirinya masih dengan Gathan sebagai seorang kekasih bukan seperti orang asing yang berlagak seperti tidak kenal. Boleh jika Rania membenci takdirnya?"Terserah lo aja deh, Ran." Rania tersenyum lebar, yang ia butuhkan hanya kata-kata semangat dari sahabatnya, dia hanya memiliki Viona, bahkan keluarganya saja tidak pernah ada untuknya.
"Balik kelas yuk," ajaknya kepada Viona, berhubung bel masuk akan segera berbunyi Viona memilih untuk meng-iyakan ajakan Rania untuk kekelas.
***
Bel pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit tadi, Rania menghela nafas lega, akhirnya terbebas dari mata pelajaran yang mampu membuat otaknya meledak-ledak.
"Vi, gue balik dulu ya," pamitnya kepada Viona yang masih sibuk mengemasi buku, Rania melirik Viona sekilas lalu kembali melangkahkan kakinya menjahui Viona.
Rania berdiri didekat pos satpam, dirinya masih menunggu angkutan untuk pulang ke apartemennya, bersenandung kecil adalah kebiasaan Rania saat dirinya sedang menunggu.
Suara klakson mobil memecah lamunan Rania, tersentak kaget Rania reflek menatap kearah jalanan didepannya.Mobil berwarna putih itu terlihat berhenti didepannya, Rania menyerengit bingung hingga muncul beberapa gelombang kecil di dahinya.
Mewakili rasa penasarannya itu, ada seorang laki-laki dengan seragam yang berbeda darinya turun dari mobil itu."Rania," panggil laki-laki itu, Rania kembali menyerengit bingung, ia tidak kenal dengan laki-laki ini dan mengapa laki-laki didepannya ini mengenal dirinya.
"Siapa ya?" Tanya Rania dengan hati-hati, takut orangnya tersinggung.
"Hai, gue Sagara," kata cowok itu sembari mengulurkan tangannya.
"Kenapa bisa lo kenal gue?" Tanya Rania kembali tanpa membalas jabatan dari Sagara, Sagara kembali menurunkan tangannya karena tidak dibalas oleh Rania.
"Siapa sih yang enggak kenal, elo," kata Sagara tersenyum sangat manis.
"Lupain, ada apa lo kesini?" Tanya Rania.
"Ya, gak papa cuma mau nawarin lo pulang bareng aja, kelihatannya lo sendirian," kata Sagara tersenyum lebar.
"Enggak usah, gue naik bus atau taksi aja makasi udah nawarin," kata Rania tersenyum ramah. Bagaimanapun Sagara mempunyai niat baik untuk mengantarkan dirinya pulang.
"Ran, lo bener-bener gak inget gue?" Tanya Sagara menyelidik, jika dipikir-pikir siapa sih yang mau mengantarkan orang pulang jika tidak mengenalinya atau orang asing.
"Maaf, enggak inget. Emang lo pernah kenal gue?" Tanya Rania.
"Gue Sagara Altariksa, sahabat lo waktu bayi." Sagara tersenyum lebar menampilkan gigi rapi cowok itu.
"Ya ampun Saga! Kenapa gak bilang kalo lo Saga'nya gue!" Pekik Rania heboh.
Sagara Altariksa sahabat kecil Rania, malaikat pelindung Rania, tempat Rania pulang dan singgah sewaktu masih kecil, Rania yang penuh luka, Rania yang terus menangis dipelukan Sagara, Sagara yang selalu datang untuk sekedar menenangkan, Sagara yang datang membawa kedamaian. Hingga pada akhirnya Sagara pergi jauh, malaikat Rania pergi yang mengharuskan Rania berdiri sendiri.
Sekarang Sagara kembali datang, bersama dengannya tentu saja, malaikatnya kembali."Iya, Rania ini Sagara. Sahabat lo, pelindung lo dulu." Sagara terkekeh, Rania segera menghambur kedalam pelukan Sagara, Diam Sagara diam tidak bersuara tangannya mengusap lembut punggung gadis itu, ternyata setelah dia pergi Rania tidak berubah, Rania masih gadis rapuh yang menyedihkan.
"Jangan nangis, gue gak suka," kata Sagara lembut.
"Gue cuma terharu aja lo dateng lagi, gue kira lo bakal pergi dan gak balik lagi ke gue." Rania melepaskan pelukannya, menatap Sagara dalam.
"Saga, ada sesuatu yang harus gue ceritakan karena gue gak bisa kalo harus terus menahan," kata Rania.
"Apa?" Tanya Sagara.
"Tapi jangan disini ya, kita masuk mobil terus cari tempat yang enak untuk cerita," lanjut Sagara yang diangguki oleh Rania.
***
Setelah bertemu dan bercerita banyak kepada Sagara, Rania merasa lega tidak ada lagi sesak yang tertahan selama ini, Rania menceritakan semuanya mulai dari ia diusir,tapi ada satu hal yang tidak akan Rania ceritakan kepada siapapun yaitu perihal ginjal yang ia donorkan kepada Gathan.
Rania menghela nafas, ia bersiap untuk kekamar mandi tetapi ia mengurungkan niatnya kembali ketika mendengar notifikasi pesan dari ponselnya.
Disana tertera Mamahnya yang mengirimkan pesan kepadanya, Rania malas, Rania kecewa, tapi mau tak mau ia harus membukanya, siapa tau penting.Mama : Rania! Saya sedang membutuhkanmu, Refdian kecelakaan dan membutuhkan darah! Segera datang ke Rumah sakit Cahaya!
Mama : Datang dan segera donorkan darahmu untuk Refdian!
"Minta tolong, enggak ada baik-baiknya, cih" katanya tetapi tetap saja melakukan apa yang diperintah mamahnya, Rania segera bergegas mandi dan akan segera kerumah sakit untuk menjenguk kakaknya.
***
Halo!!!
Akhirnya update ya dilapak ini wkwk.Ada yang nunggu?
Gimana kalo sekarang updatenya 3 hari sekali, atau seminggu 2 kali tapi harinya random gitu?
Jangan lupa vote komennya ya, biar cepet update, karena semakin banyak semakin siap nulis banyak dan langsung diupdate huhu.
See you on next chapter guyy❤️❤️
Jangan lupa follow akun ini juga yaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD KETOS [selesai]
Teen Fiction#5 in fiksi remaja (14 mei 2021) #20 in teenfiction (17 mei 2021) #21 in Acak (17 mei 2021) #21 in fanfiction (18 mei 2021) SQUEL SUDAH SELESAI DI SINI JUGA!! [DISARANKAN UNTUK TIDAK SKIP PART DI PART TERAKHIR] Broken Home, kenyataan pahit yang mau...