Jakarta, 2015
Malam itu, Seulgi dan Jaebum tengah menghadiri pesta ulang tahun teman mereka. Seulgi udah lama banget berenti minum, tapi Jaebum masih sekali-kali minum, ya walaupun akhirnya dimarahin dan berakhir tidur di sofa. Di pesta itu pun sama, Jaebum minum dikit, karena ada Seulgi dan pulang harus nyetir.
Pesta ulang tahun itu diadakan di lounge VIP bar ternama di Jakarta. Layaknya pesta, semua orang menikmati apa yang bisa dinikmati. Kumpul bersama teman, minum, cerita, dan banyak lagi. Seulgi yang gak minum, aslinya tidak bisa menikmati acara sepenuhnya. Jaebum sadar, dan mengajak istrinya itu pulang. Acara bahkan belum lewat setengahnya, tapi keduanya sudah pamit.
"Emang cuma Mark yang bisa ngadain ulang tahun di bar gini," celetuk Jaebum pas mereka lagi jalan keluar, disambut ketawanya Seulgi, "emang kultur Amerika kebawa-bawa sampai kesini." lanjutnya.
Seperti biasa, terkadang mata menangkap sesuatu yang tidak biasa. Lelaki yang familiar. Duduk di bar counter dengan seorang perempuan di sebelahnya. Makin diliat Seulgi makin yakin. Itu Sehun.
Perempuan yang sedang bersamanya, keduanya yakin bukan Wendy. Wendy gak pernah dan gak mau minum, itu yang Seulgi tau.
"Itu Sehun, kan? Kayaknya lagi sama salah satu investor di kantor," Seulgi menunjuk bar counter, "samperin dulu kali, ya?" dengan langkah keduanya mengarah ke tempat Sehun.
Seulgi kenal perempuan itu, Jennifer. Perusahaan Sehun dalam menangani masalah hukumnya memiliki tim hukum tersendiri, salah satunya pengacaranya adalah Seulgi. Setiap ada kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan hukum atau harus mempunya hukum yang jelas, disitu ada Seulgi dan rekan-rekan tim hukum lainnya. Singkat cerita, begitulah Seulgi mengenal salah satu investor dengan investasi yang menggiurkan itu.
Jaebum menghentikan langkahnya. Seulgi juga. Menatap Sehun yang lain di depan mereka. Berciuman. Dengan investor yang wajahnya diliat Seulgi beberapa hari lalu. Intens. Sampai mereka pergi untuk mencari sesuatu yang mereka butuhkan. Seulgi tau kemana arah mereka dan ternyata Jaebum jauh lebih tau.
"Brengsek!" Sehun tersungkur ke lantai, "Wendy lagi sakit dan gini kelakuan lo?!"
===
Kalau ada yang menanyai Wendy kapan hari terburuk dalam hidupnya, dengan lantang perempuan itu akan menjawab sekarang. Tangannya bergetar hebat, melihat foto Sehun dengan perempuan lain, dengan tingkah yang tidak pantas. Air matanya layaknya hujan, turun tanpa ampun, turun tanpa takut waktu-waktu mati dilanda kekeringan.
Mark, sepupunya. Pesan singkat dari Mark itu, isinya hanya sebuah gambar dan sebuah pertanyaan memastikan apa itu memang Sehun. Mark benar. Seratus persen benar. Sampai Wendy bahkan tidak mampu untuk membalas, membenarkan pertanyaannya itu.
Detik itu juga, Wendy merasa gagal. Gagal menjaga Sehun, gagal untuk menjadi alasan laki-laki itu tidak melihat perempuan lain di luar sana.
"Wen!" Seulgi datang dengan tampang khawatirnya, langsung memeluk Wendy. Di belakangnya ada Jaebum.
"Wen, Sehun-" Wendy menatap Seulgi dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya. Satu hal yang Seulgi sadar, Wendy udah tau lebih dulu.
Satu hal lagi yang Seulgi sadar. Wendy merasa pernikahannya adalah kegagalan terbesar dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
if you | sehun x wendy
Nouvelles"if you're struggling like I am, can't we make things a little easier?" ©2019 cchanism