Waktu baru menunjukkan pukul sepuluh pagi. Namun, sekretarisnya itu terus terusan lalu lalang di ruangannya sembari membawa dokumen yang harus mendapat tinjauan atau persetujuannya. Tak masalah, Sehun malah menyukainya. Pada dasarnya, pekerjaan yang banyak inilah yang menjadi hiburan baginya satu tahun terakhir.
Dengan cekatan ia melakukan pekerjaannya. Baginya, jabatan CEO ini tak ada artinya jika ia tidak bekerja keras. Walau terkadang, apalah arti kerja keras ketika ia masih belum merasa bahagia?
Sehun menggeleng pelan. Tidak. Ia tidak boleh gegabah dan serakah lagi. Masih bisa berada di rumah yang sama dengan Wendy saja sudah lebih dari cukup. Ia tidak pantas untuk meminta lebih.
Pandangannya menerawang, kemudian jatuh kepada cincin emas putih, cincin pernikahannya dengan Sehun. Entah mengapa, selama cincin pernikahan ini masih melingkar dengan kokoh di jari keduanya, Sehun merasa ia masih memiliki kesempatan memperbaiki keretakan di antara mereka.
===
Jakarta, 2013
Tiada yang pernah menyangka hari seperti ini akan tiba. Hari dimana seorang Oh Sehun, pria kaku itu akan terpikat oleh seorang wanita.
Siang itu, ia tengah menemani sepupunya, Jongin, untuk memeriksa kakinya. Ternyata, dokter di rumah sakit itu tengah istirahat makan siang. Sepertinya, Sehun memang harus merutuki betapa cerobohnya Jongin. Jangankan menjaga kakinya, melihat jadwal dokter saja tidak bisa.
Akhirnya, mereka menunggu hingga dokter itu kembali. Di sela-sela kegiatan menunggu itulah, Sehun bertemu dengan Wendy.
Inilah pertama kali dalam hidupnya, Sehun merasakan apa itu cinta pada pandangan pertama. Perempuan yang mengenakan jas dokter itu, terlihat begitu menawan dan cantik. Lelaki itu terpana begitu saja.
"Anda pasiennya dr. Kang, kan?" Seorang perempuan menanyai Jongin, membuyarkan lamunan Sehun. Kemudian, sekilas ia melirik nama yang tertera di jas putih itu.
'Son Wendy'
Nama yang sedikit familiar. Mungkin karena merupakan sebuah nama yang sering digunakan?
"dr. Kang sudah menunggu di ruangannya." Baik Jongin maupun Sehun hanya mengangguk polos dan mengikuti dokter itu.
Begitu tiba, Sehun dan Jongin buru-buru masuk ke ruangan, akan tetapi Sehun dicegah oleh Wendy, dengan alasan,
"Saya rasa Anda tidak perlu ikut ke ruang pemeriksaan," Ujar Wendy tegas. Baiklah, ia boleh saja mencuri hati Sehun, tapi tidak ada seorang pun yang boleh mengambil harga diri laki-laki itu.
"Anda juga bukan pasien. Saya rasa Anda juga harus menunggu di luar." Balas Sehun pedas.
Berakhirlah, Sehun dan Wendy, berdua, menunggu di luar ruangan.
"Watch your mouth, Mr. Oh."
"Ha? Kok lo tau nama gue?" Rasanya Sehun ingin merutuki diri sendiri akibat bahasa kasarnya yang muncul ke permukaan begitu saja. Namun segala keinginan itu sirna, begitu mendengar kalimat balasan dari Wendy,
"Gila lo. Temen SMA sendiri nggak inget."
KAMU SEDANG MEMBACA
if you | sehun x wendy
Cerita Pendek"if you're struggling like I am, can't we make things a little easier?" ©2019 cchanism