08

1.1K 147 3
                                    

Hari pertama masuk kuliah tidak terlalu buruk bagi Seungwan hanya ada beberapa tugas yang harus dikumpulkan minggu depan, beberapa mahasiswa juga nampak sibuk mencari ruang kelas berusaha tidak terlambat masuk di hari pertama.

Kantin cukup ramai tapi tidak padat, Seungwan bahkan seperti berada di dalam sebuah kafe dengan gaya cozy benar-benar menyesuaikan kehidupan mahasiswa disini.

"Ah ternyata benar yang kulihat tadi kau." Seungwan menghela napasnya menatap Naeun yang berdiri di depan mejanya dengan nampan berisi makan siang.

"Hallo Son Naeun, menyebalkan sekali harus satu jurusan denganmu." Seungwan bahkan tersenyum menatap Naeun yang kini berdecak kesal.

"Sebaiknya kau menjaga sikap jika tidak ingin keluar dari sini."

"Mengancamku? Aku bahkan tidak takut."  Seungwan berdiri dari duduknya berusaha tidak terlihat ketakutan sedikit pun. Naeun sendiri berkacak pinggang begitu menaruh nampan makan siangnya pada meja.

"Aku bahkan bisa melakukan lebih dari itu." Hampir seluruh penghuni kantin menatap Seungwan dan Naeun tidak percaya. Gadis itu sengaja menumpahkan jus jeruk pada bajunya wajahnya bahlan tersenyum senang.

"Yak! Son Naeun apa yang kau lakukan!" Pekik Seulgi melihat kekacauan yang ada di matanya. Seungwan berdecak kesal lalu membalas hal serupa dengan menumpahkan air mineralnya diatas kepala Naeun.

Seungwan melangkah mendekati Naeun dan berbisik "Kali ini kumaafkan tapi tidak lain kali." Melangkah mundur Seungwan mengambil tasnya dan keluar dari kantin dengan wajah datar dikuti Seulgi di belakangnya.

"Kau ini bodoh atau idiot? Dia menyirammu dengan jus dan kau membalas dengan air mineral." Seungwan menatap Seulgi yang berada di sampingnya lewat cermin besar, ya kini keduanya berada di toilet membersihkan siraman jus yang sudah merubah warna bajunya.

"Hanya ada air mineral di meja, memangnya kau mau aku membalasnya dengan apa? Wanita itu kenapa harus bertemu bahkan di fakultas yang sama!" Seulgi menatap Seungwan dengan alis yang teramgkat sebelah lalu menggeleng.

"Beruntung dia tidak berada di jurusan tari." Ucap Seulgi yang membuat Seungwan berdacak.

"Sial!"

...

Chanyeol menutup buku yang di bacanya ketika melihat bayangan seseorang menghampirinya yang tengah duduk di kursi taman universitas, Seungwan salah satu wanita yang akran dengannya duduk di hadapannya dengan wajah kesal membuat Chanyeol tersenyum.

"Kau akan semakin tua jika seperti itu, kau tahu?" Ucap Chanyeol menirukan raut wajah Seungwan.

"Hei itu tidak lucu tuan Park." Ucap Seungwan semakin kesal.

"Ingin makan malam bersama?" Tanya Chanyeol menatap Seungwan yang kini sedang membuka buku yang dibacanya tadi. Gadis itu terlihat semakin kurus sejak pertemuan terakhir mereka.

"Aku harus bekerja malam ini, bagaimana jika lain kali?" Seharusnya Seungwan menolak ajakan Chanyeol keduanya terlalu sering keluar berdua tanpa teman yang lain dan jujur saja Seungwan khawatir, khawatir pada perasaannya sendiri.

"Tentu kapan pun kau bisa." Balas Chanyeol tersenyum.

Keduanya berbincang cukup lama tanpa menyadari banyak pasang mata yang selalu melirik pada keduanya nampak penasaran dengan perbincangan mereka atau lebih tepatnya adalah apa yang Seungwan bicarakan hingga Chanyeol menatapnya dengan wajah antusias bahkan tangannya bertopang dagu.

"Ini masih awal semester tapi ada begitu banyak tugas dan kau tahu kami di haruskan membuat sebuah lagu dan menampilkannya saat ujian nanti." Ucap Seungwan dengan frustasi, Chanyeol tidak tahu bahwa Seungwan yang dianggapnya begitu acuh bisa menampilkan sisi kekanakkan dengan mengeluh tugas kampus yang memang banyak.

"Perlu bantuanku?" Seungwan tersenyum manis mengikuti Chanyeol yang kini bertopang dagu. "Kau benar-benar pria yang sangat pengertian, tapi aku akan mengerjakannya sendiri begitu aku kesulitan aku akan bertanya nanti." Itulah yang Chanyeol sukai dari gadis di hadapannya ini, selalu berusaha sendiri.

"Kudengar kau juga mulai belajar diperusahaanmu, apa itu benar?" Chanyeol mengangguk lalu menyesap minuman kalengnya seolah menghindar dari pertanyaan terkait perusahaannya.

"Jangan merasa terbebani Chanyeol, kau hanya cukup menjalaninya dan menikmati setiap prosesnya. Aku tahu ini berat untukmu tapi pikirkanlah ada berapa orang yang menggantungkan hidupnya di perusahaanmu. Aku harus bekerja sampai nanti lagi."  Setelah mengucapkan hal-hal yang tanpa bisa di kontrol olehnya Seungwan berdiri dan berpamitan pergi begitu saja dengan senyum canggung.

Chanyeol menatap punggung Seungwan yang menjauh darinya dengan termenung, kenapa gadis itu terasa sangat sulit untuk di jangkau.

...

Untuk kesekian kalinya Seulgi menatap heran Park Chanyeol yang berada di aula fakultas art ditemani oleh seorang yang Seulgi yakini juga teman Chanyeol. Keduanya duduk dengan santai menatap panggung dimana club theater tengah mempersiapkan diri untuk pentas seni yang diadakan setiap awas semester di musim dingin.

Tidak hanya club kesenian adapun club photography yang tengah mengambil dokumentasi untuk acara nanti. Lalu pandangan Seulgi beralih pada Seungwan yang duduk bersama beberapa temannya dengan gitar ditangannya, lebih tepat gitar milik Chanyeol.

"Terlihat sekali." Gumam Seulgi dan kembali menari bersama teman-temannya.

Disisi lain Seungwan beberapa kali berbicara dengan teman-temannya nampak sekali jika mereka berlima terlihat sangat sibuk. Dan Chanyeol menikmati raut wajah itu.

"Kenapa tidak mengatakannya?" Tanya temannya dengan wajah menatap Seungwan mengikuti apa yang Chanyeol lakukan.

"Masih terlalu awal, lagipula aku sedang menikmati prosesnya." Gumam Chanyeol melambaikan tangan ketika Seungwan menoleh padanya dengan tersenyum dan juga lambaian tangan.

"Aku tidak mengerti."

"Kau akan merasakannya nanti. Ayo!" Ucap Chanyeol kemudian berjalan menghampiri Seungwan.

"Apa yang kau lakukan disini?" Chanyeol mengedikkan bahunya lalu tersenyum pada Seungwan "Kau ingin bertemu Dosen Seo? Kupikir beliau masih berada di kantornya." Ucap Seungwan merapihkan gitar yang dimana itu adalah milik Chanyeol.

"Chanyeol datang untuk melihatmu." Seungwan tersenyum mendengarkan ucapan Sehun salah satu teman Chanyeol yang Seungwan kenal.

"Lalu kau datang untuk melihat Seulgi?" Sehun berdecak kesal mendengar ucapan Seungwan, gadis di hadapannya ini selalu membalas ucapannya.

"Kalian sudah selesai?" Tanya Chanyeol melihat sekeliling. Masih ada beberapa mahasiswa yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Masih ada yang belum selesai, Seulgi mungkin akan selesai sangat malam karena harus menghapal beberapa gerakan untuk beberapa bagian nanti saat theater." Membantu Seungwan dengan membawa gitarnya menjadi hal yang biasa bagi Chanyeol beberapa bulan ini.

Ketiganya berjalan menghampiri Seulgi di atas panggung yang sedang meminum minumannya, gadis bermata sipit itu kini sering merubah penampilannya sendiri terkadang juga membuat Seungwan sakit kepala melihatnya berubah-berubah dalam kurun waktu seminggu.

"Makan malam?" Seulgi menoleh pada teman-temannya lalu kembali menatap Seungwan yang masih berada di bawah panggung.

"Bagaimana dengan makan disini saja?" Tanya Seulgi dengan wajah lelah, rasanya sangat lelah memang seharian menari membuat gerakan dan menghapalnya kemudian.

"Apa yang ingin kau makan?" Tanya Chanyeol.

"Ayam goreng terdengar menggiurkan." Ucap Seulgi dengan wajah berbinar, membayangkang rasa gurih pada ayam saja membuat Seulgi tersenyum.

"Baiklah, kami akan memesan dan menunggumu di meja sana. Cepat selesaikan latihanmu." Ucap Seungwan yang kini berlalu dari hadapan Seulgi.

Chanyeol merangkul bahu Sehun yang sejak tadi diam lalu berjalan ke salah satu meja kecil disana, sedangkan Seungwan mulai mengeluarkan ponselnya untuk memesan makan malam mereka 2 box yang di pesan Seungwan berharap jika itu cukup mengenyangkan perut mereka.









....

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang