Daya semakin lemas setelah mendengar pernyataan Jungkook. Makin terdiam lagi, hingga sekarang menyerupai selembar tisu yamg dipegang olehnya
'Apa ini karenaku?'
'Apa ini salahku?'
'Kenapa aku sebodoh ini?'Gadis berambut pendek itu terus terusan menyalahkan dirinya sendiri. Dan satu tekadnya setelah bel pulang berbunyi. Menemuinya
Buru-buru Daya berlari, meninggalkan ruangan kelas yang terserah bagaimana isinya. Berlari ke halte bus dan menaikinya sesaat setelah bus itu datang. Gadis itu berlari sebisanya memasuki dorm BTS demi mencari seseorang. Iya, Kim Taehyung
"Aku mau bicara" ucapnya terbata-bata sambil mengatur nafasnya yang sudah tersenggal-senggal karena berlari sedari tadi
"Disini saja, aku tak punya banyak waktu" balas si pria
"Baiklah, kenapa? Kenapa kau seperti ini padaku?"
"Kenapa bagaimana maksudmu? Bukankah kau yang meminta? Bukankah kau ingin hidup dengan sebaik mungkin dengan kontrak kotor itu? Bukankah kau yang menginginkan aku untuk pergi? Jadi sekarang kenapa? Bahkan kau mengucapkan banmal saat bicara padaku. Sunbae mu dan orang yang lebih tua darimu"
Pundak Daya melemas, tak ada lagi badan tegap seperti awal dia berbicara. Beberapa member BTS disana pun hanya terdiam saat suasana ini. Sedang satu dari mereka berusaha menahan emosinya
"Kau yang memintaku pergi, menjauh, menghilang, seperti tak pernah ada. Aku mengabulkannya. Jadi seharusnya aku yang bertanya. Kenapa dengan dirimu ini?" Daya sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak hanyut terhadap pembicaraan ini. Benar, dia yang meminta sejak awal. Kenapa juga dia yang merasa seperti korban. Walaupun tidak adil, dia yang meminta ini
Gadis itu tersenyum miris. Menatap wajah tampan pria dihadapannya ini dengan mata yang memerah
"Haha, benar. Aku yang meminta. Dan sekarang aku bisa lebih baik tanpa beban lagi. Terimakasih, dan kuharap hidupmu selalu bahagia" Daya menggenggam erat tali tas di kanan dan kirinya. Menegapkan badan untuk segera pergi dari sana"Lihat gadis itu, datang tanpa salam pergi pun seakan tak pernah terjadi apa apa. Bagus aku membuangmu" tegas Taehyung dan kembali kekamarnya
"Yoo!Daya! Eh? Ada apa ini?" Jungkook hanya terdiam sesaat melihat wajah Daya yang makin memerah
"Sstt, diam dan pergi kekamarmu" usir Seokjin
An Idol
Daya berjalan lunglai, dan entah bagaimana duduk begitu saja dipinggir jalan dan menangis sejadi-jadinya. Suasana yang sepi membuat tangisannya menjadi-jadi.
"Dia benar, aku yang meminta. Aku"
Berkali-kali ia memukul dadanya sendiri. Terlalu sakit baginya, entah mengapa
"Kuantar?" pria putih itu mengulurkan jaket kebesarannya pada Daya. Memasangkan topi hitam andalannya serta salah satu masker hitamnya
"Tak perlu Yoongi oppa, aku akan pulang sendiri"
"Kau yakin?"
"Hum, aku pinjam ini semua. Akan ku kembalikan secepatnya"
"Pakailah, dipertigaan nanti belok kanan. Itu jalan tercepat menuju halte terdekat. Semoga hatimu lekas membaik"
"Aku jauh lebih baik sekarang. Terimakasih"
An Idol
Ke esokan paginya, Jungkook menunggu Daya tepat di depan pintu kelas. Berniat mengajaknya membolos hari ini untuk bercerita banyak hal yg terjadi semalam. Sungguh, Daya harus tau
"Masuklah" Daya menarik almamater yang digunakan Jungkook
"Tidak, ada yang harus kita bicarakan. Kita membolos hari ini"
Jungkook menarik Daya pergi ke lapangan basket yang biasanya sepi. Dengan dua kaleng soda yang sudah diambil Jungkook
"Aku tidak tau apa masalahnya, tapi pertengkaran semalam membuat seisi dorm menjadi lebih dingin" Daya membuka kaleng cola tersebut dan tetap melihat ke arah depan
"Taehyung hyung dan Yoongi hyung terakhir bertengkar hebat saat kita masih rookie, dan setelahnya kami tidak pernah melihat mereka bertengkar lagi seperti semalam. Yoongi hyung berteriak kencang dan bilang untuk meninggalkanmu. Sebenarnya ada apa? Kau bilang aku temanmu, kenapa aku tidak tau apapun?"
"Apa kau tidak heran mengapa aku bisa debut secepat ini? Orang yang kutemui malam itu bukan Bang PDnim, tapi Jieun. Dia bilang grup kami tidak akan debut. Namun dia bisa membantu, asalkan aku bisa menjauhi Taehyung" Daya menatap kosong apapun yang ada didepannya. Mengingat jelas semua yang sudah ia lewati dan mengungkapkan semua ya dengan lancar pada sahabatnya ini
"Aku mencintainya, dan ini sangat sulit. Tapi teman segrup ku harus debut, mereka sudah merelakan banyak hal dan hanya ini yang bisa kulakukan untuk mereka..."
"Melihat Taehyung oppa yang kesulitan pula karena ku, aku mencoba memperbaiki semuanya, namun sepertinya Jieun mengetahui hal ini. Kami sempat bertengkar beberapa hari lalu, yang mengakibatkan rambutku harus dipotong lebih pendek lagi sekarang. Aku yakin dengan sangat, Yoongi oppa tau soal ini. Dan aku juga yakin, hal ini yang membuat Yoongi oppa menyuruh Taehyung oppa untuk menjauhiku" Jungkook menghadap ke arah lain. Memunggungi Daya yang dirasa akan menangis sebentar lagi
"Menangis saja. Aku tidak akan melihat wajah jelekmu itu. Jika kau lelah, bersandar di punggung ku. Lain kali, terbukalah padaku agar aku bisa membantumu. Dan memberikan punggungku padamu" tak lama terdengarlah suara isakan tangis dari sana. Iya, pertahanan Daya akhirnya runtuh
An Idol
Seharian ini benar-benar hari membolos untuk Daya dan Jungkook. Puas berlarian di lapangan, mereka lanjut pergi ke kedai Teobboki dan ke tempat permainan mesin capit. Memang tak mudah bagi mereka karena ada saja yang mengenali Daya dan Jungkook. Tapi hal ini sangat menyenangkan dan membantu Daya merasa lebih baik.
Menjelang sore, mereka kembali ke agensi untuk berlatih. Namun entah mengapa banyak kamera dan wartawan didepan pintu. Jungkook berinisiatif mengajak Daya menjauh dan masuk lewat pintu lain. Manajer Sejin yang melihat Jungkook dan Daya buru-buru menarik mereka
"Hyung, ige..."
"Sssttt, ada yang menyebarkan foto kalian sedang berjalan-jalan hari ini. Dan ini menambah daftar skandal. Masalah Taehyung dan Jieun juga membuatku pusing. Sebenarnya kalian ini kenapa?"
"Oppa, maaf. Ini salahku. Aku yang mengajak Jungkook keluar hari ini" Jungkook lantas menyenggol Daya dengan wajah bingung
"Jelaskan itu pada Bang PD-nim. Dan jangan lupa membuat pernyataan maaf lewat SNS sore ini" Daya menundukan badan nya sekali lagi setelah manajer Sejin pergiDaya langsung pergi menuju ruangan lain tempat dia dan grup nya beristirahat. Jungkook mengikutinya, menarik tas nya sebelum Daya sempat melangkah masuk ke ruangannya
"Kenapa kau begini?"
"Ini lebih baik. Grup mu akan menjadi tonggak cepat atau lambat. Dan grup mu sedang jadi pusat perhatian. Grup mu akan lebih banyak membantu agensi. Jadi lebih baik aku yang minta maaf, grup ku mungkin tidak akan lebih baik dari grup mu. Jadi ku pikir ini langkah yang tepat. Dan ya, ku harap kita mulai menjaga jarak Kook"
"Kau gila? Mana mung..."
"Aku tak mau lagi membuat masalah bagi grup mu. Ku mohon mengertilah""Untuk pergi ketempat tinggi, aku tak menyangka jika aku harus melepas semua nya dan sendirian"-Daya
"Taukah bagian tersulit menjadi seorang Idol? Menjadi sendiri dan kesepian" -Jungkook
![](https://img.wattpad.com/cover/135716047-288-k233191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Idol
FanfictionKisah perjalanan seorang fan, yang mencoba peruntungan sebagai Idol untuk bertemu Idola nya. 06.07.18 - #1 in yoonara