Masa promosi Blood Sweat & Tears sedang berlangsung saat ini. Bangtan dan Dilea sibuk untuk tampil di beberapa acara musik dan beberapa acara lain sesuai jadwal yang sudah tersedia. Popularitas grup maupun perseorangan yang makin tinggi membuat jadwal mereka makin padat pula, sehingga beberapa waktu lalu agensi menambah staff untuk mengurusi kegiatan Bangtan. Semua member sedang mempersiapkan diri mereka dibelakang panggung, ada yang menata rambut dan make up nya, ada pula yang sedang melatih suaranya. Dilea sendiri sedang menata pakaiannya
"5 Menit lagi, bersiaplah" semua orang disana semakin ribut berlalu lalang. Bahkan bukan sekali dua kali tubuh Dilea tertabrak oleh orang disana. Dilea segera mengganti sepatunya, dia tak punya waktu banyak jadi dia langsung saja berlari keluar mengikuti member lain
Selama perform Dilea nampak tak fokus, dia merasakan keanehan pada sepatunya. Bahkan tak jarang dia terlihat limbung. Keringat yang keluar dari wajahnya terlihat berbeda dengan keringat member lain. Wajahnya pun memucat, hingga pada akhir perform mereka, Seokjin melihat sesuatu yang aneh pada keadaan lantai. Hoseok pun hampir terpeleset karena cairan merah yang ada dilantai itu. Benar, itu adalah darah. Bercak darah itu ada di mana-mana. Namjoon selaku pemimpin di grup itu memastikan darimana darah itu berasal. Hingga akhirnya mata mereka tertuju pada satu orang yang hanya terdiam sejak tadi. Gadis itu mengangkat kakinya untuk diperlihatkan pada mereka semua dan voila... Dari sana lah semua darah itu berasal. Bahkan tapak dari sepatu itu sudah mengalir darah segar. Dengan setengah kesadaran, gadis itu lantas tersenyum lalu kemudian terjatuh pingsan
'Jika ini adalah akhir bagiku, aku tidak akan pernah menyesal untuk semua jalan yang ku tempuh selama ini' -Dilea
An Idol
Putih, itulah hal yang pertama kali ditangkap oleh indra penglihatan Dilea. Semua yang serba putih, bau obat-obatan yang menyeruak keluar dan sepi. Tak ada satupun orang yang menunggunya disini. Gadis itu berusaha untuk mendudukan dirinya, kembali dia edarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu. Matahari sudah meninggi, tapi dia bahkan tak sanggup melakukan apapun di sana. Perban di kakinya membuat dia teringat lagi kejadian kemarin, begitu banyak paku disana. Gerakan meloncat dan menghentakan kaki membuat puluhan paku disana makin menusuk kedalam kakinya.
"Oh sudah bangun? Apa sudah terasa baik?" suara berat itu menyadarkan Dilea dari lamunannya. Sungguh ini menambah sakit pada dirinya
"Aku sudah lebih baik. Terimakasih"
"Member lain baru saja pulang, member Flower Child juga menginap semalam. Dokter bilang paku itu menancap terlalu dalam, namun syukurlah tidak menimbulkan infeksi" Dilea hanya terdiam, sibuk menetralkan perasaannya yang sangat bergemuruh saat ini. Dia ingin membicarakan banyak hal seperti dulu, namun entah mengapa otaknya seakan berhenti untuk berpikir
"Aku tau ini adalah kecelakaan yang disengaja, agensi akan mencari pelakunya. Kau tidak perlu khawatir" lanjut pria itu
"Oppa, bisa minta tolong panggilkan suster? Aku ingin ke toilet"akhirnya gadis berambut pendek itu mengeluarkan suaranya.
"Biar ku antar. Suster diluar semuanya bertubuh kecil, bahkan lebih kecil darimu. Aku tak yakin mereka bisa menggendongmu" Taehyung tertawa renyah. Bukan maksudnya menghina fisik suster diluar sana, hanya saja dia ingin mengambil kesempatan untuk bisa dekat kembali dengan gadis itu. Dilea hanya tersenyum tipis dan singkat menanggapi humor Taehyung yang dirasa payah. Taehyung menggendong Dilea ditangannya. Ala bridal style, dan meninggalkan Dilea untuk urusan pribadinya didalam sana. Wangi coklat dari gadis itu memang tidak pernah berubah walaupun sudah dicampur dengan wewangian obat dari tempat ini. Pikirannya kembali berkelana disaat mereka pergi memilih parfum, skin care, shampoo, bahkan perawatan tubuh yang lain. Dilea selalu mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai coklat, namun untuk sebuah kepentingan, selama dia berada didalam pelatihan, manager mereka menyuruh Dilea untuk mengurangi konsumsi coklat. Taehyung memutar otaknya dan menyarankan untuk membeli parfum, sabun, shampoo dan apapun yang berbau coklat untuk mengurangi rasa rindunya mengkonsumsi coklat. Dan ternyata masih digunakan hingga sekarang
Mereka kembali terdiam, Dilea hanya menatap kosong ke arah perban dikakinya. Dan Taehyung sibuk mengamati wajah perempuan dihadapannya. Sangat pucat dan kecil. Entah sejak kapan wajahnya menjadi kecil hingga membuatnya terlihat semakin imut
"Untuk beberapa hari mungkin kau akan absen. Padahal comeback ini kontrak terakhir" ucap Taehyung tiba-tiba
"Hanya untuk beberapa jadwal, sebentar lagi juga bisa menari lagi" tatapan mereka bertemu, pria itu masih setia mengunci pandangannya pada mata cantik lawan bicaranya. Semakin lama terasa semakin dekat hingga deru nafas mereka terdengar oleh telinga masing-masing. Menyisakan sedikit jarak yang membuat mata Dilea terpejam secara otomatis
"Dilea!! Tolong bilang pada Nara nun..." namun teriakan Hoseok menyadarkan kedua orang didalam kamar itu. Dilea langsung menabrakan punggungnya pada bantal dibelakangnya. Dan Taehyung sontak berdiri berjalan kearah jendela sambil menggaruk tengkuknya. Suasana canggung tercipta begitu saja, Hoseok sendiri tidak melanjutkan kalimatnya.
Taehyung menjauhkan diri dari kasur Dilea dan menyibukan dirinya dengan membaca beberapa majalah yang diletakkan disana. Sesekali dia mainkan ponselnya. Tak ada pembicaraan atau lelucon yang dia katakan, padahal Jieun disebelahnya sudah mencoba mengajaknya bicara. Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin, dan Jungkook mengelilingi kasur Dilea. Bahkan berkali-kali Seokjin mengatakan lelucon yang hanya disambut tawa oleh Jimin dan Jungkook.
"Dilea, kakimu terlihat lebih besar. Hahaha" canda Jungkook
"Aku rasa kalau begini aku tak perlu menari kan? Sangat melelahkan koreo kali ini" -Seokjin
"Kapan bisa kembali?" -Yoongi
"Secepatnya oppa, tiduran saja membuat lelah" jawab Dilea
"Tidur membuat lelah? Apa kau olahraga sambil tidur heh? Aku saja ingin tidur" -Jungkook
"Yak! Kim Namjoon, jangan sentuh apapun. Kau mau infus itu tidak mengalir" ucapan Hoseok tentu saja membuat gelak tawa didalam sana. Sementara yang dipanggil langsung menyembunyikan tangan dibalik punggungnya dan tersenyum kaku
"Oh.. Lihat lihat, infusnya tidak berjalan. Yak hyung, kau apakan tadi?" Jimin yang melihat darah naik kedalam selang infus disana lantas berteriak. Sungguh, tolong jauhkan Namjoon dari segala keingintahuannya pada hal-hal baru
"Aku hanya memutar ini saja. Memangnya ini apa?" dengan polosnya seorang Kim Namjoon bertanya seperti itu. Dengan cepat Jungkook memencet bel merah disana untuk memanggil perawat jaga
An Idol
Jadwal mereka yang padat membuat para member tak bisa berlama-lama menemani Dilea dirumah sakit. Sesaat member Flower Child datang, mereka langsung pergi dengan Jieun yang ikut rombongan Bangtan ketika datang
"Kau pikir kau sudah menang karena bisa sedekat itu dengan kekasihku? Pikirkan posisimu. Selamanya kau akan berada dibawah bayanganku"
Kalimat itu terus menerus terngiang dikepala gadis cantik yang sedang terbaring lemah disana. Dia baru mengatakannya pada Hanwoo, karena saat ini Hanwoo lah yang paling dekat dengannya. Dengan member lain juga dekat, hanya saja sejak awal bertemu Hanwoo yang berani mendekati Dilea. Hanwoo menguasai Bahasa Inggris dengan baik, itulah mengapa Hanwoo dan Dilea sangat dekat. Komunikasi mereka lancar sejak awal
"Ah si Jieun itu. Kenapa juga dia sesumbar? Tak perlu takut, kita akan debut dan kalimatnya tidak akan terjadi. Percaya padaku"
"Aku harap usahaku tak pernah menghianatiku , unnie"
"Lagipula apa yang harus kau takutkan? Kita punya Nara unnie yang mengurus semuanya dengan baik. Kita punya Jamie dan Miryeo dengan rapp supernya. Kita punya Hyunjin dan Seulmi pada vocal. Kita juga punya kau yang mengusai semuanya. Rapp, dance, dan vocal. Dan kita punya aku, Jung Han Woo yang cantik ini hahaha"
"Benar, kalau unnie tidak cantik, mana mungkin Jimin oppa mau seberusaha itu untukmu"
Terimakasih Hanwoo unnie, terimakasih sudah menjadi kakak yang membantuku dalam banyak hal. -Dilea
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
An Idol
FanfictionKisah perjalanan seorang fan, yang mencoba peruntungan sebagai Idol untuk bertemu Idola nya. 06.07.18 - #1 in yoonara