Dilea pulang tak bersama Jungkook hari ini, karena jadwal mereka yang berbeda. Jungkook dan Seokjin harus berada dalam sebuah acara bersama. Sedangkan Dilea akan berlatih dance bersama Jimin dan J-hope. Jika sempat, dia akan mengikuti latihan bersama member Flower Child yang lain. Mobil yang ditumpangi Dilea berhenti tepat didorm mereka, dan gadis itu masuk kedalam untuk mempersiapkan beberapa hal yang mungkin akan dia butuhkan.
"Eoh? Tae oppa?" pekikan suara itu mengagetkan kedua orang yang ada disana. Dilea kaget karena dia pikir tak ada lagi orang yang ada didorm karena masing-masing dari mereka sudah mempunyai jadwalnya sendiri
"Sudah datang? Cepat bersiap, aku akan pergi bersamamu. Kau akan pergi ketempat latihan kan?" lawan bicaranya mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya tak ada Jadwal bagi pria berkulit tan itu, hanya saja ada project yang akan ia kerjakan bersama seseorang
Tak butuh waktu yang lama bagi Dilea untuk mempersiapkan diri. Berpakaian santai dengan kaus putih dan celana training hitam panjang, sepatu putih dan rambut yang diikat sekenanya. Sederhana, namun membuat seorang pria disana tak melepaskan pandangannya
"Kajja oppa" dengan menenteng sebuah tas yang cukup besar, gadis itu berjalan menuju mobil van yang sudah terparkir didepan dorm mereka. Tak ada obrolan yang terjadi, Dilea hanya fokus terhadap recorder dan sebuah buku ditangannya. Min Yoongi yang memberikan itu padanya, dengan maksud mempermudah untuk belajar bahasa Korea. Akan lebih mudah mempelajari sesuatu jika didukung oleh Audio serta Visual, begitulah kata Min Yoongi
"Dilea-shi..." mendengar namanya dipanggil, gadis itu melepaskan recorder dan menutup bukunya. Suara panggilan itu seolah menghipnotis dirinya untuk segera memfokuskan diri terhadap pria disebelahnya
"Seorang gadis harus pintar merawat dirinya. Terlebih kau sekarang sudah mencatatkan diri sebagai idol, mana bisa berantakan?" sangat lembut, dan mampu membuat jantungnya berdetak tak beraturan. Taehyung mencondongkan badannya dan membetulkan kunciran rambut si gadis yang cukup berantakan. Taehyung menyisir rambut pendek Dilea dengan jari-jari panjangnya. Dan membiarkan rambut-rambut kecil yang ada didepan terurai dengan manisnya. Dilea jelas bisa mencium wangi dari pria itu, sangat maskulin. Dan itu cocok untuk dirinya. Tak hanya di rambut, Taehyung pun memakaikan toner miliknya di wajah Dilea yang membuat sang gadis makin memanas wajahnya
"Apakah tonerku tak cocok padamu? Kenapa wajahmu semerah itu? Apa kau alergi? Gatal tidak?" pria itu jelas panik, karena wajahnya makin memerah setelah dipakaikan toner miliknya
"Ah aniya oppa, hanya saja disini terlalu panas" Dilea mengipas-ngipaskan wajahnya dengan tangan kecil nya. Sesekali dia pun menaikan AC di mobil tersebut. Sesampainya di Agensi mereka, Taehyung meminjamkan topi miliknya dan juga membagi sebuah masker hitam yang biasanya ia gunakan saat sedang diluar. Dilea sangatlah senang, dia bisa sedekat ini dengan biasnya tanpa harus bersusah payah. Ya walaupun dia lebih sering merasa lelah hati
An Idol
Sesampainya ditempat latihan, Dilea hanya menemukan Jimin yang sedang sibuk dengan ponselnya. Sejujurnya ia tak ingin mengganggu kegiatan si pria pendek tersebut, namun keadaan yang memaksa
"Hm oppa, kemana yang lain?" Jimin mengangkat kepalanya dan meletakkan ponselnya disebelah kanan dirinya.
"Sedang menghadap PD-nim, duduklah dulu" Dilea duduk disebelah kiri Jimin. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tak ada percakapan sampai Jimin akhirnya membuka suara kembali
"Kau adalah Army kan? Siapa bias mu?"
"Aku menyukai kalian semua sebagai role mode . Tapi jika disuruh memilih salah satu, aku akan memilih Taehyung oppa"
"Apakah jika nanti kau mendengar kabar dating darinya kau akan meninggakannya?" Mata gadis itu membulat, dia sering sekali mendengar biasnya yang di pasangkan dengan idol lain, tapi dia belum bisa membayangkan jika hal itu akan benar-benar terjadi
"Sebagai fans, pasti aku akan kecewa dan merasa terkhianati. Karena terkadang cinta yang dimiliki fans tidaklah kecil. Seperti seorang wanita kepada seorang pria. Tak jarang mereka memikirkan bahwa suatu saat bisa menjalin hubungan dengan idolanya. Aku tak munafik, terkadang aku juga berpikir seperti itu dan mendapati diriku menjadi lebih egois. Tapi setelah aku sadar akan keadaanku sepertinya semua itu tidaklah mungkin. Lalu aku berpikir akan terus mendukung kebahagiaannya"
"Aku takut akan menyusahkan jalan Hanwoo untuk menjadi seorang idol" Jimin melemaskan tubuhnya dan bersandar pada tembok dibelakangnya. Atensinya masih sama, sebuah kaca besar yang terdapat didepan mereka
"Aku ingin memperkenalkannya kepada dunia luar, sungguh. Aku tak ingin pertengkaran seperti ini terjadi lagi. Jika semua orang tau aku dan Hanwoo memiliki hubungan, tentu Hanwoo tak bisa lagi menuduhku yang aneh-aneh" Jimin tersenyum, bukan senyuman bahagia, tapi senyuman kesakitan
"Namun jika aku egois dan memperkenalkan Hanwoo pada publik, aku bukan hanya merusak cita-cita dan kerja kerasnya selama ini. Tapi aku juga akan merusak Bangtan, Agensi, serta mengecewakan fans yang sudah mempercayaiku. Begitu kan?"
"Bicaralah pelan-pelan terhadap Hanwoo eonni. Aku yakin dia akan mengerti. Lagipula oppa, pertengkaran terkadang bisa membuat kita lebih dekat dan memahami pasangan kita masing-masing. Jika semuanya berjalan lurus saja bukankah akan membosankan? Sesekali kau harus merasakan naik dan turunnya. Kau tau kenapa Roller Coaster memiliki banyak rel yang berkelok tajam, turunan serta tanjakan curam. Atau mungkin malah terpasang terbalik. Karena, jalur yang seperti itulah yang membuatnya seru. Jika hanya lurus saja, bukankah akan terasa membosankan?" Jimin melihat Dilea dari kaca besar tersebut dan menyunggingkan senyumannya
"Aku harus membicarakan hal ini pada Hanwoo, aku akan segera kembali" Dengan segenap semangat yang dimiliki, Jimin berlari keluar dengan ponsel yang ia genggam. Dilea pun tersenyum sampai punggung si pria tersebut menghilang dibalik pintu.
Bukankah sudah terlihat bagaimana beratnya? Sedangkan dilain sisi banyak pasangan yang bisa secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya, pada saat itu juga ada pasangan yang berusaha mati-matian menahan perasaannya untuk kebahagiaan banyak orang. Jadi, jika itu terjadi pada biasmu, apa yang akan kalian lakukan? Tetap mendukungnya, atau meninggalkannya?
.
.
.
.
.
.
.
(。•́︿•̀。)(。•́︿•̀。)(。•́︿•̀。)

KAMU SEDANG MEMBACA
An Idol
FanfictionKisah perjalanan seorang fan, yang mencoba peruntungan sebagai Idol untuk bertemu Idola nya. 06.07.18 - #1 in yoonara