Sesampainya Daya didepan Genius Lab, dia melihat lampu yang masih menyala menandakan adanya penghuni dalam studio kecil itu. Gadis itu menarik nafasnya berat dan melirik kearah sekitar mencari keamanan untuk dirinya sendiri. Sandi pintu berbunyi setiap ditekannya angka-angka yang menyusun kode ruangan tersebut
"Tak ada yang tau oppa disini?" ucap Daya yang terduduk tepat didepan pria yang masih setia menundukan kepalanya saat ini
"Tak ada. Aku lari begitu menerima pesanmu. Terimakasih sudah datang"
"Jadi, mari kita selesaikan saat ini juga. Aku hanya ingin bekerja dengan aman"
"Ini juga sulit untukku. Ku mohon mengertilah. Perasaan ini menyiksaku, perlakuanmu pun begitu. Setidaknya, bisakah kau membalas semua pesanku? Aku tidak meminta kau membalas perasaanku. Hanya paling tidak jangan menjauhiku seperti ini. Aku payah soal ini, aku lemah dengan cinta. Kumohon mengertilah"
"Ini sudah masuk perjanjian. Aku harus menjauhimu agar aku bisa debut. Member lain pun harus debut. Kami pihak yang lemah, dan tawaran itu mampu menghidupkan kami. Mari berjalan masing-masing, dan bekerja dengan baik"
"Jujur padaku, apa kau merasa bersalah? Mempermainkan perasaanku untuk kepentingan pribadimu?" Daya berpikir sejenak. Melihat sekitar untuk mencoba
"Kau lihat aku sehancur ini, apa kau tidak merasa bersalah sama sekali?" Gadis yang duduk disebrang pria itu masih terdiam. Sesekali melihat ke arah lain untuk mencari jawaban. Meskipun tak menemukannya disudut manapun
"Kalau begitu kau harus bertanggung jawab. Kau debut, kau dapatkan semuanya, namun kau menghancurkanku. Menggunakan popularitas Bangtan untuk popularitas grup mu. Aku tak meminta banyak hal, cukup tetaplah disisiku. Dan aku akan membuatmu aman. Aku berjanji, Jieun tak akan berani mengganggumu"
"Ta.. Tapi"
"Kau berhutang padaku untuk semua kekacauan yang aku alami. Ku anggap semuanya impas kalau kau mengikuti kemauanku juga dan bertanggung jawab. Aku juga akan menjaminmu, dan Jieun tak akan mampu menyentuhmu"
"Kenapa oppa mempersulitku begini? Aku ingin bebas"
"Kau pikir ketika kau menandatangani kontrak kotor itu kau bisa bebas? Kau sudah terikat sejak awal. Lagipula, Jieun dan Agensi ini tak bisa apa apa tanpa Bangtan. Kami yang menghidupkannya. Jika member Bangtan tau soal ini, kami tak akan tinggal diam. Grup kami menjunjung tinggi kemanusiaan, karena kami tidak pernah dimanusiakan sebelumnya. Jieun bukanlah apa-apa bagi kami. Terlebih bagiku. Hanya ikuti perintahku dan kau aman. Sudah selesai. Masalahku sudah selesai kali ini. Aku akan pulang" Taehyung berbalik, sambil menyeringai puas saat berjalan keluar meninggalkan Daya yang tersiksa sendirian. Disisi lain dia bahagia karena orang yang dia sukai membelanya hingga sejauh ini, tapi dia juga sedih, memikirkan apa konsekuensi lainnya yang mungkin diterima grupnya
An Idol
Daya kembali ke Dormnya setelah perasaannya membaik, ia melewati kakak kakaknya yang masih asik menonton televisi bersama. Tontonan horor tengah malam
"Sudah selesai hm?" tanya Seulmi yang asik memeluk cemilan kentang milik Miryeo. Ya, hanya si Cantik Miryeo yang memiliki stock cemilan
"Sudah, aku istirahat duluan un, selamat malam" Venus menyadari ada yang salah dengan ini. Dan dia berencana membicarakannya dengan sang Kekasih, Park Jimin
"Aku mau menelfon seseorang dulu ya" pamit Venus pada member lain yang sedang menikmati kegiatannya
Venus kini berada dikasurnya. Kamar yang diisi oleh dirinya dan juga Daya serta Nara, menunggu panggilannya dijawab oleh orang disebrangnya

KAMU SEDANG MEMBACA
An Idol
Fiksi PenggemarKisah perjalanan seorang fan, yang mencoba peruntungan sebagai Idol untuk bertemu Idola nya. 06.07.18 - #1 in yoonara