***
Naeun celingukan mencari seseorang di dalam perpustakaan. Saat sudah menemukan apa yang ia cari, segera saja Naeun melesat menghampiri orang tersebut. Siapa lagi kalau bukan Daehyun? "Sibuk banget kayaknya?" seru Naeun yang sudah duduk di samping Daehyun.
"Eh? Kamu?" Daehyun sedikit terkejut mendapati kekasihnya di sana. "Ini si Eun Ji. Nilai dia semester ini parah banget."
Mendengar Daehyun bicara seperti itu, Naeun justru langsung terlihat kecewa. Sebenarnya jika menyangkut soal Eun Ji dan Daehyun, Naeun memang sedikit cemburu. Meski ia sendiri sadar bahwa tidak mungkin di antara mereka akan mengkhianatinya. Tapi Naeun juga nggak bisa menahan diri untuk tidak cemburu.
"Separah apa?" Tanya Naeun dengan nada tak suka.
Hampir saja Daehyun sudah ingin mengatakannya, namun ketika melihat ekspresi Naeun yang kurang bersahabat, cowok itu lebih memilih mengurungkan niat. Ia kemudian membereskan buku-buku di hadapannya. Lalu menarik tangan Naeun dan membawa cewek itu meninggalkan perpustakaan.
"Daehyun, aku gapapa kok." Naeun sama sekali nggak bisa menghalangi niat kekasihnya itu untuk membawanya sampai ke atap kampus.
Daehyun menutup pintu di belakangnya. Ia berdiri berhadapan dengan Naeun. Menatap lembut mata kekasihnya. "Aku nggak ngelarang kamu untuk cemburu. Dan maaf kalau apa yang aku lakukan untuk Eun Ji berlebihan menurut kamu."
"Aku juga nggak mau kayak gini. Padahal kalo kamu sama Bomi aku bisa biasa aja."
Daehyun menghela napasnya. "Eun Ji lebih membutuhkan bantuan dari pada Bomi. Kalo nilainya sama sekali nggak ada perubahan yang lebih baik." Cowok itu sempat memberi jeda sesaat dalam ucapannya. Memberikan kesan sedikit dramatis. "Aku nggak tau apa yang akan dilakuin orang tuanya untuk Eun Ji."
Naeun menghempaskan tubuhnya ke dalam pelukan Daehyun.
***
Eun Ji mengacak rambutnya, frustasi. Seperti apa yang dikatakan Daehyun tadi, nilai-nilainya semester ini sangat tidak memuaskan. "Gini nih kalo kuliah di jurusan yang kepaksa." Eun Ji menyingkirkan laptop di pangkuannya ke samping. Eun Ji yang sedang duduk bersila di lantai, menyandarkan punggungnya ke tembok.
Tak lama, muncul Bomi yang bahkan sudah ikut duduk di samping Eun Ji. "Akhirnya gue ketemu sama lo. Nyari Naeun sama Daehyun dari tadi nggak ketemu-ketemu," ujar Bomi dengan napas yang sedikit tersengal.
"Lagi mojok kali. Kayak nggak tau aja." Eun Ji berujar santai.
Bomi menyambar botol minum milik Eun Ji tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Tapi Eun Ji sendiri juga nggak terlalu memprotesnya. Bomi sempat melirik jam di tangannya. "Jam 4 masih lama banget lagi," keluhnya.
Eun Ji ikut memeriksa arlojinya yang masih menunjukkan pukul 2 siang. "Kenapa emang jam 4?" tanyanya bingung.
"Jam pulang ngajarnya mas Himchan jam 4."
Eun Ji memutar bola matanya, malas jika Bomi mulai membicarakan tentang Himchan. "Emang tadi pagi nggak ketemu?" tanyanya santai sambil memeriksa ponselnya karena ada sebuah pesan masuk.
"Belum, Ji. Tadi gue agak kesiangan. Berangkat aja nggak sama Daehyun," jelasnya. Tepat ketika Eun Ji sibuk menatap layar ponselnya.
-Hi dear... I'm here, and I will found you... Wait me, okay?-
Buru-buru Eun Ji menjauhkan ponselnya dari depan wajahnya. "Mampus gue. Minhyuk kayaknya ke sini nih, Bom." Eun Ji panic seketika sambil merapihkan laptopnya yang kemudian ia masukkan ke dalam ransel. "Dia kan suka muncul tiba-tiba."
YOU ARE READING
Perfect Love
FanfictionYongguk : "Kalau ada pemuda lain yang bersedia menikahimu dalam waktu dekat, kabari aku." Yongguk berujar dingin lalu meninggalkan Chorong begitu saja di sana. Nggak peduli bahwa cewek itu adalah kekasihnya. Himchan : "Apaan sih!" Himchan tampak ris...