***
Zelo ke luar dari dalam toilet sekolahnya. Ia langsung melesat ke kantin. Nggak lupa Zelo juga membawa serta ranselnya. Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah. Tapi Zelo masih bertahan karena satu jam setelah ini ia harus mengikuti ekskul fotografi.
Saat melihat sosok Hayoung di salah satu sudut kantin, tanpa pikir panjang Zelo menghampiri teman semejanya itu. "Gue gabung," ujarnya sambil meletakkan ransel besarnya di atas meja yang di huni Hayoung. Zelo kemudian melangkah ke konter makanan.
"Zelo mau ekskul fotografi? Emang dia udah ada kamera lagi?" gumam Hayoung untuk dirinya sendiri. Lalu tatapan cewek itu jatuh ke ransel besar di hadapannya. Hayoung menatap benda itu curiga. Tanpa diperintah, tangannya terjulur untuk membuka resleting tas milik Zelo tersebut. Ada sebuah tas kecil yang ia ketahui sebagai tas yang sering Zelo bawa untuk menyimpan kameranya.
"Ngapain lo?" tegur Zelo saat melihat kedua tangan Hayoung berada di atas ranselnya. Zelo duduk dengan santai tanpa menaruh curiga sedikitpun atas apa yang Hayoung lakukan.
Hayoung sendiri sama sekali nggak merasa kepergok. Ia bahkan bisa dengan santainya menutup kembali resleting ransel padahal Zelo sudah berada di hadapannya. Hayoung justru yang menatap Zelo penuh curiga atas apa yang ia temukan tadi.
"Lo mau ekskul fotografi?" Tanya Hayoung seperti mengintimidasi.
Zelo menghentikan aktifitasnya lalu mendongak. "Lo nemuin tas kamera ya di ransel gue?" Zelo justru balik bertanya. Tentu saja tebakannya benar.
"Berarti kamera lo udah balik?" Tanya Hayoung lagi. "Kalo gitu Jongup udah nggak perlu bayar utang lagi, donk?" sela Hayoung sebelum Zelo sempat merespon ucapannya sebelum ini.
Zelo menghembuskan napasnya berat. "Dengerin dulu," pinta Zelo dingin, namun Hayoung tetap menurutinya. "Lo pikir gue nggak di marahin abis-abisan sama bokap gue? Udah untung gue nggak bilang kalo yang ngerusakin itu si Jongup." Ada nada sedikit kesal saat Zelo berkata seperti itu.
"Terus?"
"Yang dirusakin Jongup itu sebenernya punya bokap. Gue juga bilangnya kamera itu lagi di benerin. Dan yang gue bawa sekarang itu punya gue," lanjut Zelo. Ia juga sambil melanjutkan makannya yang sempat terganggu.
"Oh," kata Hayoung pendek. Sedikit merasa bersalah.
Setelah itu hening yang menguasai keduanya. Zelo sibuk dengan makanannya. Begitu pula dengan Hayoung.
"Lo sendiri, kelar jam berapa ekskul musiknya?" Tanya Zelo di tengah-tengah menikmati makanannya.
"Sekitar jam tigaan."
"Sama. Kalo gitu, pulang bareng gue ya?" putus Zelo tanpa ingin ada penolakan sedikitpun.
***
Pesta perusahaan yang melelahkan. Begitu satu-persatu tamu yang sebagian besar rekan bisnis Doojoon mulai meninggalkan acara, Youngjae langsung melarikan diri ke belakang rumah. Namun ketika baru sampai dapur, cowok itu menghentikan langkahnya bahkan sampai kembali mundur beberapa langkah.
Youngjae berdecak kesal melihat pemandangan di hadapannya. "Pantesan aja gue cariin nggak ada. Dia malah tidur di sini!" Dengan langkah cepat youngjae melesat mendekati Zelo yang tertidur di meja makan.
Zelo menekuk kakinya yang panjang agar tubuhnya cukup menempati seluruh permukaan meja makan yang tidak terlalu besar itu. Karena meja tersebut bukan meja makan utama yang selalu ia gunakan bersama Youngjae dan Doojoon. Zelo bahkan masih mengenakan stelan jas lengkap seperti Youngjae saat ini. Lucunya, Zelo masih sempat membawa bantalan sofa dari luar yang ia gunakan untuk alas di kepalanya.
YOU ARE READING
Perfect Love
FanfictionYongguk : "Kalau ada pemuda lain yang bersedia menikahimu dalam waktu dekat, kabari aku." Yongguk berujar dingin lalu meninggalkan Chorong begitu saja di sana. Nggak peduli bahwa cewek itu adalah kekasihnya. Himchan : "Apaan sih!" Himchan tampak ris...