***
Youngjae berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari cewek-cewek yang masih mengejarnya. Ia lalu berbelok ke sebuah koridor. Dengan panic, Youngjae berusaha mencari-cari pintu yang kemungkinan bisa terbuka. Ternyata ada satu yang tidak terkunci. Sebuah ruangan yang masih kosong. Setidaknya ia bisa bersembunyi dan beristirahat sebentar dari kejaran cewek-cewek tadi.
Youngjae mengawasi keadaan di luar melalui kaca transparan di tengah-tengah daun pintu. Cewek-cewek tadi ternyata masih mengejar sampai sana. Youngjae buru-buru merunduk untuk menyembunyikan diri saat mereka lewat. Beruntung nggak ada yang menyadari keberadaannya di sana.
Setelah di rasa telah aman, perlahan Youngjae membuka pintu sambil tetap mengawasi keadaan di luar. Youngjae ke luar masih dengan sedikit merunduk. Ternyata masih ada satu orang lagi yang tersisa. Namun itu bukan dari rombongan cewek-cewek tadi. Tapi itu Eun Ji.
Youngjae menatap cewek itu penuh minat seakan mendapatkan kembali tawanannya yang lepas. "Lo sengaja kan ngelakuin hal tadi?" desis Youngjae tajam.
Eun Ji hanya mampu membeku dan menelan ludahnya sendiri.
Dengan sigap, Youngjae menyambar tangan Eun Ji tanpa membiarkan cewek itu memberontak sedikitpun. Ia lalu membawa Eun Ji ke dalam ruangan kosong tadi.
"Youngjae! Lepas!"
Cowok itu baru melepaskan Eun Ji setelah benar-benar menutup pintu di belakangnya. Ia bahkan berdiri di tepat di depan daun pintu agar cewek itu nggak bisa kabur ke luar.
"Puas lo ngeliat gue kayak orang gila kabur buat ngindarin kejaran cewek-cewek itu?"
Mendengar itu, Eun Ji justru menatap Youngjae meremehkan. "Lo pikir gue nggak stress di kejar sama Minhyuk?" balasnya mengingat kejadian ketika Minhyuk mendatanginya di kampus.
Youngjae justru tersenyum dengan menarik satu sudut bibirnya. "Jadi lo balas dendam?"
"Pengennya sih nggak. Tapi pengecualian untuk lo," kata Eun Ji. Ia lalu menunggu sampai Youngjae membalasnya kembali. Cowok itu justru terdiam. "Kenapa diam?" Eun Ji kemudian balas tersenyum dengan menarik satu sudut bibirnya. "Fansnya Naeun," cibirnya pelan.
"Apa lo bilang?" desak Youngjae sambil menarik kedua lengan Eun Ji. "Fansnya Naeun?" ulangnya dengan tatapan tajam karena bisa dipastikan Youngjae memang mendengar ucapan Eun Ji.
"Apa lagi namanya kalo bukan fansnya Naeun? Lo nggak pernah bisa ngerebut Naeun dari Daehyun, kan? Itu karena perasaan tulus mereka yang nggak mudah dihancurin hanya karena cowok kayak lo! Jadi selamanya lo cuma bisa jadi fansnya Naeun aja."
Youngjae nggak membalas perkataan Eun Ji sedikitpun. Namun posisi mereka masih tetap sama. Youngjae masih menatap tajam ke dalam mata Eun Ji. "Lo pasti nyesel udah ngelakuin hal itu ke gue," desisinya tajam. Dan sedetik kemudian, Youngjae menarik tengkuk Eun Ji lalu mencium gadis itu tepat di bibirnya.
Sekuat tenaga Eun Ji memberontak. Ia bahkan sampai menendang tulang kering Youngjae agar cowok itu benar-benar melepaskannya. Mata gadis itu sudah merah seperti hampir menangis. Di saat Youngjae sibuk meringis sambil memegangi kakinya, Eun Ji nggak menyia-nyiakan kesempatan untuk kabur dengan sebelumnya mendorong tubuh Youngjae ke samping karena menghalangi jalannya.
Youngjae nyaris saja tersungkur. Namun ia juga nggak berniat sedikitpun untuk mencegah kepergian Eun Ji. Youngjae mengusap wajahnya. Sedikit merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan tadi. Belum lagi ketika melihat raut wajah Eun Ji sebelum meninggalkannya.
***
"Nanti gue nyusul ke kantin," kata Zelo sambil menepuk pundak Hayoung. Ia membiarkan cewek itu pergi duluan. Nggak lupa, Hayoung juga membawa kotak makanan yang tadi diberikan Zelo untuknya.
YOU ARE READING
Perfect Love
FanficYongguk : "Kalau ada pemuda lain yang bersedia menikahimu dalam waktu dekat, kabari aku." Yongguk berujar dingin lalu meninggalkan Chorong begitu saja di sana. Nggak peduli bahwa cewek itu adalah kekasihnya. Himchan : "Apaan sih!" Himchan tampak ris...