***
Eun Ji memasuki sebuah studio foto karena panggilan dari Peniel. Di sana cowok itu sedang melakukan pemotretan karena pekerjaannya yang sebagai fotografer. Eun Ji duduk si sebuah kursi untuk menunggu Peniel. Orang-orang yang terlibat di sana juga sudah mengetahui tentang Eun Ji.
"Kita break 15 menit," seru Peniel pada para model-modelnya. Ia kemudian berbalik dan memberikan kameranya pada seseorang yang sejak tadi sibuk berkutat di balik layar komputer. Peniel sendiri tidak heran dengan keberadaan Eun Ji di sana. Ia lalu melangkah ke tempat cewek itu berada. "Ke ruangan gue aja," kata Peniel singkat.
Tanpa bertanya apa-apa lagi, Eun Ji mengikuti langkah cowok itu.
Sesampainya di ruangan tersebut, Peniel dan Eun Ji menghempaskan tubuh mereka di sofa. Eun Ji kemudian membongkar ranselnya dan mengambil sebuah map dari sana yang langsung ia serahkan pada Peniel.
Peniel mengintip sedikit isi map tersebut. Sedetik kemudian ia menghela napas berat lalu menatap Eun Ji sendu. "Dunia desain bener-bener butuhin orang kayak lo." Dengan tanpa semangat, Peniel melempar map ke atas meja.
Eun Ji hanya mampu menyandarkan punggungnya lebih dalam ke sandaran sofa. "Nggak usah bahas itu lah, Niel."
Peniel sudah menegakkan tubuhnya. "Client gue yang ini kayak orang terpaksa di jodohin. Jadi, nanti lo di sini aja. Nggak usah di ruangan yang biasa lo pake. Biar gue yang nahan cowoknya di luar."
"Terpaksa di jodohin?" ulang Eun Ji tentang perkataan Peniel.
"Lo pasti ngerti, lah. Dan cewek ini keliatan cukup tertekan. Jadi gue harap lo bisa sesabar mungkin sama dia," jelas Peniel. "Gue sengaja ngelimpahin tugas ini ke lo karena gue yakin cuma lo yang bisa ngerti dia."
"Lo udah kenal mereka sebelumnya?" tanya Eun Ji lagi.
Peniel menggeleng tegas. "Dia dapet rekomendasi ke gue dari Namjoo."
"Apa mungkin Namjoo juga berpikir hal yang sama kayak lo? Dia rekomendasiin lo karena dia tau lo pasti bakal ngajak gue kerja sama?"
Peniel perpikir sesaat tentang perkataan Eun Ji. "Bener. Dan secara nggak langsung dia minta tolong sama lo." Peniel dan Eun Ji kemudian sibuk dengan pikiran masing-masing. Seseorang mengetuk pintu ruangan Peniel dari luar. "Masuk!" seru Peniel dengan suara keras.
Pintu perlahan terbuka dan memulcukan seorang cewek yang juga karyawan di sana. "Tamu anda sudah datang," lapornya.
Peniel mengangguk cepat. "Suruh masuk saja," ujarnya setengah memerintah.
Cewek tadipun langsung berbalik dan tak lama kemudian ia kembali dengan membawa seorang cewek dan cowok bersamanya.
"Semoga berhasil," bisik Peniel sambil menepuk pelan pundak Eun Ji sesaat sebelum berdiri untuk menghampiri dua tamunya tersebut yang ternyata adalah Chorong dan Changsub. "Kalian udah dapat rekomendasi tempat untuk pemotretan?" tanya Peniel setelah berdiri di hadapan Chorong dan Changsub tersebut.
Tidak ada yang merespon ucapannya. Seperti yang bisa terlihat, Chorong sedikit tertunduk dan sangat menghindari ketika Changsub seakan berusaha mengajaknya bicara.
Peniel sempat melirik Eun Ji sesaat seperti mengatakan bahwa ucapannya tadi tentang Chorong terbukti. Sama sekali nggak terlihat kalau mereka pasangan yang saling mencintai, terutama dari sisi Chorong. "Hmm... bagaimana kalau kalian lihat rekomendasi dari saya?" ujar Peniel seolah mengalihkan suasana. Ia lalu melirik Chorong. "Mba Chorong bisa berbincang dengan Eun Ji," serunya sambil menunjuk ke tempat Eun Ji berada. "Dia desainer kami," lanjutnya.
YOU ARE READING
Perfect Love
FanfictionYongguk : "Kalau ada pemuda lain yang bersedia menikahimu dalam waktu dekat, kabari aku." Yongguk berujar dingin lalu meninggalkan Chorong begitu saja di sana. Nggak peduli bahwa cewek itu adalah kekasihnya. Himchan : "Apaan sih!" Himchan tampak ris...