Part 13

44 3 0
                                    

***

Dengan langkah yang sedikit sempoyongan, Himchan menuju dapur sambil memegangi perutnya yang kosong. Ia belum makan apa-apa dari pagi. Dan saat memeriksa tudung saji di atas meja makan, sudah tidak tersisa apa pun di sana.

Himchan melirik jam dinding yang baru menunjukkan pukul 10 pagi. Masih cukup lama jika menunggu sampai Jongup pulang sekolah untuk membawakannya makan siang. Apa lagi mengharapkan Yongguk pulang. Karena paling cepat kakak tertuanya itu pulang di hari sibuk adalah jam 7 malam.

Sementara Daehyun...

"Kenapa tuh anak nggak kepikiran bawain gue makanan juga, sih?" Himchan menggerutu sendiri. Mungkin wajar Daehyun melupakan hal tersebut karena ia sedikit panik mendengar berita tentang Himchan. Dan jika saja Himchan dalam kondisi sehat, ia pasti bisa mengolah sendiri bahan makanan yang tersedia di dalam kulkas.

Himchan menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi makan. Sesekali ia memejamkan matanya yang terasa berat. Pusing di kepalanya juga masih cukup terasa. Dan lebih tidak memungkinkan untuk ia pergi mencari makan ke luar. Himchan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Membaringkan tubuhnya di sana.

Himchan sempat memeriksa ponselnya yang ternyata hanya berisi pesan tidak penting dari pacarnya, Yookyung. Cewek itu ingin bertemu Himchan sepulang cowok itu mengajar. Namun sama sekali tidak ada balasan apa pun dari Himchan sendiri.

Detik berikutnya, terdengar pintu utama rumah terbuka pelan. Suaranya sampai ke telinga Himchan, namun cowok itu enggan untuk bangkit kembali. Karena mungkin saja yang ada adalah Yongguk, Daehyun, Jongup, atau mungkin ibunya, Gina.

Himchan menunggu sampai ada yang terdengar berbicara atau mungkin memastikan jika ada orang di sana. Tapi sama sekali tidak ada yang terjadi. Sampai akhirnya, pintu kamar terbuka. Sepintas terlihat rambut panjang yang berkibar. Dan Himchan sampai menajamkan matanya. Tidak mungkin ketiga saudaranya tiba-tiba memiliki rambut panjang.

"Maaf, aku kira Mas Himchan tidur."

Himchan menghela napas karena ternyata yang datang hanya Bomi. Ia menegakkan tubuh seiring Bomi yang melangkah masuk. Seakan itu adalah ijin dari pemilik kamar.

"Mas Himchan udah makan?" tanya Bomi untuk memastikan.

Bomi terlihat gugup dari biasanya ketika berhadapan dengan Himchan. Dan saat Himchan menggeleng, samar-samar Bomi terlihat tersenyum. Lega, karena usahanya tidak sia-sia. Meski biasanya Himchan memang selalu menghargai pemberiannya walau dengan tanggapan yang kurang bersahabat.

"Mau di sini atau di meja makan?" tawar cewek itu lagi.

Himchan hanya melirikkan matanya ke arah pintu. Dan itu artinya, ia ingin makan di luar kamar. Kemudian, Bomi mengulurkan tangan menawarkan bantuan pada Himchan. Namun saat Himchan membalas uluran tangan Bomi, ternyata tarikannya lebih kuat dan Bomi yang kurang siap. Akhirnya, Bomi justru terhuyung ke depan. Beruntung Himchan menangkap pundak cewek itu. Mengakibatkan wajah mereka menjadi sangat dekat.

Beberapa saat mereka masih bertahan dalam posisi seperti itu. Sampai akhirnya, suara ketukan pintu yang membuyarkan mereka. Himchan yang terkejut, menyingkirkan tubuh Bomi dengan sedikit kasar ke samping hingga cewek itu terhempas duduk di sampingnya.

Seseorang yang tadi mengetuk pintu kamar Himchan tidak lain adalah teman sekamar Himchan sendiri. Yaitu Yongguk.

Yongguk melangkah pelan. "Lo sakit, Him?" Ia bertanya, tapi tatapannya tidak melihat ke arah Himchan. Karena Yongguk menuju ranjang kosong yang juga ada di kamar tersebut. Sama sekali tidak mencurigai posisi Bomi dan Himchan tadi saat ia datang.

Perfect LoveWhere stories live. Discover now