***
Sebenarnya Youngjae masih bisa bertahan di rumahnya hingga sore hari. Namun karena kegelisahan tentang foto-foto masa lalu yang ia temukan, Youngjae lebih memilih untuk meninggalkan rumah siang itu juga.
Youngjae bertemu dengan Namjoo di luar. Cewek itu juga memang berniat mengunjungi rumah Youngjae. Sambil membawa sesuatu, Namjoo tersenyum dengan tetap melangkah menghampiri Youngjae.
"Kok udah pulang?" seru Namjoo.
Youngjae memaksakan senyumannya terukir. "Ada perlu sebentar. Tapi ini gue juga udah mau berangkat lagi." Tatapan Youngjae kemudian tertuju pada sesuatu di tangan Namjoo. "Apaan tuh? Lo nggak mau kalah sama gue buru-buru nikah?" godanya.
Namjoo tidak langsung menyahut. Cewek itu bahkan seakan kehilangan kata-kata. Namun ia sadar, Youngjae sudah memilih cewek lain meski ia sendiri tidak pernah tahu kisah cinta Youngjae.
Buru-buru Namjoo mengembalikan kesadarannya. Sambil menyodorkan sebuah undangan ke hadapan Youngjae, Namjoo berusaha terlihat ceria. "Bukan gue. Tapi Chorong."
Mendengar nama Chorong disebut, sontak senyuman Youngjae memudar. Dan dengan malas Youngjae menerima undangan tersebut. "Kok Chorong masih mau sih nikah sama Changsub? Jujur aja, gue sedikit kurang respect waktu pertama kali ketemu cowok itu. Sok protective."
"Bukan sama Changsub, kok."
Youngjae menoleh ke tempat Namjoo dengan penuh minat. Tapi kemudian, ia buru-buru memeriksa undangan tersebut. Selanjutnya, Youngjae kembali menatap Namjoo. Kali ini dengan tatapan menuntut penjelasan. Karena pada undangan tersebut masih atas nama Changsub sebagai calon suami Chorong.
Namjoo mengalihkan tatapannya sesaat. Mengingat nama Changsub, membuatnya juga kembali teringat pada Hyunsik. Kekasihnya yang sama-sama menjadi korban tabrak lari seperti Changsub.
"Lo nggak denger berita tentang Hyunsik dan Changsub?"
Youngjae justru semakin bingung karena Namjoo justru melemparinya pertanyaan. Namun belum sempat berpikir, Youngjae sudah lebih dulu menyerah. Malas berpikir untuk hal yang tidak terlalu ada kaitan dengan kehidupan pribadinya.
"Sorry, gue nggak tahu apa-apa."
Namjoo mengangguk-angguk, mengerti. Atau lebih tepatnya berusaha mengerti untuk seorang Youngjae. Dan dengan berat hati, Namjoo menceritakan tentang apa yang terjadi pada Changsub dan Hyunsik hingga sampai merenggut nyawa dua cowok tersebut.
Youngjae mengulurkan tangan untuk mengelus pundak Namjoo. "Lo pasti bakal dapet yang lebih baik sebagai pengganti Hyunsik."
Namjoo langsung menolehkan wajah karena tiba-tiba air matanya menetes. Youngjae yang melihat itu, tanpa sungkan menyeka dengan tangannya sendiri. Sebagai bentuk perhatiannya sebagai teman dan tetangga pada cewek itu.
***
Junhyung dan Hyuna menoleh ke belakang karena mendengar sebuah langkah kaki. Mereka mendapati Eun Ji di sana dan menatap anak perempuannya sedikit bingung. Tidak menyangka jika Eun Ji sudah ada di rumah mereka.
Hyuna sampai berdiri karena sedikit tidak percaya dengan penglihatannya. "Kapan kamu pulang? Sama Youngjae, kan?"
Eun Ji sedikit mengulur waktu untuk menjawab. "Belum lama, sih. Iya sama Youngjae. Tapi dia tadi buru-buru pulang."
"Terus, sekarang kamu mau ke mana?" Junhyung ikut ambil bagian untuk menanyai anaknya.
"Mau ke... rumah Youngjae. Tiba-tiba kangen lagi sama dia," tukas Eun Ji. Jelas ia berpura-pura mengatakan hal itu. Padalah dalam hati, ia memaki sendiri. Tidak mungkin seorang Eun Ji merindukan Youngjae.
YOU ARE READING
Perfect Love
FanfictionYongguk : "Kalau ada pemuda lain yang bersedia menikahimu dalam waktu dekat, kabari aku." Yongguk berujar dingin lalu meninggalkan Chorong begitu saja di sana. Nggak peduli bahwa cewek itu adalah kekasihnya. Himchan : "Apaan sih!" Himchan tampak ris...