"Kalo nggak mau cerita juga gapapa kok, Young." Zelo lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Cepat-cepat Hayoung menahan tangan Zelo. "Zel, tunggu."
Zelo menatap lembut karena ia nggak mau memaksa cewek di sampingnya itu. "Hayoung gue nggak..."
"Kakaknya Jongup pacaran sama mba Chorong, kakak gue." Hayoung menyela ucapan Zelo. "Sedikit banyaknya gue tau tentang cerita keluarga mereka. Jongup udah nggak punya ayah. Sedangkan ibunya kurang memperhatikan dia dan ke tiga kakaknya karena frustasi pernah kehilangan dua anaknya sekaligus."
Zelo membeku mendengar cerita keluarga Jongup.
"Jongup nggak mungkin minta uang ke kakak-kakaknya untuk ganti kamera lo yang rusak. Dia akhirnya kerja part time di café milik kakaknya Sungjae," lanjut Hayoung. "Makanya gue minta sama lo jangan pernah sekalipun mendesak Jongup buat cepat ngeganti kamera lo. Dia juga nggak mungkin lari dari tanggung jawabnya."
Karena Zelo cukup lama merespon ucapannya, Hayoung memilih kembali melanjutkan langkahnya. Namun Zelo juga cepat menyadarinya dan langsung menyambar tangan Hayoung.
"Apa itu juga alasan lo selalu peduli ke dia?"
Hayoung membalikkan badan. "Maksud lo, Zel?" tanyanya bingung.
Zelo menghembuskan napasnya. Ia lalu menatap Hayoung tepat di mata cewek itu. "Lo suka sama Jongup?"
Mendengar itu, Hayoung justru terkekeh. "Nggak lah, Zel. Jongup udah suka sama orang lain. Begitu pula dengan gue. Udah ya," ujarnya buru-buru. Hayoung langsung balik kanan dan memperbesar jaraknya dengan Zelo. Dalam hati cewek itu merutuki diri. "Mudah-mudahan Zelo nggak curiga apa-apa."
"Young! Hayoung!" teriak Zelo, namun cewek yang di maksud seperti nggak mendengarnya.
***
Daehyun dan Bomi menemani Naeun menunggu taksi di halte dekat gerbang kampus mereka. Nggak lama, Eun Ji dan Ilhoon melintas di depan mereka. Mereka saling sapa karena Eun Ji akan pulang bersama adiknya, Ilhoon. Namun nggak ada yang menyadari bahwa Naeun masih menyimpan rasa bersalahnya pada Eun Ji.
Eun Ji hanya menunjukkan senyumannya agar Naeun nggak terlalu memikirkan hal itu.
"Itu taksinya," seru Daehyun memecah keheningan. Ia lalu mengisyaratkan agar taksi berhenti. Daehyun kemudian membukakan pintu untuk Naeun.
Naeun tersenyum haru untuk Daehyun. "Makasih, Dae."
"Hati-hati," ujar Bomi tepat sebelum Daehyun menutup pintu taksi. Ia dan Daehyun kemudian langsung bersiap untuk pulang karena Daehyun juga sudah membawa motornya ke luar.
Dari dalam taksi, Naeun melihat Daehyun dan Bomi pergi ke arah yang berlawanan. Setelah itu, menyandarkan pundaknya ke jok mobil dengan gelisah. "Gue harus ngambil transkrip nilainya Eun Ji ke Youngjae," tekadnya. Kebetulan, mobil Youngjae juga sempat melintas di samping taksi yang dihuninya.
"Pak, ikutin mobil tadi," ujarnya pada sopir taksi.
Setengah jam kemudian, mobil Youngjae terlihat berhenti di depan pagar rumahnya. Naeun sendiri langsung ke luar dari taksi lalu menghampiri Youngjae.
***
Sore itu, Namjoo terlihat baru saja menyelesaikan kegiatan pemotretannya di sebuah studio foto. Namjoo berjalan menuju area parkir. Kebetulan cewek itu mengendarai sendiri mobilnya. Saat akan membua pintu, ada tangan seseorang yang menahannya. Buru-buru Namjoo menoleh.
YOU ARE READING
Perfect Love
FanfictionYongguk : "Kalau ada pemuda lain yang bersedia menikahimu dalam waktu dekat, kabari aku." Yongguk berujar dingin lalu meninggalkan Chorong begitu saja di sana. Nggak peduli bahwa cewek itu adalah kekasihnya. Himchan : "Apaan sih!" Himchan tampak ris...