Spesial Chapter

14.7K 1.5K 216
                                    








MR. Author.



Lelah berjalan mengelilingi komplek perumahannya sendiri, Lalisa menyeka keringat diwajahnya.

Tertawa kecil ketika dirinya baru menyadari bahwa sekarang--ia masih menggunakan celana boxer pendek bergambar minion juga kaos hitam lusuh Favoritnya, bahkan handuk putih yang ia bawa saat keluar dari kamar mandi tadi masih setia menggantung di lehernya.

Bodoh.

Lalisa menghentikan langkah kakinya disebuah taman tak jauh dari komplek perumahannya berada.
duduk disana--sembari memegangi handuk putih yang ia bawa untuk menyeka keringatnya sendiri.

Lalisa tersenyum kecil, kembali mengingat ketika dirinya pernah sesekali mengajak Ella-putri kecilnya menghabiskan waktu hanya untuk sekedar lari pagi dan mengajak anak itu bermain ditaman ini.

Lalisa melirik kepada beberapa orang yang berlalu lalang dihadapannya, Lalisa tahu bahwa tadi kelakuannya itu memang pantas dikatai seperti anak kecil.
Harusnya, Ia tak memperlihatkan rasa cemburunya ketika Jackson datang kerumah mereka

Harusnya Ia tak terpancing dengan segala ucapan Jackson, dan lihatlah sekarang.
kelakuannya tadi, membuat Ella semakin tak mau melihat wajahnya karena takut.

iya.. Lalisa dapat merasakan bahwa anaknya sendiri takut dengan dirinya..

Lalisa rindu putri kecilnya, Ia juga merindukan Jennie. wanita nya...

Cengeng..

Lalisa menyeka airmatanya sendiri yang secara tak tahu malu malah tumpah disaat ia berada ditempat seperti ini.

Lalisa malu untuk pulang, Ia juga malu untuk kembali bertemu dengan Ella.

" Pa..pa.."

Lihatlah, bahkan saking rindunya Lalisa dengan putri kecilnya itu--Lalisa seakan merasa dirinya mendengar suara Ella yang sedang memanggilnya;suara menggemaskan yang sangat Lalisa rindukan.

"Pa...pa.."


Lalisa menghapus airmatanya cepat, saat Ia merasakan dua tangan mungil yang tiba-tiba datang memeluk kedua pahanya.


"Ella.." Cengeng; Lalisa semakin menjadi menangis, mendekap tubuh mungil dihadapannya dan memeluk bocah itu dengan sangat erat.

"Jangan menangis, kau cengeng sekali. maafkan aku Honey.."

Jennie, berdiri tepat dihadapan Lalisa. tersenyum sembari menghapus airmata suaminya itu.
Lalisa mengerucutkan bibir, merajuk sekaligus menahan malunya sendiri--kedapatan menangis hanya karena perdebatan kecil mereka tadi.

" jalanmu cepat sekali, aku dan Ella harus mengejarmu susah payah sampai kakiku rasanya pegal begini. jangan menangis lagi, Okay?" Ucap Jennie tersenyum manis,

Wanita itu mengecup sekilas bibir Lalisa, sementara Lalisa hanya mengangguk sebagai jawaban--lebih memilih menarik pinggang istrinya itu lantas memeluk tubuh wanitanya dengan erat.

"Maafkan aku, jangan tinggalkan aku."

Serak Lalisa berucap, Lantas kembali memeluk erat tubuh kedua orang yang sangat ia cintai itu.
mengecup seluruh wajah putri kecilnya hingga anak itu kembali merengek karena Lalisa tak henti-hentinya menggigit kedua belah pipi Ella dengan gemas.

"Kau belum menyapa anak kita yang ini..." Tunjuk Jennie pada perutnya sendiri.

Lalisa terkekeh kecil, " astaga aku lupa, morning Baby Boy..Aku mencintaimu.." Bisiknya, lalu mencium perut Jennie cukup lama.

Jennie yang melihat itu menggigit bibir, malu sekaligus merona karena perbuatan kecil yang Lalisa berikan.

Jennie sadar, apa yang Lalisa lakukan tadi kepada Jackson menunjukan bahwa setengah wanita itu sedang menahan api cemburu.
Jennie sangat tahu itu, namun perbuatan Lalisa tadi sungguh tak bisa dibenarkan.

Jackson hanya mampir sebentar, membawakan beberapa barangnya yang tertinggal dirumah sang ayah.
Sebenarnya, kemarin Jennie meminta bantuan Taeyeon unnie.

Berhubung Taeyeon unnie tidak sempat untuk mengantarkan kembali beberapa barang milik Jennie yang tertinggal, Jennie menghubungi Jackson.

Dan Lalisa, Ia hanya salah sangka jika Jackson benar-benar ingin merebut Jennie dari Lalisa.
Jelas tidak mungkin, Jennie tertawa kecil dalam hati mengingat Jackson--pria itu sudah mengenalkan calon tunangannya kepada Jennie.

Kesimpulannya, Jackson hanya ingin membuat Lalisa panas dan cemburu.
mungkin sekedar membalas bogeman mentah yang diberikan Lalisa kepada Jackson malam itu.

Well.. Lalisa memang sangat menakutkan jika ia sedang marah.

Dan tadi, Jennie sempat khawatir jika Lalisa akan kembali memukul Jackson hanya karena hal sepele--dan untungnya Lalisa masih mampu menahan diri.

Ah~dan untuk anak kedua mereka, Lalisa tampak sangat bersemangat jika anak keduanya nanti berjenis kelamin Laki-Laki.
Jadi, jangan heran jika si bodoh itu malah menyebut Baby Boy disetiap ia menyapa anaknya di dalam sana.

"Pa... tu..."

Ella meronta ingin minta dilepas, anak itu menunjuk-nunjuk kearah taman bermain ditengah taman.
Lantas, Jennie dan Lalisa saling melirik satu sama lain.

"Kajja... saatnya Quality time dengan keluargaku." teriak Lalisa girang.

menyeret anak dan istrinya ketempat itu, sementara Jennie mengulum senyum menggelengkan kepala.
Namun, jemarinya menggenggam erat jemari Lalisa dibawah sana.





"Maldives?"

"jangan disana lagi, kita sudah pernah kesana Honey"

"Malibu? sepertinya mengasyikan sayang.."

"Nope.. aku ingin ke..."


"kemana?"

Jennie tersenyum, memeluk tubuh Lalisa erat lantas berbisik. " Hawaii..."

"Ayee...Yeee.. Mrs.Manoban. Hawaii untuk lima hari kedepan.."


Bulan madu yang kedua..

Keduanya tertawa kecil, saling memeluk dan mendekap tubuh satu sama lain..

"Hawaii.. i'm Coming.." Ucap Ella dalam hati..









•••••••


Vote dan komen jangan lupa... hoho..

double up yeeeayy...

MR.❤







Love Your Body 2 (JENLISA)COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang