13.LYB2--Hawaii

13.8K 1.1K 131
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














MR. Author














"Cantik.." Gumam Lalisa pelan.

Ia tersenyum kecil dengan kedua mata yang tak sedikit pun beralih menatap kearah Jennie diujung sana.
Memandangi wanita itu dari kejauhan--menikmati hembusan angin pantai sedang dirinya sibuk mengambil potret sang istri dengan kameranya.


"Berhentilah mengambil gambar Baby... Come here, aku ingin memelukmu." Seru Jennie, melambaikan satu tangannya kearah Lalisa.

Setengah wanita itu tersenyum lebar, tak sedikitpun mau bergerak dari posisinya. Lalisa menatap sekelilingnya untuk beberapa saat,
Ia kembali memandangi Jennie dari kejauhan lalu memejamkan mata sejenak.
Entah kenapa, hatinya terus berdebar secara tak tahu malu untuk kesekian kalinya.

Ini mungkin terdengar berlebihan, hanya harus Lalisa akui jantung nya akan selalu begini jika itu menyangkut dengan seorang Jennie Manoban.
Wanita yang tak pernah Ia sangka akan menjadi teman hidupnya sekarang.

Wanita yang tak sama sekali Lalisa sangka akan melahirkan keturunannya, wanita yang rela menghabiskan seluruh hidupnya untuk menemani masa tuanya.


Mungkin kisah hidupnya ini bukanlah cerita yang menarik untuk di dongengkan. Bukan seperti putri salju yang tertidur beribu tahun menunggu kedatangan sang pangeran, bukan tentang Cinderella yang meninggalkan sepatu kacanya ditengah malam, juga pastinya bukan seperti si Beauty yang bertemu dan terperangkap didalam rumah si Beast.


Ini tentang pertemuannya dengan si gadis angkuh bernama Jennie Kim, yang dijodohkan dengan paksa oleh sang ayah dan diharuskan menikah dengan si gadis aneh bernama Lalisa Manoban.
Cerita mereka mungkin tidak menarik, bahkan jika dijadikan buku pun tidak akan ada yang mau membacanya.


Tapi, siapa yang peduli? Lalisa hanya akan menceritakan kisahnya kepada para anak cucu mereka nanti.
Sekilas khayalan tentang dirinya yang mulai menua, terduduk di pinggiran kursi tua dengan jendela kecil tepat menghadap kearah matahari.


Dia tidak sendiri, disana..wanita yang Ia cintai tengah tersenyum memandanginya dengan tatapan sendu dan wajah yang mulai menampilkan guratan keriput.
Mereka berdua saling berpelukan, memberikan kehangatan satu sama lain hingga suara teriakan cucu-cucu mereka memanggil.

Tak sadar akan apa yang Ia bayangkan sedari tadi, airmatanya jatuh.
Lalisa membuka kedua matanya, menyeka airmatanya sendiri sembari tertawa kecil menggelengkan kepala.




"Ah~Indahnya..." Lirih Lalisa pelan mendongak kearah langit lantas setengah wanita itu tersenyum sembari menyeka ingusnya sendiri.


"Honey.. kau menangis?" Tanya Jennie, yang entah sejak kapan sudah berdiri tepat dihadapan Lalisa.


Love Your Body 2 (JENLISA)COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang