Penilaian Tengah Semester

7.3K 1.1K 73
                                    

"Woy Minjung goblok, kisi-kisi PAI gue mana?" tanya Dohyon kepada Minjung yang sedang duduk di depan ruangan mereka ulangan.

Ulangan Tengah Semester memang sedang berlangsung di SMP Bina Nusa 1, seluruh murid sekolah tiba-tiba menjadi insyaf. Termasuk kelas 9f.

Pagi ini aja Haruto dan Doyoung dengan kompak saling menghafal beberapa hadist dan surat.

"Sumpah gue belom hafal yang yaumul anjir." keluh Haruto

"Yaummul hisab doang gue taunya." gumam Jeongwoo yang fokus membaca daftar pustaka di belakang buku paket.

"Yammul Adzab ada ga sih?" tanya Doyoung entah pada siapa.

"Lo kata sinema pintu taubat indosiar apa."

"Sifat yang memiliki harapan postif-"

"Dua garis biru." sela Kangmin pada Linlin yang sedang bergumam menghafalkan materi "tespeknya positif."

"Woy Min, Nun matu ketemu alif-"

"Alifnya kaget," jawab Kangmin langsung saat Wonyoung bertanya, dan jawaban dari Kangmin itu jelas langsung mendapatkan balasan berupa pukulan dengan papan berjalan untuk ulangan oleh Wonyoung.

"Taekhyeon kita itu harus ikhtiar, berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan atau cita-cita." kata Yuna mebyeramahi Taekhyeon yang sedang tiduran di pojok kelas.

"Ini gue lagi ikhtiar Yun, jadi diem aja deh." sela Taekhyeon dan setelah itu memejamkan matanya, menjadikan tas milik Chaeyeon sebagai bantal.

"GUUUYS MASUUUUUK," teriak Mao dari arah luar "PENGAWAS UDAH PADA KELUAR DARI KANDANG"

Seketika suasana kelas menjadi heboh, posisi duduk yang diubah menjadi satu meja untuk satu orang membuat mereka sulit untuk bergibah.

"Anjir, Pak Eunji.." gumam Jeongwoo saat seorang guru IPS bernama Eun Jiwon masuk ke dalam kelas.

"Tas kalian silahkan dikumpulkan, di meja hanya ada papan ulangan, alat tulis dan kartu peserta." suara Pak Eunji langsung membuat suasana kelas menjadi tegang.

👦

Setelah baca doa, dan Pak Eunji membagiakan lebar soal dan jawaban. Suasana kelas menjadi hening.

Kelas F yang menjadi kelas dengan rata-rata nilai tertinggi, memang bisa dibilang menjadi kelas percontohan.

Mereka jika sedang ulangan seperti ini otaknya akan benar-benar digunakan.

Kelas mereka benar-benar hening.

Tak ada bisik-bisik untuk bertanya, jika sedang seperti ini suasana persaingan sangat terasa.

Sedekat apapun mereka, mereka tetap memiliki ambisi untuk mendapatkan nilai tertinggi.

Dan selama hampir dua jam itu, para manusia duduk dengan serius membaca soal dan mengerjakannya.

👦

"Anjir gue cuma ngafalin unsur instrisik cerpen."

Wonyoung langsung mendelik saat mendengar perkataan Jeongwoo, "Kita ga ada meteri cerpen anjir."

"Bodo amat, gue cuma ngafalin cerpen, sama majas."

"Udah elah, ala kadarnya aja." saut Minjung "mentok-mentok juga disuru buat cerpen."

"Kenaikan kelas aja waktu itu disuru bikin Puisi," saut Dohyon "padahal kaga ada materi puisi."

Jeda lima belas menit sebelum mata pelajaran berikutnya, membuat anak-anak 9F sedikit menenangkan otak sembari memakan beberapa jajanan yang mereka beli di kantin.

"Udah belum makannya?"

"Pak Kyuuuuuuu," teriak Minjung heboh saat guru matematika mereka sudah muncul di depan kelas dengan tangan penuh membawa amplop coklat besar berisi soal dan lembar jawaban.

"Azeeek, Pak Kyuhyun yang jagaaaa." kata Linlin heboh "Jadi semangat aku tuh."

Cho Kyuhyun, guru matematika yang menjadi idaman para siswi.

Chayeon saja pernah bilang, bahwa seluruh murid perempuan di kelas itu suka sama matematila bukan karena materinya, tetapi karena guru yang jelasin materinya.

Seluruh murik kelas 9f langsung kembali ketempat duduk masing-masing. Berbarengan dengan Pak Kyuhyun yang masuk kedalam kelas.

"Bapak," panggil Minjung "munduruan sedikit." pintanya pada Pak Kyuhyun, membuat guru muda tersebut menurut dengan berjalan mundur beberapa langkah.

"Gantengnya kelewatan," lanjut Minjung menggoda Guru muda tersebut.

Susana ruangan seketika menjadi heboh, membuat suasana yang tadi sempat menegang menjadi sedikit hangat.

Tbc


Yang lagi PTS, SEMANGAT!!

HARUTO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang