Budak Cinta

7.5K 1K 81
                                        

"Nyai kenapa?" bisik Haruto kepada Jeongwoo saat melihat Wonyoung yang duduk di barisan depan mereka terlihat sangat lesu. Padahal biasanya Wonyoung selalu menjadi manusia paling semangat di pagi hari.

"Diemin aja," jawab Jeongwoo "lagi kena serangan badai cinta..." lanjut Jeongwoo berbisik. Membuat Haruto mengangguk saja dan duduk bergabung dengan Jeongwoo.

"Hari ini kita praktek renang kan?" tanya Haruto "nanti siang langsung ke gelanggang yang di Gor?"

Jeongwoo mengangguk saja, "Tadinya gue kira renang di gelanggang samudra anjir...."

"Lo mau renang sama duyung atau gimana Hah?" tanya Haruto sebal "renang sama Doyoung, Dohyon aja udah batin gue. Gimana sama Duyung."

"Won, gue liat catet--"

"Pergi." Wonyoung langsung memotong perkataan Kangmin dan segera mengusirnya. Membuat Jeongwoo memberikan kode kepada Kagmin untuk pergi menjauh dari Wonyoung yang sedang singa PMS mode on.

Setelah Kangmin pergi, Haruto dan Jeongwoo kembali asik mengobrol. Menghabiskan waktu menunggu bel masuk berbunyi. Tetapi, obrolan keduanya harus terhenti saat Wonyoung tiba-tiba saja menoleh kepada mereka.

"KENAPA DIA GAK NGASIH KABAR GITU AJA SAMA GUE?! GUE BILANG PENGIN SENDIRI BUKAN BERARTI GUE GAK NUNGGU KABAR DARI DIA KAN?!"

Beberapa murid yang sudah berada di kelas langsung menoleh kepada teriakan Wonyoung, sedangkan Haruto dan Jeongwoo sudah berubah menjadi patung yang terkena serangan jantung.

"EMANG YAAA COWOK TUH SEMUANYA BEGITU..." lanjut Wonyoung masih terus merancu tidak jelas, kali ini aksinya bahkan ditambah dengan kedua tangan yang menarik rambut Haruto dan Jeongwoo dengan kenceng.

👦

"Demi kelangsungan hidup rambut kita, Ru..." kata Jeongwoo "udah ayok kita masuk ke SMA."

Setelah tragedi tadi pagi sebelum bel masuk berbunyi, serta saat jam pelajaran dimana Wonyoung terlihat tidak konsentrasi. Akhirnya, kedua prajurit Nyai tersebut kini memberanikan diri untuk memasuki area SMA Bina Nusa 1, yang kebetulan bersebelahan dengan sekolah mereka. SMP Bina Nusa.

"Kita kaya anak ayam ilang anjir," bisik Haruto kepada Jeongwoo saat keduanya sudah memasuki area SMA yang hanya dibatasi oleh kebun sekolah.

Perbedaan seragam sekolah adalah hal yang paling mencolok diantar keduanya dan warga SMA lainnya. Sedangkan untuk tinggi badan, rasanya mereka berdua sudah cocok menjadi murid SMA.

"Kak Yedam..." panggil Haruto langsung melambaikan tangannya saat melihat senior ia di ekstrakurikuler, kedua bocah SMP itu segera berlari menghampiri sosok yang mereka harapkan mampu menjadi penyelamat.

"Lo kebawa arus mana sampe nyasar ke sini?" tanya Yerdam bingung saat melihat kedua juniornya itu memasuki area SMA.

"Arus mudik, Kak."

"Arus balik lebaran..."

Yedam hanya mendelik saja saat mendengar jawaban kedua juniornya yang hampir bersamaan.

"Serah lo pada lah, gue mau ke kan--" perkataan Yedam langsung terhenti saat kedua juniornya itu dengan kompak memeluknya. Hingga membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian.

"Kak Yedam yang terhomat," kata Jeongwoo dengan formal, sedangkan Haruto sudah berdiri tegap dan tangan kanan yang Hormat kepada Yedam "tolong bantu kami mencari pacar Wonyoung dimana."

"Maksud lo pada, Jisung?" tanya Yedam mengingat Wonyoung juga juniornya di paduan suara, sedangkan kekasih dari Wonyoung merupakan teman beda kelas Yedam.

Haruto dan Jeongwoo dengan kompak mengangguk, "Kak Jisung tetangga gue itu, Kak."

"Gue gak peduli Jisung tetangga lo atau bukan," balas Yedam "si Jisung jam istirahat biasanya ada di lapangan futsal. Main bola."

Haruto dan Jeongwoo dengan kompak mengangguk, dan setelah itu berputar lalu pergi begitu saja meninggalkan Yedam.

Tetapi, belum jauh kedua manusia seperti setan itu pergi. Mereka kembali berjalan berbalik kepada Yedam yang masih terdiam di tempat yang sama.

"Lapangan futsalnya dimana Kak?" tanya Haruto sembari menyegir, dan setelah itu keduanya langsung mendapatkan jitakan dari Yedam.

👦

"Faedahnya kita disini apaan sih anjir?" tanya Yedam kepada Haruto dan Jeongwoo. Ketiganya duduk berjejer, berdempetan seperti sedang di angkot.

"Nyai tadi pagi masih kaya singa liar anjir," komentar Jeongwoo "lah sekarang malah kaya kucing persia."

Ketiga manusia itu memang sedang memperhatikan sepasang kekasih yang baru saja berbaikan. Berkat bantuan Jeongwoo dan Haruto yang dengan keberanian penuh serta rasa takut akan kebotakan diusia dini, Mereka datang menghampiri Jisung.

Jisung yang kebetulan mengenal Haruto semenjak kegiatan remaja masjid itu, langsung menyanggupi permintaan Haruto dan Jeongwoo saat mereka meminta Jisung untuk berbaikan dengan Wonyoung.

"Oh... jadi ini yang namanya budak cinta..." gumam Haruto tetapi tidak didengar oleh Jeongwoo dan Yedam yang sudah fokus memakan roti bakar pesanan mereka yang baru saja tiba.

Haruto tiba-tiba saja teringat pesan AAnya.

'Masih kecil jangan cinta-cintaan dulu. Manusia kalo udah kenal cinta kadang gak bisa ngendaliin dirinya sendiri. Belajar yang bener, otak kalo mau bego pas lagi bercanda aja.'

Aa-nya benar, manusia tidak bisa mengendalikan dirinya saat sudah mengenal cinta. Tanpa sadar, tanpa terarah. Tiba-tiba sudah menjadi budak cinta. Dengan sendirinya.

Tbc

Makanya banyak pasangan yang putus gara-gara mau fokus UN

Mereka adalah pasangan yang aku temui saat sedang berkelana di Mbah Google

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka adalah pasangan yang aku temui saat sedang berkelana di Mbah Google.

Btw, Haruto akan tetap menjadi jomblo hingga work selesai.

HARUTO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang