"Entah apa yang meruskinya," gumam Jeongwoo yang tiba-tiba menjadi puitis mengutip dari sebuah lagu yang sedang viral.
"Masih lama kaga sih anjir?" tanya Haruto yang sudah merasa pegal kerena berdiri.
"Nanti dulu, belum ketemu." jawab Wonyoung yang masih sibuk pada jejeran permen berbungkus warna merah yang ada di koperasi.
Ketiga anak manusia ini sedari-tadi memang berada di koperasi, bermaksud membeli pulpen yang selalu hilang saat sedang sayang-sayangnya.
Tetapi, seperti biasa. Koperasi SMP Bina Nusa memang memiliki kospirasi tersendiri, dimana jika kembaliannya hanya seribu rupiah. Maka itu akan diganti menjadi 5 buah permen.
Dan permen kali ini yang berada di koperasi adalah permen Kiss yang di belakang bungkusnya ada tulisan penyemangat, gombalan atau kata-kata bucin lainnya.
Dan salah satu manusia yang sedang masuk kedalam jejeran anggota baru paguyuban bucin adalah, Jang Wonyoung. Si anak kelas 9f yang katanya pintar, tetapi berubah menjadi orang gila baru semenjak baru jadian dengan anak SMA Bina Nusa yang berada di sebelah sekolah mereka.
"Nyari tulisan yang kaya gimana sih?" tanya Haruto yang sudah mulai bosan "Coba Jeong bantuin noh temen bucin lo tuh."
Jeongwoo menghela nafasnya, "Cari tulisan apa sih?" tanya Jeongwoo yang akhirnya ikut turun tangan membantu temannya. Sedangkan Haruto memilih untuk memainkan plastik bubble wrap yang membungkus alat kesenian baru.
"Yang tulisannya Love you," Kara Wonyoung dengan mata fokus pada jejeran permen Kiss berbungkus merah.
Jeongwoo dan Haruto dengan kompak mendelik, temannya yang biasanya terlihat cuek dan terkesan tidak peduli. Kini sudah benar-benar menjadi budak cinta.
"Kalian belum selesai juga?" tanya penjaga koperasi yang tadi sempat keluar karena dipanggil oleh TU.
"Udah bu ini udah," jawab Jaeongwoo yang dengan asal mengambil lima bungkus permen "tadi kita jagain koperasi dulu sambil nunggu ibu."
Haruto mengangguk setuju atas perkataan Jeongwoo, "Yaudah bu, kita permisi dulu ya bu. Udah mau bel." pamit Haruto dan segera menarik Jeongwoo yang menarik Wonyoung untuk segera pergi menjauh dari koperasi tersebut.
👦
"Tuh kan kaga ada yang bagus kata-katanya," keluh Wonyoung saat membaca tulisan-tulisan yang berada di belakang bungkus permen tersebut.
"Won, jangan kaya orang susah lah." balas Haruto "Udah permennya dari kembalian pulpen koperasi, harganya serebu lima biji lagi."
Jeongwoo mengangguk setuju atas perkataan Haruto, "Lagian ya, jangan permen napa, ganti sama coklat atau minimal beng-beng ke"
Wonyoung menatap tajam kedua temannya itu, "Kemaren dia ngasih gue permen Kiss tulisan belakangnya Love you," cerita Wonyoung "kan gue pengen bales pake permen yang sama, kalo bisa tulisannya love you too."
Haruto dan Jeongwoo dengan kompak membutakan bola mata mereka, merasa malas saat mendengar kebucinan temannya yang sudah berada di taraf akhir.
"Emang kalo orang jatuh cinta kaya gini ya Ru?" tanya Jeongwoo pada Haruto, sedangkan Haruto hanya mengedikan bahunya tanda tak tahu.
"Gak pernah jatuh cinta gue," jawab Haruto santai sembari mencomot satu permen berbungkus merah tersebut dan memakannya setelah bungkus tersebut dikupas.
👦
"Harga satu bungkus permennya 5.800," komentar Haruto "kita genapin jadi 6 rebu, satu pak isinya 50 bungkus permen. Dan peluang harapan kita mendapatkan tulisan love you too di belakang bungkus itu lebih kecil dari satu, itu artinya mustahil."
"Jadi, kita harus beli 2?" tanya Jeongwoo saat mendengarkan teori Haruto yang entah dari mana.
"Jadi, kita gak usah beli. Ganti aja sama yang laen." balas Haruto "Lagian si Nyai ada-ada aja anjir."
Kedua bocah berseragam SMP itu kini berada di sebuah minimarket, tepatnya berada di depan beberapa pak permen yang terjejer rapi dipajang.
"Lo tau kan kalo Nyai Wonyoung ngamuk, udah lebih serin dari ratu pantai selatan?" tanya Jeongwoo melebih-lebihkan, "udah turutin aja, daripada kita berdua kena kutuk."
Haruto menghela nafasnya, dan memilih pasrah dengan mengambil dua bungkus pernen Kiss berbeda warna.
Setelah pergi ke kasir untuk membayar, kini keduanya sedang duduk di kursi hitam yang disediakan oleh pihak minimarket.
Dua anak manusia tersebut sama-sama fokus menunduk pada meja yang sudah berserakan 100 permen dari 2 pak merek yang sama.
"Jam setengah 3 nanti, si Won datang ngambil permennya." jelas Jeongwoo "Kalo belum juga ketemu bisa jadi kejadian kita bolos pas mapel PKN si Wonyoung bocorin ke nyokap lo dan gue."
Haruto masih tetap fokus memilih permen-permen tersebut. Lelaki tersebut tidak peduli jika matanya akan jereng, daripada kelakuannya yang pernah bolos diketahui oleh Sang Bunda.
Begitupun dengan Park Jeongwoo.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUTO✓
Fanfiction[KIMcheees Series] Namanya Haruto, pencinta Indomie Soto dan waktu kecil suka banget nonton Naruto Anak bungsu keluarga Kim tetapi Marganya bukan Kim Salah satu contoh dari korban Vaksin Palsu Anak kesayangan Ayah Heechul