Remed Bukan Gayaku

5.9K 948 72
                                    

"Napa lo? Ada yang diremed?" tanya Wonyoung saat melihat wajah Haruto yang lesu. Sedangkan di tangannya terdapat beberapa lembar jawaban yang sudah dinilai.

Jika minggu kemarin adalah minggunya class meeting. Maka minggu ini adalah minggu remedial. Para siswa memiliki waktu hingga hari rabu untuk memperbaiki nilai. Sedangkan kamis adalah waktunya wali kelas mencetak rapot lalu hari jumat adalah waktunya bagi rapot.

"PAI gue masa 85..." gumam Haruto sedih dengan tatapan tidak percaya saat melihat nilainya di ujung kanan lembar jawaban.

"Azab ngelambe itu namanya..." kata Wonyoung santai. Membuat Haruto mendelik dan hampir saja menoyor Wonyoung. Tapi mengingat Nyai Won merupakan titisan ratu pantai selatan, ia tak jadi menoyornya.

"Ru, matem lo dapet berapa?" kali ini Yuna yang datang menghampiri Haruto "masa essay nomor 5 gue salah...." Haruto langsung menyerahkan lembar jawaban matematikanya kepada Yuna dengan santai.

"WOOOOAAH HARUKAAA..." kata Wonyoung kagum saat melihat nilai sempurna pada lembar jawaban matematika Haruto. "Gue aja 98."

"Won, kok ini si Haru pake 3,14 ya?" tanya Yuna heran kepada Wonyoung.

"Kan itu gak bisa dibagi 7, masa 130 bisa dibagi 7..." jelas Wonyoung kepada Yuna.

"HARUUUUUU... MASA GUE REMED IPAAAA..." teriakan Jeongwoo langsung membuat Haruto menoleh, lembar jawaban PAInya bahkan sudah tidak ia hiraukan lagi.

"Ko bisa?" tanya Haruto dan langsung mengambil lembar jawab sahabatnya itu. "Si goblok... Won temen lo tuh."

Wonyoung yang sedang menjelaskan matematikan pada Yuna langsung menoleh kepada Haruto yang memperlihatkan lembar jawaban IPA milik Jeongwoo.

"Anj..." umpat Wonyoung saat membaca jawaban Essay milik Jeongwoo. "SEJAK KAPAN RAJA SINGA JADI PENYAKIT PENCERNAAN?!!"

"Jeong gobloknya jangan dibawa sampe ulangan napa..." komentar Haruto "keseringan acting bego, jadi bego beneran kan lo."

"Ck... otak gue udah butek, jadi gue tulis aja yang gue tau..." bela Jeongwoo membuat Haruto dan Wonyoung kompak mengumpat, sedangkan Yuna masih bingung dengan kesalahannya di essay matematika.

"Remedi yang dikasih sama Pak Eunji apaan?" tanya Wonyoung "kapan terakhir dikumpulin?"

"Bikin makalah tentang system reproduksi dan pencernaan, kumpulin nanti jam 2." Jeongwoo menjawab dengan santai, sedangkan Haruto langsung mengumpat. Hanya ada waktu 3 jam sebelum jam 2 siang, tetapi sobatnya itu masih terlihat santai, padahal nilai IPAnya berada diambang bawah KKM pada nilai rapor.

"Warnet di pertokoan pasti rame," gumam Wonyoung "Warnet sebrang juga gue jamin rame...."

Ini yang diremedialnya lagi santai sambil ngegambar logo persib di lembar jawabannya. Tapi dua sahabatnya malah mikir keras nyari cara untuk menyelesaikan tugas remedial dia.

Persahabatan yang sangat luar binasa memang.

"Pulang dulu aja ke rumah," saran Haruto "gue rasa masih bisa."

Jadwal KBM yang sudah kosong memang membuat para siswa bisa pulang atau keluar dari gerbang sekolah sebelum jam pulang.

"GAK," tolak Jeongwoo cepat. "Bisa dikeluarin dari Kartu Keluarga kalo emak gue tau kalo IPA diremed."

"Ya makanya, tau emak lo galak. Ngerjain soal gak pake mikir!" umpat Wonyoung kesal sembari menabok kepala Jeongwoo.

"GUE PUNYA IDA!!" teriak Haruto, membuat beberapa murid di kelas menoleh kepadanya.

"Ida siape?" tanya Kangmin yang terkejut saat mendengar teriakan Haruto.

"Mantannya Billy Syapura..." jawab Haruto asal sembari memakai tasnya dan bergegas keluar dari kelas. Membuat Wonyoung dan Jeongwoo dengan kompak membuka mulut mereka, menatap heran kepada Haruto. "WON! JEONG! AYOK!"

***

"Kita ngapain ke Café Mas lo?" tanya Wonyoung heran saat keduanya baru saja keluar dari gerbang sekolah.

"Udah ikut aja..." jawab Haruto yang jalan memimpin kedua sahabatnya. "Kali aja cowok lo juga lagi di café mas gue."

Platte Café cabang pertama milik Mas Jinhwan memang dekat dengan komplek sekolah Bina Nusa. Para Pelajar SMA Binus biasanya menjadikan Platte café tempat nongkrong mereka. Sedangkan anak SMP macam Haruto cees termasuk jarang nongkrong di cafe. mentok-mentong kang cilor depan SD Bina Nusa.

"Bentar—" tahan Jeongwoo cepat. "Ini lo pada mau bantuin gue bikin makalah IPA atau nyari cowoknya Won?"

"Dua-duanya..." jelas Haruto "Sekali dayung dua tiga pulau terlewati, kali aja bisa makan gratis juga."

Ketiga pelajar berseragam putih biru dongker itu kini sudah berjalan memasuki Platte café milik Mas Jinhwan. Dengan Haruto yang memimpin dan berjalan lebih dahulu.

"Uto..." panggil Ahra—Kekasih dari Donghyuk—manager di café tersebut. "Kamu gak sekolah?"

"Lah ini aku pake apa Teh? Kostum badut mampang?" balas Haruto setelah menyalimi kekasih dari Kakaknya itu. "Teh, bawa laptop gak?"

"Kenapa?"

"Mau ngerjain tugas IPA punya temen, sekalian ngeprint juga...."

"Ke kantor aja, ada laptop teteh..." Haruto langsung mengangguk dan segera bergegas menuju ruangan yang Ahra sebut kantor.

"Sumpah ya Ru, lo manusia paling beruntung yang pernah gue temuin..." komentar Wonyoung saat ketiganya sudah berada di dalam ruangan kantor. "Punya keluarga kaya, Kakak banyak perhatian sama lo, pacar kakak-kakak lo juga baik. Nikmat tuhan mana lagi yang engkau distakan?"

"Banyak anjir," saut Jeongwoo "Haru-kan muka-muka pendusta."

"Lo udah gue bantuin, malah ga sadar diri ye!" balas Haruto kesal sembari membuka laptop milik Ahra. Membuat Jeongwoo hanya menyengir dan ikut fokus pada laptop milik kekasih kakak temannya itu.

"Yaudah ayok Sahabat Uwo, bantu Uwo menyelesaikan tugas remedi dari Pak Eunji ini..." kata Jeongwoo dengan suara terdengar seperti dora yang mengajak para penonton mencari jalan pulang.

"Uwo dan Uto... kalian sungguh serasih..." gumam Wonyoung tak banyak peduli kepada kelakuan kedua sahabatnya.

"Ngerjain tugas apaan sih?" tanya Ahra yang tiba-tiba saja datang dari pintu yang tehubung dengan area dapur. Sedangkan kedua tangannya sudah membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Haruto dan teman-temannya.

"Remedi—"

"Kamu diremed?" sela Ahra cepat, "Kok bisa?!"

"Bukan akuuuu..." balas Haruto "Jeongwoo tuh nilai IPAnya kurang 2 point."

"Oh... kirain kamu..." jawab Ahra santai

"Remedial bukan gayaku..." jawab Haruto sombong dan langsung mendapatkan delikan kompak dari Jeongwoo dan Wonyoung. Sedangkan Ahra hanya terkekeh saja.

"Tadi aja lo udah kaya orang hilang arah pas liat nilai PAI 85..." sindir Wonyoung membuat senyum sombong Haruto berubah jadi kecut.

"Yaudah kerjain aja, kalo mau print, printernya disitu..." jelas Ahra dan memilih untuk kembali keluar dari ruangannya.

TCB

HARUTO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang