Class Meeting

6.6K 953 37
                                    

"Ngapain lo bawa kangkung?!" tanya Yuna heran saat melihat Jeongwoo memasuki kelas sembari mebawa beberapa ikat kangkung mentah.

"Yo Minjung... yo Minjung... Yo! YO MINJUNG!" teriak Jeongwoo seakan-akan sedang menjadi team cheerleader sembari menggerak-gerakan tangkung di kedua tangannya.

"Si Minjung lomba baca puisi, bukan turnamen sepak bola!" koreksi Doyoung yang sedari-tadi sedang mendata nama anggota kelasnya yang akan ikut lomba class meeting hari ini. "Lomba debat, Haruto, Kangmin sama Taekhyeon. Mereka udah datang belum?"

"Debat kenapa kaga pake si Yuna, Yeji aja sih?" protes Taekhyeon malas ikut berlomba "meraka juara debat nasional."

"Jangan dong," tolak Dohyon yang sedari-tadi sedang duduk di meja Haruto yang masih kosong, sembari memakan bekal milik Mao. "Kita harus buktikan kepada dunia, bahwa 9F memiliki potensi luar biasa pada setiap muridnya. Gak Cuma yang udah biasa terjun ke lomba debat aja. Yang gak ikut lomba nasional juga bisa debat."

Chayeon yang sedang duduk di sebelah Dohyon langsung mendelik, "Halah, Bul. Ngomong aja lo bener. Kemaren ikut lomba hias parsel buahnya malah dimakan!" Dohyon langsung menyengir kepada bendahara kelasnya itu.

Setelah Penilaian Akhir Semester selesai. SMP Bina Nusa biasanya selalu mengadakan class meeting selama seminggu untuk mengisi kekosongan jadwal pembelajaran dan menunggu jadwal pembagian rapor.

"Keberagaman dalam bangsa kita, baik suku, agama, bahasa hingga ras adalah sebuah anugerah untuk kita, membuat kita belajar un—"

"Emang tema lomba debat apaan?" tanya Kangmin menyela perkataan Haruto yang baru saja tiba di kelas. "Keberagaman suku bangsa?"

"Bukan," jawab Haruto santai "guemah latihan suara, biar pas juri liat langsung terkesima." Kangmin langsung medelik, berusaha menahan umpatan kasar yang keluar dari mulutnya saat mendengar penjelasan Haruto.

"Hari ini debat sama puisi aja kan?" tanya Yujin kepada Doyoung yang sedang membantu Haruto, Kangmin dan Taekhyeon mengupulkan bukti untuk lomba debat.

"Iye, debat sampe babak final nanti..." jelas Doyoung kepada Yujin.

"Materinya apaan?" tanya Yujin kepada Haruto, Kangmin dan Taekhyeon yang sedang fokus pada laptop milik Dohyon. Mencari materi untuk debat,

"Rencana Kemendikbud Menghilangkan Ujian Nasional," jawab Haruto yang duduk paling dekat dengan posisi Yujin.

"Kalian cari sisi positif sama negatifnya," titah Yujin "tim akan terbagi menjadi tiga. Pro, Kontra sama Netral..." jelas Yujin yang memang pernah mengikuti lomba debat bersama dengan Yuna. "Saat kalian berargumen, mata kalian juga ikut berekspresi seakan mata kalian juga berbicara, meyakinkan."

"Banyakin data atau argument?" tanya Taekhyeon yang sedang mencatat data yang ia dapat dari internet.

"Data dan argument dari para tokoh, lalu kembangkan juga argument kalian."

"Argumen gue nih ya kalo kita kontra, UN itu seharusnya tidak dihapuskan, agar para penerus bangsa sekarang bisa merasakan sakitnya diputusin karena alasan fokus UN. Enak aja, masa gue doang yang ke—ADAAAW SAKIT GOBS"

"Yoo Kangmin dan Yoo Jaesuk, kalian memang bapak dan anak..." gumam Taekhyeon menyebut nama kepala sekolah mereka yang merupakan ayah dari Kangmin.

***

"Jingga itu perlahan pergi....

"Tak lagi disini... bersama mentari."

Minjung yang biasanya bobrok dengan kejahilan tanpa batas, kini sedang serius tampil membaca puisi karyanya sendiri. Teman-teman sekelasnya ikut menonton. Lebih tepatnya mengintip dari balik jendela ruang kelas dimana lomba baca puisi diadakan.

"Minjung kalo lagi baca puisi keliatan normal anjir..." komentar Dohyon "tapi kalo udah dikelas, langsung kaya lemari kayu di lab olahraga. Bobrok."

"WOAAAH YO MINJUNG YO MINJUNG YO!" teriak Jeongwo sembari menggerak-gerakan kangkung yang tadi pagi ia bawa dari kantung belanja Mamahnya.

"YO MINJUNG!" balas Dohyon, Yuna, Yujin, Kangmin dan Linlin yang juga menyoraki teman sekelasnya yang baru saja selesai tampil. Tetapi mereka semua langsung berhenti berteriak saat melihat Bu Jihyo melirik mereka dengan tatapan tajamnya.

"Lomba debat kapan?" tanya Jeongwoo mengingat sobatnya menjadi peserta lomba tersebut.

"Udah selesai dari-tadi," jawab Yuna santai membuat mata Jeongwoo membelalak. Lelaki yang sedari-tadi memegang seikat kangkung di masing-masing tanganya langsung berlari menuju aula sekolah. Dimana lomba debat diadakan.

"Bukannya mulainnya nanti abis lomba puisi ya?" tanya Yujin dan dijawab anggukan oleh Yuna.

"Jeongwoonya aja kelewat bodoh," jawab Linlin. "Orang si Kangmin aja masih disini, diakan peserta lomba..."

"Kadang gue tuh curiga Jeongwoo nyogok Pak Hodong biar dapet perangkat di tiga besar..." saut Dohyon ikut menimbrung.

"Halah, lo juga nyogok kan biar bisa masuk kelas unggulan?" balas Yuna dan langsung mendapatkan toyoran dari Dohyon.

***

"Seperti ini saja, kami para pelajar kelas 9 yang akan menghadpi ujian di awal tahun nanti. Tak hanya ujian nasional. Ujian sekolah, praktik dan kawan-kawan lainnya. Tugas sekolah dari sekarang sudah menggunung. Akhir tahun ini kami isi dengan mengerjakan latihan soal. Hingga buku sukses UN menjadi sahabat yang selalu ada di dekat kami." Haruto sedang menjelasan kesimpulan dari Timnya yang berada di kubu Pro untuk ditiadakannya Ujian Nasional. "Dari itu semua, kami ditutut untuk melampaui standar yang diberikan oleh Negara agar kami dinyatakan lulus.

"Memang bedar apa yang dikataan oleh team C, bahwa Tuhan memberikan ujian hidup dan selalu ada ujian untuk menuju tingkat yang lebih tinggi. Tetapi, apa Tuhanmu memberikan rata-rata nilai? Apa Tuhanmu memberikan keterangan tidak lulus atau ijazah. Terlepas dari tidak adanya rata-rata nilai dan ijazah. Tetapi kita masih tetap berusaha untuk menghadapi ujian hidup tersebut. Lagi pula, Tuhan saja memberikan ujian kepada hambanya yang ia tahu pasti mampu melewati ujian tersebut. Hingga setiap manusia diberiakan cobaan yang berbeda. Sedangkan ujian nasional? Seluruh soal didapatkan dari pemerintah nasional, yang belum tentu tahu kemampuan seluruh murid secara mendalam dan keseluruhan. Tidak seperti Pak Kyuhyun." Seketika riuh tepuk tangan dari para penonton mergemuruh. Jeongwoo bahkan sudah sibuk menggerak-gerakan kangkungnya dengan heboh. Hingga kangkung tersebut bertebaran kepada penonton yang lainnya.

"Pak Kyuhyun guru matematika yang tahu kamampuan setiap siswa di kelas, atau Pak Eun Jiwon yang memberikan soal berbeda pada setiap anak." Lanjut Haruto dan melirik sebentar pada waktu yang tersisa untuknya "Jadi, saya rasa ditiadakannya ujian nasional adalah keputusan yang tepat."

Sorakan Pak Hodong bersama murid kelas 9f langsung bergemuruh saat Haruto baru saja menyelesaikan kesimpulannya. Wali kelas 9f itu bahkan sudah asik memutar-mutarkan kangkung milik Jeongwoo dengan heboh. "YOOW HARUUU... SWAAAG." Teriakan Pak Hodong mendominasi diantara anak muridnya.

TBC

HARUTO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang