8. Sebuah penjelasan?

3.8K 140 4
                                    

Kevin menoleh pada sumber suara yang sedari tadi menggangu pendengarannya. Ia merasa tadi ada suara perempuan sedang bercengkrama tetapi ketika ia menoleh justru tak ada siapapun yang ia lihat.

"Kenapa sih bang? Nengok nengok ke belakang mulu, " Ucap Perempuan yang sedang bersamanya.

"Gapapa tadi abang ngerasa ada orang disini selain kita, kayak suara perempuan dan abang ngerasa ngenalin suara itu," Ucap Kevin.

"Bang setahu angel abang lagi deket ya sama perempuan di sekolah ini dan itu satu angkatan sama kita," Tanya angel

"Kamu tau darimana?" Tanya Kevin heran.

"Astaga abang gosip itu udah tersebar kalii, cewenya beda agama kan sama kita?" Ucap Angel.

Kevin bukannya menjawab justru diam membisu, dia ingin jujur kepada Angel namun rasanya tak siap. Biasanya apapun yang Angel ketahui tentang dirinya pasti selalu bercerita ke mamanya. Dan kali ini Kevin tak mau sang mama mengetahuinya.

"Ih abang bukannya jawab malah bengong," Gerutu Angel.

"Sorry Sorry, yaudah yuk ke kelas aja pelajaran Kimia udah mau abis," Ajak Kevin.

***

Kevin berjalan melewati koridor mendapat tatapan tak biasa dari murid-murid sekolah ini. Dan ia tahu apa sebabnya pasti tangannya yang di gandeng oleh Angel. Ia pun tak acuh, membiarkan karena baginya Angel adalah gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya, kemudian ia tak sengaja berpapasan dengan Melody. Ia pun berhenti sebentar lalu mereka saling bertatapan kemudian Melody membuang muka dan lanjut berjalan.

Sontak ia ingin mengejar Melody namun tangan dari Angel mencekalnya.

"Abang sama Angel aja ya, " Ucap dia memelas.

Akhirnya Kevin pasrah dan akan menjelaskan kepada Melody ketika pulang sekolah.

"Cakepan aku lah sama yang tadi mah, ngapain sih bang ngejar ngejar dia? Agama juga beda," Omel Angel.

Kevin tak menyahuti perkataan gadis disebelahnya, fokusnya hanya kepada Melody. Melody marahkah? Cemburu kah? Bisakah ia mendapat maaf dari gadis itu?

Biasanya pelajaran Kimia sangat ia sukai namun kini ia tak dapat berkonsentrasi pada pelajaran tersebut.

"Abang bengong mulu, kenapa sih? Biasanya paling semangat kalo pelajaran Kimia kok sekarang engga si" ucap Angel mulai berbicara kembali.

"Bisa diem ga kamu, abang lagi pusing nih," Ancam Kevin.

"Kok abang gitu sih? Pasti gara gara si cewe genit itu kan?" Ucap Angel kesal.

"Dia punya nama dan nama dia bukan cewe genit," Ucap Kevin emosi.

"Tap..." Ucap Angel.

Belum Angel menyelesaikan ucapannya ia merasa nyalinya ciut dan memilih untuk diam karena ia tahu jika Kevin sudah bersikap seperti itu artinya ia sedang marah dan tak ingin diganggu.

***

Tak terasa Bel pulang pun telah berbunyi dan Kevin bergegas memasukkan buku-bukunya ke dalam tas serta sesegera mungkin ia ingin menemui Melody.

"Bang mau kemana sih buru-buru banget?" Ucap Angel mencekal pergelangan tangannya.

"Abang ada urusan kamu duluan aja," Ucap Kevin.

"Gamau tau aku pengen ikut sama abang," Ucap Angel menantang Kevin.

Kevin mulai kesal kembali dan matanya melotot ke arah Angel. Kemudian gadis itu bergedik ngeri dan akhirnya mengalah membiarkan Kevin menyelesaikan urusannya.

"Iih bang Kevin kalo marah serem juga, emang ga pernah berubah dari sd," Ucap Angel.

Kevin berlari menuju kelas Melody. Ia beruntung karena kebetulan Melody sedang piket dan keadaan kelas telah sepi.
Ia pun segera menghampiri Melody.

"Saya mau bicara sama kamu boleh?" ucap Kevin yang sebenarnya ia pun gugup mengatakannya.

"Bicara apa? Kalo ga penting maaf saya gabisa," Ucap Melody acuh.

"Ini penting banget buat saya," Ucap Kevin yang mulai serius.

"Nanti saya jemput di depan kompleks perumahan kamu," Ucap Kevin kembali.

"Gabisa kalo mau sekarang aja saya gaada waktu," Ucapnya dengan tegas.

"Tapi mee.." Ucap Kevin.

"CEPET NGOMONG GAUSAH BERTELE TELE," Ucap Melody yang mulai emosi.

"oke, saya cuma mau bilang yang tadi kamu lihat saya sama perempuan itu dia bukan siapa-siapa saya," Ucap Kevin mulai menjelaskan.

"Bukan siapa-siapa tapi deket cih dasar cowo," Gumam Melody.

"Ngapain kamu ngejelasin itu? Sumpah ga penting banget buat saya. Kamu juga bukan siapa siapanya saya kan jadi untuk apa?" Ucap Melody jutek.

"Karena saya gamau liat kamu marah dan cemburu ke saya," Ucap Kevin.

"Gausah geer deh anda," Ucap Melody dengan tegas.

"Anggap kita gakenal gausah ganggu hidup saya lagi," Ucap Melody ingin beranjak pergi.

"Kenapa gitu? Katanya ga cemburu tapi kok sikap kamu begitu ke saya," Tanya Kevin.

Melody diam tak berkutik ia juga bingung seharusnya jika memang ia tak merasakan cemburu tak perlu Melody melakukan hal hal yang seperti ini.

Kevin pun menghampiri Melody dan memeluknya Melody ingin sekali menolak namun ia tak mampu dan justru hatinya menginginkan itu, ingin sekali dipeluk oleh laki laki yang dicintainya.

"Saya tau kamu cemburu, saya tau kamu marah bahkan kecewa sama saya makanya kamu bilang kayak gitu, Dan saya gamau kamu ngerasain itu lama lama makanya saya ngasih penjelasan ini ke kamu," Ucap Kevin.

"Saya sama gadis itu emang deket, bahkan dia udah saya anggap adek sampai dia memanggil saya dengan sebutan abang padahal kita seumuran, karena saya bisa melindungi dia dan pemikiran saya lebih dewasa daripada dia. Tapi percaya sama saya, wanita yang saya suka cuma kamu bukan dia bahkan mereka," Lanjut kevin.

Sambil mendengarkan apa yang Kevin ucapkan Melody menangis bahkan sampai terisak, tersentuh dengan kata kata dari Kevin. Memeluk erat tubuh Kevin dan Kevin membelai rambutnya supaya membuat tenang gadis yang ia cintai.

"Jangan nangis saya gamau liat kamu sedih," Ucap Kevin sambil melerai pelukannya dan mengusap air mata Melody.

"Maaf, aku udah salah paham sama kamu, Jujur emang aku cemburu karena aku sayang dan gamau kehilangan kamu meskipun kamu bukan siapa siapa aku," Ucap Melody.

Kevin pun tersenyum mendengar ucapan gadisnya.

"Kamu gapantes saya jadiin pacar tapi nanti pantesnya saya jadiin istri," Ucap Kevin bercanda.

"apaan sih ngarep banget dih," Ucap Melody yang mulai tersenyum.

Kevin pun bahagia hubungannya dengan Melody kembali membaik. Meski pun ia masih memikirkan ucapannya yang tadi, akankah ia dapat mempersunting Melody sedangkan mereka saja jelas berbeda.

Namun Kevin tak mau mengambil pusing ia ingin Berbahagia dahulu dengan Melody hari ini.

Disudut luar jendela tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka.

"Argh pantesan, liatin aja lo sama gue udah mulai berani ya, kita mulai permainannya," Ucap seseorang itu dengan senyum smirk nya.

Tumben update cepet? Iya nih aku kebetulan lagi banyak ide dan banyak mood yang buat aku jadi pengen update terus wkwk
Maap klo makin abstrak :v
Masi banyak typo jg wkwk
See you again in the next chapter 🐾🌻

Cinta Beda AgamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang